Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lain Jeddah, lain Mekkah dan Madinah

Lain Jeddah, lain Mekkah dan Madinah Madinah. ©2016 merdeka.com/anwar khumaini

Merdeka.com - Sudah 20 hari secara bergelombang jemaah haji Indonesia berdatangan ke Madinah dan Makkah. Gelombang pertama jemaah haji mendarat di Bandara AMAA Madinah. Sementara untuk gelombang kedua jemaah haji langsung mendarat ke Jeddah, dilanjutkan perjalanan ke Makkah. Nyaris, jemaah haji cuma singgah di tiga kota ini.

Jeddah, Makkah dan Madinah memiliki ciri khas yang berbeda. Baik kondisi wilayah atau pun suhu. Saat tiba di Madinah, jemaah haji Indonesia bisa merasakan teriknya cuaca. Lantaran suhu di sini rata-rata 40-45 derajat celcius. Bahkan untuk di daerah tertentu misalnya Jabal Uhud, suhu bisa mencapai 49 derajat celcius. Di malam hari, cuaca di madinah cukup tinggi, bisa mencapai 40 derajat celcius. Sehingga wajar, meski malam, kadang badan terasa hangat karena cuacanya tinggi.

Bahkan, di Madinah jarang kita jumpai air dingin. Meski tanpa pemanas air, rata-rata air untuk mandi di Madinah sudah panas. Ini yang saya alami di Madinah selama 15 hari berada di Madinah. Badan pun tak pernah berkeringat di Madinah lantaran cuaca kering.

Sementara di Makkah, kondisi cuaca tidak jauh beda dengan di Madinah. Tapi sedikit lebih bersahabat. Cuaca di sana di siang hari antara 38-42 derajat celcius. Di siang hari, cuaca rata-rata 40 derajat celcius. Sementara di malam hari, di bawah 40 derajat celcius.

Bagaimana dengan di Jeddah? Di kota perdagangan internasional ini, kondisi cuaca sangat-sangat bersahabat. Kalau boleh saya katakan, Jeddah tak jauh beda dengan Jakarta. Di siang hari, maksimal cuaca cuma 37 derajat celcius. Sementara di malam hari cuma 30-31 derajat celcius. Di Jeddah bahkan bisa saja kita agak berlama-lama langsung bersentuhan dengan matahari. Bahkan di sini kita bisa berkeringat, lantaran cuaca agak lembap. Mandi pun bisa dengan air dingin.

"Tapi di sini baju mudah cepat bau keringat. Kalau di Madinah baju tak pernah bau," kata salah seorang teman saya sesama anggota Media Center Haji (MCH) sedikit bercanda.

Karena bukan kota suci, penduduk Jeddah juga beragam. Jika di Makkah dan Madinah (wilayah haram) orang nonmuslim tidak diperkenankan ada di dalamnya, maka di Jeddah orang nonmuslim pun bisa tinggal di sini. Karena itulah Jeddah menjadi pusat perdagangan internasional di Arab Saudi. Pengusaha dari berbagai penjuru dunia diperkenankan masuk kota ini, dan melakukan kegiatan bisnis, tapi harus mengikuti aturan-aturan yang ada tentunya.

"Di sini banyak juga orang nonmuslim, bos saya saja nonmuslim," kata Abdul, warga Indonesia yang sudah 3 tahun bermukim di Jeddah.

Di jam-jam sore hari, Jeddah tak ubahnya Jakarta. Selama empat hari berada di Jeddah, saya sudah terjebak dua kali kemacetan. Kemacetan biasanya terjadi di sore hari saat orang-orang pulang kerja. Kemacetan juga kerap terjadi di jalan menuju Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

Lampu merah juga relatif banyak di sini. Beda dengan jalanan di Madinah yang rata-rata jalanan bebas hambatan. Soal lebar jalan, Madinah dan Jeddah tak jauh beda. Melebihi lebarnya jalan di Thamrin dan Sudirman, kalau di Jakarta.

Untuk mencari makanan-makanan khas Indonesia juga tak susah di Jeddah. Sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di kawasan Albalad, menyediakan berbagai macam menu masakan khas Indonesia misalnya Bakso Mang Oedin, Bakso Sari Raos Khas Bandung, dan sebagainya.

Tak cuma makanan, barang-barang elektronik juga banyak dijual di Jeddah. Harganya pun miring, jauh lebih murah dibanding di Jakarta. Untuk iPhone terbaru misalnya. Harganya bisa lebih murah 2-3 juta dibanding harga di Jakarta. Untuk barang-barang yang harganya murah, selisihnya dengan di Jakarta lumayan tinggi, berkisar antara Rp 500- 1 juta.

