Lain Jeddah, lain Mekkah dan Madinah
Merdeka.com - Sudah 20 hari secara bergelombang jemaah haji Indonesia berdatangan ke Madinah dan Makkah. Gelombang pertama jemaah haji mendarat di Bandara AMAA Madinah. Sementara untuk gelombang kedua jemaah haji langsung mendarat ke Jeddah, dilanjutkan perjalanan ke Makkah. Nyaris, jemaah haji cuma singgah di tiga kota ini.
Jeddah, Makkah dan Madinah memiliki ciri khas yang berbeda. Baik kondisi wilayah atau pun suhu. Saat tiba di Madinah, jemaah haji Indonesia bisa merasakan teriknya cuaca. Lantaran suhu di sini rata-rata 40-45 derajat celcius. Bahkan untuk di daerah tertentu misalnya Jabal Uhud, suhu bisa mencapai 49 derajat celcius. Di malam hari, cuaca di madinah cukup tinggi, bisa mencapai 40 derajat celcius. Sehingga wajar, meski malam, kadang badan terasa hangat karena cuacanya tinggi.
Bahkan, di Madinah jarang kita jumpai air dingin. Meski tanpa pemanas air, rata-rata air untuk mandi di Madinah sudah panas. Ini yang saya alami di Madinah selama 15 hari berada di Madinah. Badan pun tak pernah berkeringat di Madinah lantaran cuaca kering.
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Apa yang ditemukan di Arab Saudi tahun 2018? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Dimana rombongan haji ditampung setelah tiba di Jeddah? Saat itu belum banyak hotel seperti sekarang. Jamaah Haji Indonesia ditampung di rumah para Syekh yang ditunjuk secara resmi oleh Dirjen Haji Indonesia. Maka kopor-kopor milik para jamaah haji Indonesia di atas kapal pun telah diberi nama serta alamat rumah Syekh yang dituju.
-
Apa 'Gerbang Neraka' di Arab Saudi? Arab Saudi memiliki suatu wilayah tempat bangunan neolitikum misterius yang disebut 'Gerbang Neraka'. Tempat tersebut memiliki 400 bangunan yang berasal dari 9.000 tahun lalu.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama di Arab Saudi? Sarang lebah kuno dengan desain menakjubkan menjadi daya tarik di Arab Saudi.
-
Dimana tempat yang ditetapkan untuk melaksanakan haji? Miqot makani, artinya dilakukan di tempat yang telah ditetapkan.
Sementara di Makkah, kondisi cuaca tidak jauh beda dengan di Madinah. Tapi sedikit lebih bersahabat. Cuaca di sana di siang hari antara 38-42 derajat celcius. Di siang hari, cuaca rata-rata 40 derajat celcius. Sementara di malam hari, di bawah 40 derajat celcius.
Bagaimana dengan di Jeddah? Di kota perdagangan internasional ini, kondisi cuaca sangat-sangat bersahabat. Kalau boleh saya katakan, Jeddah tak jauh beda dengan Jakarta. Di siang hari, maksimal cuaca cuma 37 derajat celcius. Sementara di malam hari cuma 30-31 derajat celcius. Di Jeddah bahkan bisa saja kita agak berlama-lama langsung bersentuhan dengan matahari. Bahkan di sini kita bisa berkeringat, lantaran cuaca agak lembap. Mandi pun bisa dengan air dingin.
"Tapi di sini baju mudah cepat bau keringat. Kalau di Madinah baju tak pernah bau," kata salah seorang teman saya sesama anggota Media Center Haji (MCH) sedikit bercanda.
Karena bukan kota suci, penduduk Jeddah juga beragam. Jika di Makkah dan Madinah (wilayah haram) orang nonmuslim tidak diperkenankan ada di dalamnya, maka di Jeddah orang nonmuslim pun bisa tinggal di sini. Karena itulah Jeddah menjadi pusat perdagangan internasional di Arab Saudi. Pengusaha dari berbagai penjuru dunia diperkenankan masuk kota ini, dan melakukan kegiatan bisnis, tapi harus mengikuti aturan-aturan yang ada tentunya.
"Di sini banyak juga orang nonmuslim, bos saya saja nonmuslim," kata Abdul, warga Indonesia yang sudah 3 tahun bermukim di Jeddah.
Di jam-jam sore hari, Jeddah tak ubahnya Jakarta. Selama empat hari berada di Jeddah, saya sudah terjebak dua kali kemacetan. Kemacetan biasanya terjadi di sore hari saat orang-orang pulang kerja. Kemacetan juga kerap terjadi di jalan menuju Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Lampu merah juga relatif banyak di sini. Beda dengan jalanan di Madinah yang rata-rata jalanan bebas hambatan. Soal lebar jalan, Madinah dan Jeddah tak jauh beda. Melebihi lebarnya jalan di Thamrin dan Sudirman, kalau di Jakarta.
Untuk mencari makanan-makanan khas Indonesia juga tak susah di Jeddah. Sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di kawasan Albalad, menyediakan berbagai macam menu masakan khas Indonesia misalnya Bakso Mang Oedin, Bakso Sari Raos Khas Bandung, dan sebagainya.
Tak cuma makanan, barang-barang elektronik juga banyak dijual di Jeddah. Harganya pun miring, jauh lebih murah dibanding di Jakarta. Untuk iPhone terbaru misalnya. Harganya bisa lebih murah 2-3 juta dibanding harga di Jakarta. Untuk barang-barang yang harganya murah, selisihnya dengan di Jakarta lumayan tinggi, berkisar antara Rp 500- 1 juta.
"Untuk ponsel yang harganya mahal, lumayan berasa selisih harganya," kata Oke, salah seorang petugas haji Indonesia.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arkeolog Gali Kota Bersejarah Berusia 25.000 Tahun Lengkap dengan 11.000 Tulang di Dalamnya
Baca SelengkapnyaTotal berat dari seluruh temuan ini mencapai 531 kilogram.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan
Baca SelengkapnyaArab Saudi menyimpan banyak cerita tak terduga. Ada sebuah pasar tua yang ternyata memiliki nilai bersejarah luar biasa.
Baca SelengkapnyaDirektur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan produk unggulannya telah masuk ke 15 negara.
Baca SelengkapnyaDemak masa lalu merupakan kota pelabuhan yang sangat berpengaruh di pesisir Jawa.
Baca SelengkapnyaSimak cara penyebaran Islam di Indonesia berikut ini beserta sejarah masuknya.
Baca SelengkapnyaStempel ini ditemukan di lokasi yang diperkirakan sebagai jalur penting perdagangan di Jazirah Arab.
Baca SelengkapnyaPemerintah Arab Saudi memang membatasi impor produk-produk militer dari berbagai negara.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu Perdana Menteri (PM) Kerajaan Arab Saudi (KAS) Mohammed bin Salman al-Saud (MBS).
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng dan UEA menyepakati perjanjian kerja sama untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Tujannya untuk meningkatkan impor dan ekspor.
Baca SelengkapnyaPada masanya pelabuhan-pelabuhan itu ramai oleh aktivitas perdagangan. Sekarang beberapa di antaranya telah hilang karena proses alam.
Baca Selengkapnya