KTT Asean sepakati fokus penanganan terorisme dan radikalisme
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri dalam Kabinet Kerja telah selesai menghadiri KTT Asean di Laos pada 6-7 September. Menko Polhukam Wiranto menjelaskan sejumlah negara yang hadir dalam kegiatan tersebut sepakat lebih memfokuskan pada penanganan terorisme dan radikalisme.
"Dan di sini Indonesia tentu punya pengalaman yang cukup banyak soal itu sebagai negara di dunia yang penduduk islamnya terbesar," kata Wiranto sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/9).
Wiranto menjelaskan Indonesia sedang membangun suatu langkah besar dalam hal memerangi terorisme dan radikalisme. Di mana Indonesia menjadi tuan rumah International Meeting on Counter Terrorism di Bali pada Agustus lalu.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Bagaimana Kemendagri menangani radikalisme? Penanganan radikalisme dan terorisme harus melibatkan semua elemen dan unsur masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, maupun organisasi kemasyarakatan lainnya,“ ujarnya.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
"Jadi pertemuan internasional di Bali yang kita arahkan untuk bagaimana kita bersama-sama menangani terorisme internasional itu," katanya.
Wiranto menambahkan, dalam pertemuan di KTT Laos, Indonesia menyampaikan bahwa aksi terorisme dapat terjadi di manapun. Termasuk, di daerah-daerah perbatasan. Maka dari itu, pentingnya kerja sama dengan negara lain.
"Karena terorisme kan tidak mengenal batas negara, wilayahnya mereka itu seluruh dunia. Sedangkan kita punya sekat-sekat batas negara. Itu tanpa kerjasama yang cukup erat antarnegara di semua kawasan, maka penanganan terorisme akan sangat terganggu," katanya.
Selain itu, lanjut dia, terorisme dan radikalisme juga telah merambah dunia cyber. Sebab itu, Indonesia membutuhkan kemampuan teknologi yang mumpuni.
"Dan Presiden Jokowi sudah menjelaskan bahwa Indonesia juga akan meningkatkan cyber itu menjadi kemampuan berskala nasional bahkan berskala internasional untuk dapat digunakan dalam berbagai hal terutama untuk terorisme dan segala bentuk manifestasinya," ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sisi lain, Sigit menekankan, salah satu deklarasi yang diinisiasi Indonesia
Baca SelengkapnyaPerlunya pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk menyebarkan pesan toleransi dan moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, dengan kemajuan teknologi saat ini kejahatan lintas negara berkembang semakin masif dan cara-caranya semakin kompleks.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono terjunkan pasukan elite TNI guna mengawal pagelaran KTT ASEAN ke-43 pada 5-7 September 2023 nanti di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaBustan menegaskan perlu adanya kolaborasi dan sinergisitas semua pihak, untuk memberantas paham radikalisme dan terorisme.
Baca SelengkapnyaAMMTC ke-17 diharapkan menjadi platform bagi negara-negara ASEAN untuk mengevaluasi kemajuan dan kolaborasi dalam mengatasi tantangan.
Baca SelengkapnyaKTT ASEAN menjadi forum penting yang mana para pemimpin negara anggota berkumpul untuk membahas berbagai macam isu.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan Global Terrorism Index semakin baik.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo membuka ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8).
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, keanggotaan ini penting untuk meningkatkan persepsi positif terhadap sistem keuangan Indonesia.
Baca Selengkapnya