Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kurang makan, 3 atlet disabilitas Sumsel dilarikan ke rumah sakit

Kurang makan, 3 atlet disabilitas Sumsel dilarikan ke rumah sakit Ilustrasi Olahraga. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Lantaran kurang makan, tiga atlet disabilitas Sumsel yang mengikuti Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang harus dilarikan ke rumah sakit. Sementara kondisi puluhan atlet lain juga memprihatinkan.

Ketiga atlet tersebut Ilman Firmansyah dan Septian dari cabang atletik dengan diagnosa penyakit mag. Satu atlet lagi bernama Kiki dari cabang yang sama menjalani rawat jalan setelah sempat dirawat di rumah sakit. Kiki masih menjalani proses pemulihan di Wisma Atlet JSC Palembang.

Ketua National Paralympic Committee (NPC) Sumsel Ryan Yohwari mengungkapkan, para atlet tersebut merupakan kontingan Sumsel yang disiapkan untuk mengikuti perhelatan multi event olahraga akbar kaum disabilitas pada Pekan Paralympian Nasional (Peparnas) di Kota Kembang, Jawa Barat, Oktober 2016 mendatang. Ironisnya, selama pelatda berlangsung tak mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sumsel.

"Kami lagi kesulitan dana, anggaran kecil belum cair juga. Akibatnya, atlet-atlet terbengkalai sehingga sampai masuk rumah sakit karena kurang makan," ungkap Ryan kepada merdeka.com, Jumat (26/8).

Menurut dia, kurang makan itu lantaran pemerintah hanya menganggarkan biaya makan bagi 70 porsi, sementara total atlet dan pelatih yang mengikuti pelatda berjumlah 104 orang. Padahal, seluruh atlet harus berlatih setiap hari sehingga memerlukan asupan yang cukup.

"Biar semuanya bisa makan, terpaksa kami mengurangi porsi, bagi-bagi dengan yang lain. Akhirnya porsi makan kami berkurang, tak seimbang dengan jadwal latihan setiap hari," ujarnya.

Pria yang pernah menjadi juara dunia bulutangkis disabilitas tahun 2011 itu menambahkan, kontingennya juga berjuang dengan bendera Sumsel pada Peparnas Oktober nanti. Bahkan, secara prestasi atlet disabilitas tak diragukan lagi dengan bukti bahwa atlet disabilitas mampu hingga ke level olimpiade atas nama Jendy Pangabean.

"Kami berharap pemerintah bisa iba. Karena status NPC dengan KONI sudah disamakan oleh Menpora sejak Maret 2015 lalu. Kami berprestasi untuk Sumsel juga, tapi ternyata seperti tak diperhatikan," kata dia.

"Sekarang kami terpaksa bertahan saja meski kondisi kami sekarang memprihatinkan, bisa-bisa masuk rumah sakit lagi," tutupnya. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Makanan Atlet Basi Habiskan Anggaran Rp42 Miliar, Ini Penjelasan Panitia PON Aceh
Makanan Atlet Basi Habiskan Anggaran Rp42 Miliar, Ini Penjelasan Panitia PON Aceh

Diaz mengaku konsumsi dimasak di Aceh, bukan di Jakarta tempat dimana perusahaan vendor tunggal.

Baca Selengkapnya
Jeritan Hidup di 4 Desa Miskin Jambi: Maut Terasa Dekat
Jeritan Hidup di 4 Desa Miskin Jambi: Maut Terasa Dekat

Desa miskin dengan potensi besar. Untuk menuju ke RS, butuh 4 jam perjalanan.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Gempa Bawean Mulai Terserang Penyakit
Pengungsi Gempa Bawean Mulai Terserang Penyakit

Berbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.

Baca Selengkapnya
Potret Kehidupan Warga Pedalaman Sorong, Hidup tanpa Listrik dan Air Bersih, Banyak Anak Stunting
Potret Kehidupan Warga Pedalaman Sorong, Hidup tanpa Listrik dan Air Bersih, Banyak Anak Stunting

air bersih menjadi salah satu faktor anak bebas dari semua jenis penyakit, termasuk stunting.

Baca Selengkapnya
Mensos Gus Ipul Sebut 11,42 Persen Penyandang Disabilitas Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Mensos Gus Ipul Sebut 11,42 Persen Penyandang Disabilitas Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Tidak hanya itu, lanjut Saifullah, sebanyak 24 persen penyandang disabilitas belum memiliki asuransi kesehatan.

Baca Selengkapnya
Anggaran Kesehatan di 2023 Capai Rp183,2 Triliun, Tak Ada Lagi Dana untuk Covid-19
Anggaran Kesehatan di 2023 Capai Rp183,2 Triliun, Tak Ada Lagi Dana untuk Covid-19

Berikut rincian penyaluran anggaran kesehatan di 2023.

Baca Selengkapnya
Malnutrisi Bisa Terjadi pada Penderita Kanker, Ketahui Cara Mencegah dan Menghindarinya
Malnutrisi Bisa Terjadi pada Penderita Kanker, Ketahui Cara Mencegah dan Menghindarinya

Pasien kanker berisiko mengalami malnutrisi akibat pengobatan yang dijalaninya. Ketahui cara pencegahan dan penanganannya.

Baca Selengkapnya
Dianggarkan Rp4,7 Miliar, Ini Penampakan Menu Program Cegah Stunting di Depok
Dianggarkan Rp4,7 Miliar, Ini Penampakan Menu Program Cegah Stunting di Depok

Pemkot Depok beralasan karena persiapan yang singkat, imbasnya pemberian makanan pun tak sesuai.

Baca Selengkapnya
Miris, Menu Hidangan Atlet PON XXI Aceh-Sumut, Padahal Anggaran Rp50 Ribu Sangat Mengkhawatirkan
Miris, Menu Hidangan Atlet PON XXI Aceh-Sumut, Padahal Anggaran Rp50 Ribu Sangat Mengkhawatirkan

Anggaran untuk makanan atlet PON XXI ini ditetapkan sebesar Rp50 ribu, namun tampilan makanan tersebut tidak mencerminkan nilai anggaran yang ada.

Baca Selengkapnya
Vendor Diputus Kontrak Usai Beri Menu Tahu dan Kuah Sayur untuk Cegah Stunting di Depok
Vendor Diputus Kontrak Usai Beri Menu Tahu dan Kuah Sayur untuk Cegah Stunting di Depok

vendor penyedia menu pemberian makanan tambahan (PMT) tak sesuai ketentuan diputus kontraknya

Baca Selengkapnya
Kisah Haru Anak Yatim Banting Tulang Jualan Es buat Biaya Hidup, Sang Ibu Sakit Keras Hanya Bisa Terbaring di Rumah karena BPJS Menunggak
Kisah Haru Anak Yatim Banting Tulang Jualan Es buat Biaya Hidup, Sang Ibu Sakit Keras Hanya Bisa Terbaring di Rumah karena BPJS Menunggak

Sepeninggal ayah berpulang, keduanya terpaksa menjadi tulang punggung.

Baca Selengkapnya
Marasmus adalah Jenis Gizi Buruk pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mencegahnya
Marasmus adalah Jenis Gizi Buruk pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mencegahnya

Marasmus adalah kondisi kekurangan gizi. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak.

Baca Selengkapnya