"Untuk ponsel yang harganya mahal, lumayan berasa selisih harganya," kata Oke, salah seorang petugas haji Indonesia.

(mdk/sho)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Arkeolog Gali Kota Bersejarah Berusia 25.000 Tahun Lengkap dengan 11.000 Tulang di Dalamnya
Arkeolog Gali Kota Bersejarah Berusia 25.000 Tahun Lengkap dengan 11.000 Tulang di Dalamnya

Arkeolog Gali Kota Bersejarah Berusia 25.000 Tahun Lengkap dengan 11.000 Tulang di Dalamnya

Baca Selengkapnya
25.000 Pecahan Artefak dari Masa Awal Islam Ditemukan di Jeddah, Ada Porselen dari China
25.000 Pecahan Artefak dari Masa Awal Islam Ditemukan di Jeddah, Ada Porselen dari China

Total berat dari seluruh temuan ini mencapai 531 kilogram.

Baca Selengkapnya
Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan
Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan

Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan

Baca Selengkapnya
Potret Souk Okaz Pasar Terbesar di Mekkah, Tempat Jual Beli Manusia di Zaman Jahiliah
Potret Souk Okaz Pasar Terbesar di Mekkah, Tempat Jual Beli Manusia di Zaman Jahiliah

Arab Saudi menyimpan banyak cerita tak terduga. Ada sebuah pasar tua yang ternyata memiliki nilai bersejarah luar biasa.

Baca Selengkapnya
Pertahankan Kualitas, Penjualan Tolak Angin di Arab Saudi Masuk Pasar Ritel Modern
Pertahankan Kualitas, Penjualan Tolak Angin di Arab Saudi Masuk Pasar Ritel Modern

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan produk unggulannya telah masuk ke 15 negara.

Baca Selengkapnya
Mengulik Gambaran Demak dalam Catatan Tome Pires, Kota Terkaya di Pesisir Jawa
Mengulik Gambaran Demak dalam Catatan Tome Pires, Kota Terkaya di Pesisir Jawa

Demak masa lalu merupakan kota pelabuhan yang sangat berpengaruh di pesisir Jawa.

Baca Selengkapnya
7 Cara Penyebaran Islam di Indonesia Beserta Sejarah Jalur Masuknya
7 Cara Penyebaran Islam di Indonesia Beserta Sejarah Jalur Masuknya

Simak cara penyebaran Islam di Indonesia berikut ini beserta sejarah masuknya.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Stempel Kuno Bergambar Banteng, Diduga Milik Kafilah Pedagang yang Melintasi Jazirah Arab 4.000 Tahun Lalu
Arkeolog Temukan Stempel Kuno Bergambar Banteng, Diduga Milik Kafilah Pedagang yang Melintasi Jazirah Arab 4.000 Tahun Lalu

Stempel ini ditemukan di lokasi yang diperkirakan sebagai jalur penting perdagangan di Jazirah Arab.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Militer Arab Saudi Gunakan Produk Tekstil Asal Solo
Ternyata, Militer Arab Saudi Gunakan Produk Tekstil Asal Solo

Pemerintah Arab Saudi memang membatasi impor produk-produk militer dari berbagai negara.

Baca Selengkapnya
Momen Hangat Jokowi saat Bertemu Pangeran MBS di Istana Al-Yamamah
Momen Hangat Jokowi saat Bertemu Pangeran MBS di Istana Al-Yamamah

Jokowi bertemu Perdana Menteri (PM) Kerajaan Arab Saudi (KAS) Mohammed bin Salman al-Saud (MBS).

Baca Selengkapnya
Jateng Jalin Kerja Sama dengan UEA Terkait Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas, Ini Fakta di Baliknya
Jateng Jalin Kerja Sama dengan UEA Terkait Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas, Ini Fakta di Baliknya

Pemprov Jateng dan UEA menyepakati perjanjian kerja sama untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Tujannya untuk meningkatkan impor dan ekspor.

Baca Selengkapnya
Dulunya Jadi Saksi Kejayaan Perdagangan Rempah, Ini Sejarah 5 Pelabuhan Kuno di Pesisir Pantura Jawa Tengah yang Masih Eksis Hingga Kini
Dulunya Jadi Saksi Kejayaan Perdagangan Rempah, Ini Sejarah 5 Pelabuhan Kuno di Pesisir Pantura Jawa Tengah yang Masih Eksis Hingga Kini

Pada masanya pelabuhan-pelabuhan itu ramai oleh aktivitas perdagangan. Sekarang beberapa di antaranya telah hilang karena proses alam.

Baca Selengkapnya