Kumpulkan pembantu rektor, Wiranto ajak kampus perangi paham radikal
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, saat ini hampir semua universitas atau sekolah tingkat tinggi, bisa dikatakan menjadi sasaran paham radikalisme yang masuk ke Indonesia. Dengan adanya hal tersebut, Wiranto langsung mengumpulkan seluruh Pembantu Rektor (Purek) Bidang Kemahasiswaan.
"Dari kampus, terutama Purek yang membidangi masalah kemahasiswaan, karena beliau-beliau itu yang langsung berhubungan dengan mahasiswa. Nah, ada kecenderungan bahwa kampus sekarang ini menjadi sasaran dari satu pembinaan-pembinaan, yang saya anggap sebagai bagian ancaman baru Indonesia," kata Wiranto usai mengadakan acara coffe morning bersama para Purek (Wakil Rektor) Perguruan Tinggi di Gedung Menko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).
Adapun Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan yang hadir dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Seperti dari Uhamka, UIN, UNJ, Gunadarma, Moestopo dan masih banyak lagi yang lain.
-
Mengapa Pancasila penting sebagai ideologi negara? Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersatu, merdeka, berdaulat, makmur, baik spiritual maupun material.
-
Mengapa Pancasila penting bagi Indonesia? Pancasila tidak hanya menjadi landasan hukum dan politik, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Apa pengertian Pancasila? Pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang memiliki arti prinsip atau dasar. Maka dari itu, Pancasila dapat diterjemahkan sebagai lima prinsip atau lima dasar.
-
Apa fungsi pokok Pancasila bagi negara Indonesia? Pancasila mengatur dalam penyelenggaraan aparatur negara sehingga tercapainya tujuan nasional.
-
Bagaimana Pancasila diimplementasikan di Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
Lebih lanjut, Wiranto menegaskan bahwa ideologi bangsa Indonesia ialah Pancasila dan tak bisa ditawar lagi karena sudah harga mati. "Mengapa demikian, karena ada satu masukan-masukan masalah ideologi negara. Padahal sudah kita pastikan dan sudah kita sampaikan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara, NKRI harga mati, itukan sesuatu bukan hanya slogan, tapi sesuatu yang memang sangat fundamental karena menjadi bagian dari UUD yang kita sepakati bersama," jelasnya.
Wiranto pun nantinya tidak akan membiarkan bila ada yang mencoba untuk merubah ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila untuk membelokkan ke alternatif lainnya.
"Oleh karena itu tatkala ada satu masukan-masukan lain di kampus yang mencoba untuk membelokkan atau mengganggu atau katakanlah mencoba untuk mengkoperkan, merupakan alternatif, ini yang kita cegah enggak bisa, ini yang tidak bisa kita biarkan," tuturnya.
"Oleh karena itu saya mengundang para pembantu rektor yang membidangi masalah kemahasiswaan untuk menjadikan ini sebagai isu bersama yang kita hadapi. Karena justru di tangan beliau-beliau itulah sebenarnya bagaimana pembinaan mahasiswa ini terus berlanjut," sambung Wiranto.
Di dalam diskusi coffe morning tersebut, Wiranto dan para Wakil Rektor yang datang saat itu sepakat bahwa akan mengadakan atau menambahkan materi Bela Negara di dalam kurikulum atau di dalam mata kuliah (mata pelajaran).
"Kembali tadi kita sepakat bahwa kita akan mengembalikan satu kehidupan kampus yang memang juga diisi dengan satu pembinaan kebangsaan yang terus intens. Tadi disampaikan ada usulan dari rektor, bahwa sebaiknya memang sebelum pelajaran-pelajaran itu disampaikan sebelum para dosen menyampaikan materi pelajarannya, 5 sampai 10 menit bisalah membahas isu-isu kenegaraan, 5 sampai 10 menit bicara bagaimana negeri ini yang dibangun diwariskan harus kita rawat ya," katanya.
Masa depan bangsa ini, lanjut Wiranto, justru ada di tangan para generasi baru yang mengawal negeri ini. Karena hal itu didasari adanya rasa keikhlasan dan juga rasa kasih sayang. "Masalahnya terjadi tatkala rasa memiliki itu tipis, sehingga rasa untuk membelanya tipis, inikan equal," pungkasnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil BPIP Berpesan Pancasila tetap jadi pilar utama pendidikan di universitas.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua MPR, Ahmad Basarah mengajak masyarakat Indonesia di Hamburg Jerman untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia di tanah rantau.
Baca SelengkapnyaMenurutnya mahasiswa memiliki peran penting terutama sebagai penguat moral juga sebagai penjaga nilai.
Baca SelengkapnyaHasto menantang mahasiswa untuk menggelar konfrensi Mahasiswa Asia-Afrika.
Baca SelengkapnyaProf. Yudian meminta anak muda jangan sampai terpapar ideologi yang tak sesuai dengan Pancasila
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Pancasila dasar negara yang tidak dapat diubah dan pentingnya mencegah perundungan bagi anak berkebutuhan khusus
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputi menekankan agar semua unsur memaknai Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan tindakan gotong royong.
Baca SelengkapnyaWakil Kepala BPIP Rima Agristina memberikan kuliah umum kepada 100 orang di Lemhannas.
Baca SelengkapnyaPuan berharap Pancasila sebagai landasan negara terus menjadi sumber kekuatan rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaBPIP memberikan pembekalan kepada mahasiswa penerima beasiswa LPDP
Baca SelengkapnyaIndonesia sekarang ini adalah yang terbaik karena mampu merangkum keberagaman seperti pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Baca Selengkapnya