Lahan-lahan Tidur di Banyuwangi Berpotensi Digarap Menjadi Wisata Agro
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memiliki lahan tidur atau tidak dimanfaatkan seluas puluhan hingga ratusan hektar. Agar memiliki dampat ekonomi kepada masyarakat, Pemkab Banyuwangi berencana mengembangkan menjadi wisata edukasi agro, yakni menggabungkan pameran tanaman pertanian dengan pariwisata.
Rencana pemanfaatan lahan tidur sebagai kawasan wisata agro disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat mengunjungi Festival Agro Expo yang sukses memikat ribuan pengunjung setiap harinya. Agro Expo di Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah yang dibuka sejak 25 April dan terus berlanjut hingga saat ini, selama Ramadhan. Semula kawasan Agro Expo tersebut hanya lahan tidur dan tandus seluas 10,6 hektare.
Anas mengatakan, di Banyuwangi sisi selatan, Pemkab Banyuwangi memiliki lahan seluas empat hektar yang direncanakan bakal dikembangkan seperti Agro Expo.
-
Bagaimana cara memanfaatkan lahan tidur untuk Sumatera Selatan? Khusus di Sulsel sendiri, ia mengajak seluruh stakeholder untuk memanfaatkan lahan tidur seluas 7 juta hektare, untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kesejahteraan masyarakat di 24 kabupaten kota se-Sulsel.
-
Bagaimana upaya pelestarian Lahan Basah Mesangat Suwi dilakukan? Beragam program perlindungan untuk menjaga LBMS dari beragam ancaman perubahan iklim. Mulai dari penguatan komitmen seluruh pihak yang terlibat dalam Forum Pengawasan Kawasan Ekosistem Penting LBMS.
-
Bagaimana cara Suswaningsih mengubah lahan? Dalam mengelola lahan tandus, Suswaningsih mengajak masyarakat untuk mengembangkan tanaman lokal. Untuk pengolahan hasil pertanian, Suswaningsih mengajak masyarakat untuk mempertahankan konservasi lahan tersebut.
-
Bagaimana melestarikan sumber daya alam? Salah satu cara untuk menjaga kelestarian sumber daya alam adalah dengan melakukan konservasi sumber daya alam.
-
Bagaimana Desa Janti mengembangkan potensi wisatanya? Hasilnya, desa ini mampu mandiri dan menghasilkan sumber perekonomian yang menghidupkan warga di sana.
-
Bagaimana masyarakat sekitar memanfaatkan lahan di Desa Wisata Danau Diateh? Dengan suhu yang relatif dingin, masyarakat sekitar sangat memanfaatkan lahan hijaunya untuk dijadikan pertanian. Hampir 80% dari kawasan ini masih dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar.
"Ini membangkitkan lahan tidur. Ada empat hektar di selatan misalnya, kita konservasi lagi kita buat seperti ini, sehingga lahan tidur bisa ada hasilnya, sekaligus jadi destinasi. Tapi nggak langsung kita kerjakan semua, satu berhasil tinggal copy," kata Anas beberapa waktu lalu.
Anas juga menyebut di Banyuwangi bagian barat, seperti Kecamatan Kalibaru, Pemkab Banyuwangi juga memiliki lahan tidur seluas 80 hektar.
"Lahan tidur kita banyak, di Kalibaru bahkan ada 80 hektare," ujarnya.
"Untuk bunga warna-warni (di Agro Expo) juga akan diperbanyak seluas 2 hektar untuk destinasi, saya kira tidak kalah dengan yang ada di Belanda. Anak-anak yang diajak ke sini langsung seger mata mereka lihat tanaman, biar gak main Handphone, Ipad," tambahnya.
Selain ramainya pengunjung, optimisme membangkitkan kembali lahan tidur terutama setelah melihat Agro Expo di Desa Taman Suruh berhasil disuburkan kembali dalam waktu tiga bulan, dari yang sebelumnya merupakan lahan tandus atau disklimaks. Kawasan tersebut tidak memiliki sumber mata air, dipenuhi bebatuan, sulit mengikat air dan hanya dipenuhi ilalang.
"Di sini ini kami memikirkan dalam waktu tiga bulan bisa mengelola tanah yang disklimaks, yang mulanya tidak bisa ditanam tanaman seperti ini. Kami harus mengolah, memutar otak bagaimana. Air kita masukkan dari jarak 3 kilo di atas, jauh sebelumnya sudah kita siapkan embung. Tiga bulan pertama kami kerja keras memasukkan air, mengelola lahan," kata Kepala Dinas Pertanian Arief Setiawan.
Lebih lanjut, Kasi Hortikultura, Dinas Pertanian Banyuwangi, Eko Mulyanto mengatakan, dalam waktu tiga bulan sejak Janari, pihaknya mempertebal nutrisi dalam tanah dengan pupuk organik. Tiap hektar-nya, pihaknya menaruh 30 ton pupuk organik dan unsur nutrisi lain di luasan 4,8 hektare di area tanaman.
"Ini sisa sisanya, kelapa aja tidak mau berbuah, itu pohon trembesi ditanam tahun 2006, nggak besar besar dibandingkan usia yang sama ditempat lain. Maka kami makeover dengan nutrisi tertentu, pakai bahan ramah lingkungan. Tanah sini gampang hilang air, sini batuan besar-besar maka kita butuh kompos untuk mengikat air. Kalau kelebihan air, berarti butuh mineral untuk mengurangi kelebihan air. Lahan ini tidak tersentuh selama puluhan tahun," kata Eko. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para anggota Kostrad TNI AD turut sibuk membantu para petani melakukan panen jagung hibrida di kawasan Ciletuh, Sukabumi.
Baca SelengkapnyaInisiatif ini bertujuan untuk memastikan akses masyarakat terhadap makanan bergizi di tengah ancaman krisis pangan global yang semakin nyata.
Baca SelengkapnyaPembangunan Jalur Lingkar Selatan (JLS) atau Jalur Pantai Selatan (Pansela) di Kabupaten Banyuwangi akan dilanjutkan tahun ini.
Baca SelengkapnyaKepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Baturusa KLHK, Muchtar Effendi menjelaskan, ada kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan penghijauan.
Baca SelengkapnyaDesa Cengungklung jadi satu-satunya desa pilihan BRI Cabang Bojonegoro yang diikutsertakan dalam kompetisi Desa BRILiaN 2023. Memangnya apa keunggulan desa ini?
Baca SelengkapnyaBegini potret gagah Kasad Maruli berseragam dinas bajak tanah tidur supaya kembali produktif.
Baca SelengkapnyaBupati Bandung Dadang Supriatna berencana menghidupkan kembali ribuan hektare lahan tidur di Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaPemerintah pusat akan memberikan reward bagi kepala daerah yang berhasil mengerjakan tugas ini.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Genteng Wetan Kabupaten Banyuwangi ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan yang bersih bisa mendatangkan cuan
Baca SelengkapnyaKementan menyerahkan pengelolaan pengembangan dua Agroeduwisata di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kepada Kelompok Tani (Poktan) setempat
Baca SelengkapnyaBanyuwangi diikutsertakan dalam rangkaian Geotourism Festival yang dihelat antara Indonesia dan Australia.
Baca SelengkapnyaSebuah pulau di Kecamatan Sangkulirang, saat ini sedang dikembangkan sebagai desa Bahari.
Baca Selengkapnya