Lansia Banyumas Meninggal Usai Divaksinasi, Ombudsman Minta Perketat Proses Skrining
Merdeka.com - Dua orang lanjut usia (lansia) di Banyumas, Jawa Tengah meninggal dunia sehari setelah menerima vaksin Covid-19 tahap pertama. Lansia tersebut disuntik vaksin pada tanggal 8 Maret dan dibawa ke RSUD Banyumas pada 9 Maret karena serangan jantung.
"Setelah kita cek ternyata almarhum punya penyakit penyerta serangan jantung," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo di Semarang, Senin (15/3).
Menanggapi hal ini, Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih menyarankan agar penyelenggara vaksinasi menambah proses skrining kesehatan dalam tahapan pelaksanaan vaksinasi untuk masyarakat umum.
-
Bagaimana lansia tersebut terluka? Sementara itu korban berupaya memaksa mobilnya hingga membuatnya terseret sejauh tiga meter hingga menyebabkan luka di sekujur tubuhnya.
-
Bagaimana cara seseorang meninggal karena usia tua? Menurut Dr. Elizabeth Dzeng, asisten profesor kedokteran di University of California, San Francisco, 'Tidak ada dokter yang akan mencantumkan 'usia tua' sebagai penyebab kematian di sertifikat kematian. Biasanya, penyebabnya adalah sesuatu seperti serangan jantung atau gagal organ, yang dipicu oleh penyakit-penyakit yang mendasari seperti infeksi, kanker, atau penyakit jantung.' Hal ini menunjukkan bahwa istilah 'usia tua' hanyalah label umum yang sering digunakan ketika penyebab spesifik kematian tidak diketahui atau sulit ditentukan.
-
Kenapa orang meninggal karena penyakit jantung ? Menurut data yang disampaikan Prima, setiap tiga detik ada orang yang meninggal karena penyakit jantung koroner atau stroke di dunia. Di Indonesia, satu dari sepuluh kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner, dan pada tahun 2016, biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung mencapai Rp7,4 triliun, angka tertinggi dibandingkan penyakit lainnya.
-
Kenapa orang meninggal karena usia tua? Jika ada satu orang yang bisa diklaim meninggal karena usia tua, mungkin itu adalah Jeanne Calment, manusia dengan umur terpanjang yang tercatat secara resmi. Dilansir dari Mental Floss, Calment meninggal pada usia 122 tahun pada tahun 1997. Namun, meskipun ia sangat tua, penyebab pasti kematiannya tidak dinyatakan hanya sebagai 'usia tua.' Ini menegaskan bahwa usia tua bukanlah penyebab langsung dari kematian, melainkan kondisi-kondisi medis yang muncul seiring bertambahnya usia.
-
Siapa yang meninggal? Seperti dilaporkan, komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, akibat penyakit Anemia Aplastik yang dideritanya.
"Mungkin prosesnya perlu ditambah 1 proses lagi ya sebelum disuntik vaksin, jadi bukan hanya ditensi saja agar bisa diidentifikasi lebih akurat lagi," kata Najih saat dihubungi merdeka.com, Selasa (16/3).
Bukan hanya itu, dia juga menyarankan agar para calon penerima vaksin untuk membawa rekam medis kesehatannya masing-masing ke tempat pelaksanaan vaksinasi. Sehingga kata Najih, calon penerima vaksin tidak bisa membohongi petugas dalam proses skrining. Dengan begitu, kasus-kasus fatal yang terjadi pasca vaksinasi bisa dihindari.
"Kalau perlu, disuruh bawa medical record. Ini untuk menghindari adanya korban atau dampak vaksinasi yang tidak sesuai harapan," kata dia.
Sebenarnya, kata Najih, tahapan-tahapan skrining dalam pelaksanaan vaksinasi saat ini sudah baik. Namun dia melihat, ada banyak peserta vaksinasi di tahap kedua yang membohongi petugas terkait kondisi kesehatannya saat itu ataupun terkait riwayat penyakit yang selama ini ia alami. Oleh karena itu, dia meminta agar calon penerima vaksin jujur saat ditanya oleh petugas skrining.
"Menurut saya sudah baik ya tahapannya, mulai dari meja 1-4, tapi saya melihat, ada ketidakjujuran dari orang yang divaksin. Padahal punya komorbid, tapi bilangnya tidak punya," ungkapnya.
"Kemarin itu, ada ASN yang kolaps setelah divaksin. Dia tahu kalau dirinya sakit, tapi tidak jujur akhirnya dia harus masuk ke ICU. Jadi masyarakat harusnya jujur," kata Najih.
Meskipun belum ditemukan hasil penelitian yang membuktikan kejadian-kejadian tersebut merupakan efek samping vaksinasi, Najih mengingatkan kepada para petugas yang melakukan skrining harus lebih teliti lagi sebelum menentukan apakah orang tersebut bisa divaksinasi atau tidak. Karena kata dia, lebih baik menghindari, daripada semakin banyak korban yang berjatuhan.
"Tentu ini jadi proses pembelajaran. Kita berharap, semakin baik lagi proses/tahapan vaksinasinya. Sehingga tidak ada korban lagi. Lebih teliti lagi skriningnya, pastikan betul-betul sehat," kata Dosen Universitas Muhammadiyah Malang itu.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSeorang personel linmas meninggal dunia sesaat setelah istirahat di TPS 06 Kelurahan Ngengong Kota Madiun.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaSaat ini total dua jemaah haji dari Embarkasi Makassar meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDua orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca Selengkapnya