Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kunci sukses serangan Umum 1 Maret: Gorong-gorong

Kunci sukses serangan Umum 1 Maret: Gorong-gorong ilustrasi serangan umum 1 maret. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah bukti bahwa Indonesia tak mau kalah ditindas Belanda. Peristiwa tersebut terjadi dengan sangat mendadak, dengan strategi jitu.

Keberhasilan pasukan gerilya Republik dalam melancarkan serangan, salah satunya, ditentukan oleh jalur rahasia yang sebenarnya merupakan saluran air bawah tanah, alias gorong-gorong.

Gorong-gorong di Yogyakarta berbeda dengan kota lain di Indonesia. Saluran air bukan di kanan kiri jalan, tetapi ada di bawah jalan. Ukurannya besar, setinggi satu meter hingga tiga meter hingga bisa dilalui dengan cara berlari oleh manusia.

Pasukan gerilya masuk ke dalam kota sejak tengah malam. Mereka datang dari empat penjuru kota, menuju beberapa titik sentral yang antara lain Malioboro, Stasiun Tugu, dan yang paling sentral adalah pabrik besi Watson. Ini karena dalam pabrik besi tersebut tersimpan sejumlah besar amunisi milik Belanda.

Strategi pergerakan pasukan yang digunakan oleh pasukan gerilya agar dapat cepat dan efektif adalah menjalankan perintah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sebelum penyerangan, Sri Sultan memerintahkan kepada Komandan Wehrkreise III Yogyakarta, Soeharto, untuk menyebarkan pasukan dengan menggunakan jalur bawah tanah, berupa gorong-gorong yang berada di bawah kota.

"Fungsi gorong-gorong tersebut adalah sebagai saluran air bawah tanah," ujar Totok Priyanto, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Yogyakarta ketika dihubungi merdeka.com beberapa waktu lalu.

Lokasi gorong-gorong tersebut melingkari Kraton Yogyakarta, terhubung dengan beberapa titik sentral di Kota Yogyakarta.

"Gorong-gorong tersebut dapat dimasuki lewat pintu-pintu di sekitar Ngasem," ujar Totok melanjutkan.

Dalam serangan gerilya pada tanggal 1 Maret 1949 tersebut, pasukan gerilya menyebar melalui pintu-pintu gorong-gorong yang ada di sekitar keraton. Kemudian mereka menyebar menggunakan jalur-jalur yang terdapat dalam gorong-gorong. Setelah beberapa saat pasukan gerilya menyusuri gorong-gorong, mereka keluar dengan menggunakan pintu yang terbuat dari besi.

Satu per satu prajurit keluar dari gorong-gorong. Kemudian menyebar dan bersembunyi di balik dinding bangunan. Lantas menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan, yaitu ketika sirine dibunyikan di pagi hari.

Pertempuran terjadi selama 6 jam. Pihak Belanda merasa kewalahan karena sifat serangan yang begitu mendadak. Ditambah lagi, Belanda hanya diperkuat dengan kekuatan yang sedikit. Sehingga mereka terpaksa harus mendatangkan bala bantuan dari Magelang.

Baru siang harinya bantuan itu bisa didatangkan berupa dua batalyon di bawah pimpinan Kolonel Van Zanten. Batalyon tersebut dilengkapi dengan tank dan panser, dibantu serangan udara.

Ketika bantuan tersebut masuk secara perlahan ke Yogyakarta, pasukan gerilya telah meninggalkan Yogyakarta sehingga bantuan yang datang untuk mendukung Belanda menjadi sia-sia.

Kini, gorong-gorong tersebut masih terjaga secara baik. Keberadaannya pun selalu dipantau oleh Dinas PU Kota Yogyakarta.

"Kami selalu melakukan pengawasan, agar gorong-gorong tersebut selalu terjaga," kata Totok. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari

Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.

Baca Selengkapnya
Letnan Komarudin, Si Kebal Peluru dan Salah Tanggal
Letnan Komarudin, Si Kebal Peluru dan Salah Tanggal

Letnan Komarudin atau yang memiliki nama asli Eli Yakim Teniwut, adalah salah satu prajurit yang dikenal dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret.

Baca Selengkapnya
Suasana Kota Purwokerto Saat Digempur Belanda Tahun 1947, Semua Bangunan Dibumihanguskan
Suasana Kota Purwokerto Saat Digempur Belanda Tahun 1947, Semua Bangunan Dibumihanguskan

Setelah melewati pertarungan yang sengit, pada akhirnya Kota Purwokerto berhasil dikuasai Belanda.

Baca Selengkapnya
Cureng, Pesawat Bekas Jepang Dipakai TNI Mengebom PKI
Cureng, Pesawat Bekas Jepang Dipakai TNI Mengebom PKI

Misi TNI AU mengebom Basis PKI dengan pesawat Cureng peninggalan Jepang.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia

Puncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.

Baca Selengkapnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya

Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.

Baca Selengkapnya
Kisah Umat Islam Tanah Air di Balik Agresi Militer Belanda I, Perang saat Puasa sambil Dihujani Timah Panas dan Bom
Kisah Umat Islam Tanah Air di Balik Agresi Militer Belanda I, Perang saat Puasa sambil Dihujani Timah Panas dan Bom

Pada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.

Baca Selengkapnya
Pemberontakan Silungkang, Bentuk Protes Eksploitasi Kolonial di Kalangan Warga Sumatra Barat
Pemberontakan Silungkang, Bentuk Protes Eksploitasi Kolonial di Kalangan Warga Sumatra Barat

Perlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.

Baca Selengkapnya
Jejak Peninggalan Pertempuran Tengaran di Semarang, Melihat Tempat Ibadah Para Pejuang hingga Markas Belanda
Jejak Peninggalan Pertempuran Tengaran di Semarang, Melihat Tempat Ibadah Para Pejuang hingga Markas Belanda

Pertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947

Baca Selengkapnya
Peristiwa 21 Juli 1947: Agresi Militer Belanda I, Berikut Sejarahnya
Peristiwa 21 Juli 1947: Agresi Militer Belanda I, Berikut Sejarahnya

Tepat hari ini, 21 Juli pada tahun 1947 silam, Belanda melancarkan Agresi Militer I di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Gedung Ini Jadi Tempat Musyawarah Rencana Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Begini Kisahnya
Gedung Ini Jadi Tempat Musyawarah Rencana Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Begini Kisahnya

Rencana penculikan sudah disusun secara matang di salah satu gedung, Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya