Lagi, 103 WN China ditangkap di Bali karena kasus penipuan
Merdeka.com - Tim gabungan Cyber Crime Ditreskrimsus dan Satgas Counter Transnational and Organized Crime (CTOC) dan Sabata Sabara Polda Bali, meringkus 114 orang komplotan kejahatan online atau Cyber Fraud.
Penangkapan komplotan ini, ditangkap di dua TKP yang berbeda. Pertama, penangkapan ini, bertempat di Jalan Gatsu 1 nomor 9 Denpasar. Selasa (1/5).
Tim gabungan mengamankan 33 orang tersangka, dua di antaranya Warga Negara Indonesia (WNI) satu wanita dan satu laki-laki. Sisanya yakni 31 orang, Warga Negara Asing (WNA) asal China, satu orang wanita dan 30 orang laki-laki.
-
Apa yang dilakukan jaringan kriminal di Asia Tenggara di Telegram? Sebuah laporan terbaru dari UNODC, kantor PBB yang menangani urusan narkoba dan kejahatan, mengungkapkan bahwa aplikasi Telegram telah menjadi sarana utama bagi jaringan kriminal di Asia Tenggara untuk melakukan aktivitas ilegal dalam skala besar.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Bagaimana cara Satgas Judi Online memberantas judi online? Pembentukan satgas judi online bertujuan melakukan percepatan pemberantasan kegiatan perjudian daring secara tegas dan terpadu dalam rangka melindungi masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam sindikat TPPO? Berdasarkan hasil penelusuran BP2MI para mafia besar diduga berkomplot dengan orang-orang yang diberikan kekuasaan oleh negara, seperti aparat penegak hukum atau APH.
Untuk barang bukti yang diamankan, ialah 28 unit handphone, 3 unit router, 2 unit laptop, 38 buah paspor dan 1 unit HUB. Dari penankapan ini total keseluruhan 114 orang, 11 orang WNI, dan 103 WNA asal China.
Selanjutnya, di TKP kedua di Jalan Perumahan Mutiara Abianbase, nomor 1, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Sekitar pukul 17.00 Wita, Selasa (1/5).
Di sini, tim gabungan mengamankan, 49 orang lima di antaranya WNI, dua wanita dan tiga laki-laki. Sisanya, 44 orang adalah WN asal China, terdiri 7 wanita dan 37 pria.
Kemudian, polisi juga mengamankan barang bukti berupa, 51 unit telepon, 1 unit Laptop, 43 paspor, 5 unit handphone, 2 unit router, 2 unit printer dan 26 unit alat HUB atau alat jaringan komputer. Dari penankapan ini total keseluruhan 114 orang, 11 orang WNI, dan 103 WNA asal China.
Dir Rekrimsus Polda Bali, Kombes Pol Anom Wibowo, mengatakan bahwa tim gabungan Polda Bali, telah berhasil mengungkap kasus Cyber Crime yang dilakukan oleh sebagian besar warga negara China.
"Pengungkapan ini, adalah yang ke 8, sejak pertengahan 2017 sampai sekarang. Kita telah menangkap 114 orang 11 WNI dan 103 Warga Negara China," ucapnya. Selasa (1/5) malam.
ratusan WN China ditangkap di Bali karena kasus penipuan ©2018 Merdeka.com/Kadafi
Menurut Anom, kalau untuk para WNI ini bekerja, sebagai tukang masak, tukang nyuci dan bersih-bersih. Untuk para WNA China tersebut, modusnya adalah melakukan komunikasi lewat telepon ke negaranya di China untuk melakukan penipuan.
"Mereka melakukan bujuk rayu atau penipuan sehingga warga negara China yang mereka hubungi mentransfer uang dan ternyata itu penipuan. Misalnya, mereka mengaku dari keluarganya atau dari aparat hukum sehingga korban merasa terancam, atau merasa ada keluarganya yang menderita kecelakaan dan sebagainya sehingga dia mentransrer uang," ujarnya.
"Setelah mentransfer, ternyata itu perbuatan penipuan, dan kecanggihan dari mereka ini, bisa merubah nomor telepon digunakan dari nomor telepon kantor atau petugas-petugas di negaranya. Sehingga, ketika di kroscek, bisa menyerupai instansi atau lembaga-lembaga resmi di negaranya," jelas Anom.
Selain itu, menurut Anom, para tersangka ini mempunyai daftar nomor telepon dan aset korban yang mereka dapatkan dari pasar gelap. Sehingga, bisa menyakinkan korbannya bahwa mereka adalah petugas keamanan atau penegak hukum.
"Sebagian besar (target) adalah China, ada juga Taiwan. Kalau orang Indonesia masih belum. Dengan pengungkapan kasus tersebut, kita akan terus mengembangkan dan mendalaminya karena fenomena tersebut terus terulang. Selain itu, pengungkapan kasus ini adalah awal yang selanjutnya bekerjasama dengan kepolisian internasional," tutup Dir Rekrimsus Polda Bali, Kombes Pol Anom Wibowo.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim
Baca Selengkapnyaberdasarkan data jumlah wisatawan asing masuk Indonesia naik 30 persen terhitung hingga Mei 2024
Baca SelengkapnyaUntuk mengelabui petugas, mereka masuk ke wilayah Bali tidak secara bersamaan.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca Selengkapnya103 WNA Ditangkap di Bali, Diduga Lakukan Kejahatan Siber
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaTersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Baca Selengkapnyapihaknya akan berkoordinasi dengan Divhubinter Mabes Polri untuk mengejar bandar-bandar judi.
Baca SelengkapnyaPenangkapan ini menambah daftar panjang pemberantasan kasus judi online.
Baca SelengkapnyaPolri juga akan melacak aset-aset lain yang masih tersebar di berbagai akun yang terhubung dengan pelaku judol.
Baca SelengkapnyaModus terduga pelaku dalam menjalankan aksinya yakni pinjaman online.
Baca SelengkapnyaPolri bakal berkoordinasi dengan PPATK untuk tindak lanjut pengungkapan sindikat judi online
Baca Selengkapnya