Kurangi Kemacetan Jalur Puncak, Polisi Berlakukan Kanalisasi Mulai 27 Oktober
Merdeka.com - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berencana melakukan uji coba rekayasa lalu lintas 2-1 (kanalisasi) di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, pada 27 Oktober 2019.
Kanalisasi dianggap bisa menjadi solusi jangka pendek untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di Jalan Raya Puncak, mengganti sistem buka tutup jalur (one way), yang selama ini diterapkan sejak sekitar 30 tahun lalu.
Kanalisasi merupakan rekayasa lalu lintas dengan menerapkan dua jalur ke atas dan satu jalur ke bawah atau sebaliknya. Meski begitu, BPTJ membutuhkan dukungan dari banyak pihak, seperti masyarakat, Pemda dan Kepolisian.
-
Dimana Tol Puncak akan dibangun? Selain Tol Bosicuba, pemerintah juga akan membangun Tol Puncak sepanjang 51 kilometer, mulai dari Caringin, Megamendung hingga Cianjur.
-
Kapan LRT Jakarta Fase 1B dijadwalkan siap uji lintasan? Kedua balok jembatan akan disambungkan menjadi satu menggunakan balok diafragma. Setelah itu, akan dipasang rel dan sistem sumber listrik penggerak kereta, baik pada viaduk (jembatan) maupun di Stasiun Rawamangun, dengan target untuk siap dilakukan uji lintasan atau test track pada akhir September 2024,' kata Dian.
-
Dimana jalur terjal ada di Gunung Puncak Jaya? Selain menjadi salah satu gunung tertinggi di Indonesia, Puncak Jaya memiliki jalur pendakian yang ektrem. Pasalnya, gunung ini dipenuhi oleh batuan tebing yang terjal.
-
Kenapa jalan Cipanas Puncak dibangun? Tujuan awal adalah untuk pertahanan dari serangan Inggris di wilayah lautan, agar bisa diantisipasi tentara Belanda. Kemudian, Jalan Raya Pos ini juga diperuntukan sebagai akses komunikasi.
-
Dimana lokasi wisata Puncak Bogor? Wisata Puncak Bogor adalah salah satu destinasi wisata favorit bagi masyarakat Jabodetabek dan sekitarnya.
-
Kapan Dishub Jakarta akan melakukan rekayasa lalu lintas? 'Dishub DKI Jakarta melakukan sistem buka-tutup jalan di sejumlah jalan pada pukul 04.45-08.00 WIB pada saat kegiatan berlangsung,' demikian informasi dari laman @dishubdkijakarta, dikutip Sabtu (29/6).
"Dalam uji coba pertama ini akan kita terapkan dari Simpang Gadog hingga simpang Taman Safari Indonesia (TSI) sejauh 11 kilometer," kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono di Kantor Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Kamis (3/10).
BPTJ juga membutuhkan 1.000 buah kerucut lalu lintas (traffic cone) dalam menerapkan kanalisasi ini. Setiap kerucut, kata Bambang, berjarak sekitar 25 meter mulai dari Gadog hingga Simpang TSI.
"Untuk pengadaan traffic cone kita butuh waktu juga karena cukup banyak. Belum lagi kalau diterapkannya sampai Puncak Pas butuh sekitar 10 ribu traffic cone," kata dia.
Untuk menghindari adanya penyerobotan jalur, BPTJ bekerja sama dengan Sat Lantas Polres Bogor dan menyiapkan petugas untuk menjaga agar kerucut tetap berdiri membatasi jalan.
"Di samping itu sudah kita petakan juga hambatan samping seperti parkir liar dan overlap jalur. Nanti kita juga pasang baliho besar di Exit Tol Cibubur sebagai bagian sosialisasi," katanya.
Rencananya, uji coba tidak hanya berlangsung satu kali. Setelah tanggal 27 Oktober 2019, BPTJ akan kembali melakukan uji coba kedua pada 3 November 2019. Setelah itu akan dilakukan evaluasi.
"Iya nanti kita hitung waktu tempuh sebelum dan setelah diterapkan kanalisasi ini, serta aksesibilitas masyarakat akan dievaluasi," katanya.
Sementara Kasat Lantas Polres Bogor, AKP Fadli M Amri mengatakan jika kanalisasi membutuhkan kerja ekstra dari armada Sat Lantas Polres Bogor.
"Kita harus lebih pagi. Karena pemasangan traffic cone dari sekitar pukul 3 pagi," kata Fadli.
Dia memprediksi, dengan kanalisasi waktu tempuh yang dibutuhkan dari Simpang Gadog hingga ke Puncak Pas akan dua kali lebih lama, dibanding saat one way yang diterapkan.
"Dengan kita tiga jalur ke atas atau turun dengan one way, dari Gadog ke Puncak Pas itu misalnya butuh waktu 3 jam. Dengan kanalisasi 2-1 ini bisa 6 jam karena jalur hanya dua ke atas atau sebaliknya," kata dia.
Meski begitu, kepolisian tetap mendukung. "Asalkan jangan terus jadi pilihan utama. Kalau membaik oke. Tapi kalau tidak harus cari solusi lain. Makanya perlu sosialisasi secara massif dan evaluasi," kata Fadli.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendaraan yang telah melintas di jalur Puncak, data Kamis (9/5) kemarin menunjukan angka 16.000 kendaraan.
Baca SelengkapnyaUntuk optimalisasi pemanfaatan Rest Area Gunung Mas, Pemkab Bogor mengusulkan perluasan lahan parkir.
Baca SelengkapnyaRizky mengatakan sebanyak ribuan pengendara telah memadati kawasan puncak sejak kemarin dengan yang mendominasi adakah kendaraan roda dua.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor membuka kembali jalan menuju kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaWisatawan yang melintasi Jalur Puncak agar memastikan kondisi tubuh dan kendaraannya.
Baca SelengkapnyaDari 150 ribu kendaraan yang ada di jalur wisata Puncak selama Minggu (15/9), saat ini sudah terkuras sebagian, dan menyisakan sekitar 80 ribu kendaraan.
Baca SelengkapnyaPenerapan one way begitu lama karena jumlah kendaraan menuju Jakarta ditaksir mencapai 50 ribu unit.
Baca SelengkapnyaRizky mengatakan sistem lalu lintas dua arah sudah diberlakukan sejak pukul 15.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPetugas kepolisian masih terus menerapkan kebijakan one way baik menuju Puncak maupun arah sebaliknya.
Baca SelengkapnyaPengguna jalan diimbau untuk meninjau rute perjalanan agar dapat mengantisipasi rekayasa lalu lintas yang sedang berlaku.
Baca SelengkapnyaPenyekatan dilakukan di Simpang Danamon, Simpang Pasir Angin, Simpang Loka, Simpang Taman Safari dan terakhir Simpang Gunungmas.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor memberlakukan one way arah Jakarta di Jalur Puncak mulai pukul 12.30 WIB.
Baca Selengkapnya