Kuasa hukum nilai kepolisian tak serius usut kasus penyiraman Novel Baswedan
Merdeka.com - Enam bulan lebih berlalu penyidik KPK Novel Baswedan disiram dengan air keras pada April lalu. Namun pelaku penyerangan belum berhasil diungkap kepolisian.
Masyarakat sipil pegiat antikorupsi bahkan mendorong Presiden Joko Widodo segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) untuk menangani mengungkap kasus tersebut.
Kuasa hukum Novel Baswedan, Saor Siagian menuding selama ini polisi tidak bertindak secara objektif dalam menangani kasus kliennya itu. Menurut dia, padahal sejumlah informasi bisa dijadikan dasar mengungkap kasus tersebut.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Bagaimana Kejaksaan Agung teliti kasus? 'Tim Penyidik mendapatkan alat bukti yang cukup untuk menetapkan RD selaku Direktur PT SMIP sebagai tersangka,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Mengapa kasus pembakaran rumah jurnalis di Sumut diusut dengan Scientific Crime Investigation? Dalam menangani kasus ini, Polda Sumut menerapkan metode Scientific Crime Investigation sebagai standar penyidikan.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Bagaimana KPK mengungkap kasus suap di Basarnas? Pengungkapan kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan pada Selasa 25 Juli 2023 sekitar jam 14.00 WIB di jalan raya Mabes Hankam Cilangkap, Jakarta Timur dan di Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Dalam OTT, KPK amankan 11 orang dan menyita goodie bag berisi uang Rp999,7 Juta.
"Polisi bukan bertindak objektif sebagaimana seorang penyidik tapi sudah menyimpulkan. Jadi mereka mulai berangkat pada kesimpulan bahwa kasus ini susah," kata Saor di LBH Pers, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (5/11).
Dia mengatakan, salah satu petunjuk awal mengungkap kasus itu adalah motor digunakan penyerang Novel pada subuh 11 April lalu. Menurut dia, motor itu milik kepolisian.
Petunjuk lainnya adalah keterangan mantan Kapolda Metro Jaya Mochammad Iriawan seperti yang dikatakan Novel kepadanya. Sebelum teror berlangsung, Iriawan berpesan ada pihak yang berencana menciderai Novel sehingga menawarkan pengawalan.
Menurut Saor, tawaran itu ditanggapi Novel dengan meminta kepolisian yang ingin memberikan perlindungan harus melapor kepada pimpinan KPK. Namun sampai Kapolda Metro Jaya diganti, ujar Saor, belum ada laporan dari Kapolda ke pimpinan KPK terkait penyidikan kasus tersebut.
"Karena kelihatannya polisi tidak kelihatan sungguh-sungguh. Saya tidak tahu ada apa di balik ini. Sehingga polisi di satu sisi juga tidak tersandera atas opini karena memang sudah setahun lebih," tegasnya.
Kemudian laporan Aries Budiman atas Novel Baswedan yang masuk tahap penyidikan sebagai perlawanan balik terhadap pemberantasan korupsi. Hal itulah yang mendasari pihaknya meminta kepada presiden segera turun tangan dengan membentuk TGPF.
"Saya kira kasus ini tidaklah rumit dan kita minta presiden dan presiden sudah berjanji memanggil Tito Karnavian. Dan kita berharap betul pada saudara Tito," tukasnya.
Saor menambahkan, dengan dibentuk TGPF ada pihak independen yang menangani kasus ini. Hasil investigasi TGPF pun nantinya diharapkan dapat membantu kepolisian mengungkap kasus ini.
Investigasi TGPF juga dapat memperjelas apakah kasus ini memang rumit atau sengaja dibuat rumit. Tim TPGF dapat berasal dari akademisi dan unsur lainnya yang telah teruji integritasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Novel lantas menyindir Ketua KPK Firli Bahuri yang meresmikan sekaligus main badminton di Manado.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan menilai KPK tidak sungguh-sungguh menangkap Harun Masiku karena ada keterlibatan petinggi partai politik.
Baca SelengkapnyaKasus ini kembali ramai diperbincangkan setelah diadaptasi ke layar lebar. Satu DPO yang terakhir ditangkap ada nama Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaKubu Pegi Setiawan meminta KPK mengawasi kasus Vina Cirebon yang kini ditangani Polda Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaHakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim Polri Susno Duadji menjadi salah satu sosok yang paling lantang dalam menyoroti kasus Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaPembina media investigasi hukum online, Iptu Benny Surbakti jelaskan soal laporan polisi yang tidak tuntas.
Baca Selengkapnya"Saya cuma khawatir bila ternyata itu tidak ada uangnya, tetapi KPK mau buat framing saja," kata Novel.
Baca SelengkapnyaMenurutnya barang yang disita oleh tim penyidik tersebut tidak ada hubungannya dengan perkara.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara KPK, Tessa Mahardika Sugiarto mengaku tidak memiliki informasi tersebut.
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim, Komjen Susno Duadji blak-blakan kejanggalan polisi dalam kasus kematian Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaHanya saja, hingga Rabu (12/6), kepolisian belum menerima surat resmi pemberitahuan mengenai jadwal praperadilan tersebut.
Baca Selengkapnya