Langkah awal Ahok yakinkan hakim agar tak dicap menodai agama
Merdeka.com - Untuk pertama kalinya Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok duduk di kursi pesakitan sebagai terdakwa atas kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan saat berpidato di Kepulauan Seribu. Jaksa Penuntut Umum menilai ucapan yang dilontarkan Ahok menistakan agama dan menyinggung para ulama melanggar Pasal 156 huruf a KUHP dan pasal 156 KUHP. Ucapan Ahok di muka umum itu dinilai bersifat memunculkan permusuhan dan atau penodaan agama yang dianut di Indonesia.
Di luar gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, ribuan massa berorasi mendesak hakim memenjarakan Ahok. Sementara di dalam ruang persidangan, pengunjung terdiam saat mendengar Ahok berbicara menanggapi dakwaan terhadap dia.
"Kenapa saya dianggap menghina agama atau ulama?" tanya Ahok kepada hakim di sidang Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (13/12).
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Apa pesan ayah Ahok? 'Orang miskin tidak akan menang melawan orang kaya, orang kaya tidak akan bisa melawan pejabat' kutipan pesan sang ayah, dari pepatah Tiongkok Kuno yang jadi pendorongnya.
-
Siapa yang menikah dengan Ahok? Puput Nastiti Devi menjadi sorotan publik sejak menikahi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
-
Apa kata Habiburokhman tentang Ahok dukung Ganjar? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Bagaimana Ibu Ahok selalu tampil bersama keluarga? Tidak Hanya Itu: Mertua Puput Selalu Bergabung dalam Pemotretan Keluarga, Termasuk Momen Imlek dan Natal.
Ahok memanfaatkan sidang perdananya untuk mencoba meyakinkan hakim sejak awal bahwa dia tak melakukan penistaan agama. Ahok membacakan nota keberatan atau eksepsi setebal sembilan halaman setelah jaksa penuntut umum membacakan dakwaan. Dengan suara terbata-bata sambil menangis, Ahok mencoba meyakinkan hakim bahwa dia tak pernah punya niat melakukan penistaan agama.
Ahok memulai dengan mengutip salah satu materi dalam buku berjudul 'Berlindung di balik ayat suci' yang ditulisnya pada 2008. Ahok ingin publik memahami jika ucapannya mengenai Surat Al Maidah ayat 51 tidak bermaksud menistakan umat muslim. Selama berkarier di dunia politik, mulai menjadi anggota partai baru, ketua cabang sampai mengikuti pemilihan bupati dan gubernur, Ahok mengaku mengenal cara-cara politisi memanfaatkan ayat tersebut untuk menjatuhkan lawan politik.
Intinya, mereka mengajak agar memilih pemimpin dari kaum yang seiman. Padahal, setelah Ahok menanyakan kepada teman-temannya, ternyata ayat ini diturunkan pada saat adanya orang-orang muslim yang ingin membunuh Nabi besar Muhammad dengan cara membuat koalisi dengan kelompok Nasrani dan Yahudi di tempat itu. Jadi, kata dia, bukan dalam rangka memilih kepala pemerintahan. Bagaimana dengan oknum elit yang berlindung, dibalik ayat suci agama Kristen? Mereka menggunakan ayat di surat Galatia 6:10.
"Ada ayat yang sama saya kenal dipakai untuk pecah belah rakyat, tujuannya memuluskan meraih kekuasaan. Oknum kerasukan roh kolonialisme karena tidak bisa bersaing dengan visi misi, program, integritas. Mereka berusaha berlindung di balik ayat suci dengan konsep seiman. Oknum berlindung memakai ayat suci agama Islam gunakan Surah Al Maidah 51. Melarang rakyat memilih yang tidak seiman," kata Ahok.
Setelah itu, Ahok mencoba meyakinkan hakim dengan menceritakan hubungannya yang harmonis dengan keluarga angkatnya, keluarga Haji Andi Baso Amier yang beragama muslim. Di momen ini Ahok tak sanggup membendung air matanya saat mengenang keluarganya. Ahok sedih karena tuduhan melakukan penistaan agama sama saja menuduhnya menuduhnya menista keluarga angkatnya sendiri.
