Kubah masjid ajaib ini saksi bisu dahsyatnya tsunami Aceh
Merdeka.com - Pagi itu, Selasa (23/12) hujan terus melanda Kota Banda Aceh. Merdeka.com datang ke Ujung Pancu, sebuah kawasan terbilang parah terkena tsunami.
Masih terlihat ada beberapa bekas bongkahan bangunan di kawasan ini. Selebihnya sudah berdiri kokoh banyak rumah bantuan, baik dari NGO maupun dari Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh-Nias.
Sekilas dilihat, seperti tidak pernah terjadi apapun 10 tahun silam. Jalan sudah beraspal, pepohonan sudah rindang dan juga gedung sekolah sudah bagus, termasuk sudah ada geliat warga turun ke sawah untuk menanam padi.
-
Bagaimana tsunami terjadi di Aceh? Bencana ini terjadi akibat gempa di perairan barat Aceh, Nicobar, dan Andaman yang dipicu oleh interaksi antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Aceh Luluh Lantak Gempa dangkal berkedalaman 10 kilometer tersebut memicu pergeseran batuan secara tiba-tiba, yang menyebabkan lentingan dasar laut dan memunculkan gelombang tsunami.
-
Siapa yang menjadi korban tsunami Aceh? Dilaporkan, sekitar 132.000 orang meninggal dunia dan 37.000 lainnya dinyatakan hilang. Tragedi ini menjadi bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi di Indonesia, sebagaimana dinyatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 27 Desember 2004.
-
Di mana lokasi Museum Tsunami Aceh? Letaknya berada di Jalan Sultan Iskandar Muda, dekat dengan Simpang Jam serta berseberangan dengan Lapangan Blang Padang.
-
Kapan bencana Tsunami Aceh terjadi? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Kapan tsunami terjadi di Aceh? Tepat 20 tahun yang lalu, Indonesia mengalami salah satu bencana alam terbesar dalam sejarahnya, yaitu tragedi Tsunami Aceh. Pada Minggu, 26 Desember 2004, gelombang dahsyat menghantam Aceh setelah gempa berkekuatan magnitudo 9,1–9,3 mengguncang kawasan tersebut pada pukul 07.50 WIB.
-
Kapan tsunami Aceh terjadi? Peristiwa menyedihkan terjadi di bumi serambi Mekkah Indonesia, Aceh. Pada tahun 2004 tepatnya pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember.
Di daerah itu ada saksi bisu dahsyatnya gelombang tsunami yang sengaja dilestarikan. Kubah Tsunami, begitu warga desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar menyebutnya. Kubah inilah yang banyak diburu oleh wisatawan, terutama wisatawan asing untuk membuktikan dahsyatnya tsunami yang menerjang Aceh.
Untuk menuju ke tempat ini, harus melewati jalan yang belum beraspal sekitar 500 meter. Musim hujan tentu sedikit becek, sehingga percikan lumpur tak dapat dihindari.
Sebelum memasuki ke arena kubah dengan luas pekarangan sekitar 400 meter ini, terlebih dahulu mendapati sebuah kios yang berjualan pernak-pernik dan oleh-oleh milik Darmawan. Setelah memasuki dalam kawasan Kubah Tsunami, ada seorang wanita yang siap menyambut siapapun tamu yang datang.
"Banjir kemarin, karena hujan beberapa hari ini," kata Sriana (30), pemandu di Kubuh Tsunami mengawali pembicaraan.
Sriana saat itu sedang membuat beberapa saluran agar air yang menggenang bisa mengalir ke dalam persawahan. Akibat hujan selama 3 hari melanda Aceh, kawasan Kubah Tsunami yang berada di tengah sawah dan sekitar lereng gunung banjir hingga di atas tumit orang dewasa.
Sejak sebelum tsunami, daerah ini merupakan persawahan warga. Saat tsunami menerjang Aceh, baru banyak orang mengunjungi daerah ini. Tentu punya alasan wisatawan datang yaitu ingin menyaksikan Kubah Tsunami yang terdampar dari Masjid Jami’ berasal dari desa Lam Teungoh. Jarak terdampar sekitar 2,5 Km dari tempat semula.
"Ada 7 orang selamat dalam kuba ini dan kubah ini ibarat kapal bagi mereka saat tsunami terjadi," jelas Sriana.
Kubah ini berbentuk bulat. Di dalam kubah ada cekungan yang terbuat dari semen. Di bawah kubah ada seperti lantai. Menurut Sriana, yang berbentuk lantai ini diperkirakan atap Masjid yang terlepas dan menjadi pondasi kubah ini yang berdiri kokoh. "Diperkirakan bobot kubah ini sampai 80 ton," jelasnya.
Di penghujung perbincangan, Sriana berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk pemugaran. Agar lokasi ini bisa ditata leih rapi dan indah. Meskipun ia tidak menampik ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar membebaskan lahan di tempat itu.
"Ada dibantu dari pemerintah, tetapi hanya pembebasan lahan dan pembuatan pagar, sedangkan tanah tempat letak kubah itu dihibahkan oleh pemilik tanah," katanya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kubah ini juga disebut sebagai kapal penyelamat. Banyak orang menyelamatkan diri dengan naik ke atas kubah saat tsunami Aceh menerjang.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar hujan yang melanda beberapa wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) merenggut puluhan korban jiwa, banyak bangunan yang luluh lantak.
Baca SelengkapnyaDi tengah kehancuran akibat tsunami Aceh, tersisa keajaiban dari Masjid Rahmatullah yang tetap berdiri kokoh setelah dihantam gelombang setinggi puluhan meter.
Baca SelengkapnyaPasca bencana banjir bandang yang menerjang Kabupaten Agam, Sumatera Barat sebuah masjid nampak berdiri sendiri di antara puing-puing bangunan lainnya.
Baca SelengkapnyaAceh merupakan salah satu destinasi utama bagi wisata religi di Indonesia dengan keindahan yang memukau.
Baca SelengkapnyaBangunan berwarna putih dengan balutan pilar-pilar menghiasi bagian depan ini dulunya sempat menjadi pengungsian di masa pemerintahan Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaMuseum yang dirancang sebagai bangunan simbolis untuk mengenang tragedi Tsunami tahun 2004 silam sekaligus tempat edukasi.
Baca SelengkapnyaUnggahan ini pun kembali viral dan menuai kekaguman warganet.
Baca SelengkapnyaSejak dulu Banda Aceh terkenal sebagai kota budaya, karena kedudukannya sebagai pusat Kerajaan Aceh.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menjadi salah satu bangunan megah yang berada di Kabupaten Aceh Barat.
Baca Selengkapnya10 destinasi top di Banda Aceh: Masjid Raya Baiturrahman, Kapal Apung, dan lebih banyak lagi!
Baca SelengkapnyaPotret bangunan masjid masih berdiri kokoh di tengah area lumpur Lapindo di Sidoarjo,Jawa Timur.
Baca Selengkapnya