"Kecintaan ayah angkat saya kepada saya masih membekas sampai hari ini, bahkan uang pertama saya S2 dibayar oleh kakak angkat saya," kenang Ahok.
Selain belajar dari keluarga angkat, dari Sekolah Dasar sampai SMP Ahok mengaku belajar dari guru- guru beragama Islam yang taat. Sejak kecil sampai saat sekarang, Ahok tahu harus menghormati Ayat-Ayat suci Alquran. Karena itu dia tidak habis pikir alasan menuduhnya sebagai penista Agama Islam.
Ahok melanjutkan menceritakan soal ibu angkatnya. Dia mengenang momen saat maju menjadi calon wakil gubernur DKI 2012. Pada hari pencoblosan, ibu angkat Ahok datang ke tempat pungutan suara padahal kondisi kritis dan baru ke lanjut ke rumah sakit. Ahok kembali menangis saat menceritakan ibu angkatnya meninggal. Dia ikut mengangkat jenazah. Bahkan, hingga saat ini masih rajin berziarah ke makam ibu angkatnya. "Bahkan saya tak pakai sepatu dan sendal untuk menghargai saudara saya," ucapnya.
Untuk semakin meyakinkan hakim bahwa dia menghormati agama Islam, Ahok membeberkan sumbangsih yang pernah dilakukan baik secara pribadi ataupun saat menjadi wakil rakyat dan kepala daerah di Belitung Timur untuk umat Muslim di sana. Mulai dari menyumbang dan membangun masjid-masjid, surau dan pesantren, menghajikan marbot, guru ngaji, pengurus makam, serta berzakat. Hal itu, diklaimnya terus dilakukan sampai dirinya menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
"Ketika saya jadi gubernur DKI Jakarta saya buat banyak kegiatan agar PNS bisa pulang lebih awal selama Ramadan, agar bisa berbuka dengan keluarga di rumah, tarawih. Saya juga igin balai kota punya masjid megah maka dibangunlah masjid Al Fatah. Di semua rumah susun yang dibangun pemda, juga dibangun masjid, bahkan di Daan Mogot kami bangun masjid terbesar agar tampung warga rusun tersebut, kami terus bangun masjid, dengan cara beli lahan yang ada di sekitar rusun."
Dia kemudian menceritakan bagaimana besarnya dukungan Gus Dur, tokoh Nahdlatul Ulama, agar dirinya menjadi kepala daerah saat di Belitung Timur. Ahok ingat betul pesan Gus Dur, menjadi gubernur itu bukan pemimpin tetapi pembantu atau pelayan masyarakat. Di akhir nota keberatannya, Ahok memohon pada majelis hakim untuk mempertimbangkan semua penjelasannya.
"Saya tidak mungkin punya niat menistakan agama Islam, punya niat menghina ulama. Karena itu sama dengan menghina orang yang saya sayangi. Tapi kenyataan yang sungguh terjadi, saya harap penjelasan saya ini buktikan tidak ada niat saya untuk lakukan penistaan terhadap umat Islam, dan penghinaan terhadap ulama. Saya mohon agar majelis hakim dapat pertimbangkan nota keberatan saya ini, dan selanjutnya menyatakan dakwaan JPU batal demi hukum, dan saya dapat kembali melayani warga Jakarta dan bangun kota jakarta," imbuhnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menegaskan, Ahok adalah temannya yang sudah lama dikenal secara baik.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang nenek pendukung paslon 02 mengatakan bahwa Prabowo memiliki gagasan melanjutkan kinerja presiden sebelum-sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaMegawati meminta Ahok untuk tidak berkomentar di hadapan media.
Baca Selengkapnya"Tapi InsyaAllah Pak Ahok itu jujur yang saya kenal,” kata Ganjar.
Baca SelengkapnyaPria yang menghabiskan masa kecil di Belitung ini pegang pesan sang ayah. Kini punya jabatan mentereng.
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai Anies memiliki toleransi yang tinggi.
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca Selengkapnya