Laode Syarif diminta manusiawi kepada tersangka bila jadi bos KPK
Merdeka.com - Anggota Komisi III dari Fraksi PPP, Asrul Sani meminta Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif tetap menjaga komitmen keharmonisan antara parlemen dengan pimpinan KPK sesuai dengan pemaparan pada tahap fit and proper test oleh Komisi III pada sore hari ini.
"Saya ingin antar parlemen dengan saudara sebagai pimpinan KPK tetap harmonis. Sering yang duduk di kursi, yang saya tidak tahu kursi itu terkutuk atau gimana itu berubah. Semoga nanti tidak lupa dan komitmen," kata Asrul di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/12).
Lanjut Asrul, Laode Syarif juga diharapkan bisa menjadikan institusi-institusi yang selama ini dianggap musuh bisa berjalan beriringan dalam menjalankan amanah negara untuk menegakkan kebenaran.
-
Apa yang diminta DPR untuk KPK dan Polri? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi 'Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,' tambah Sahroni.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
-
Apa harapan Sahroni untuk KPK? 'Tapi Pak Nawawi ini punya karier panjang sebagai hakim di pengadilan. Jadi saya rasa tidak usah diragukan lagi kalau soal profesionalitas, integritas, kearifan, dan ketegasannya. KPK di bawah kepemimpinan Pak Nawawi pastinya akan semakin rapih secara struktur, semakin bijak dalam menggunakan kewenangan, dan semakin gaspol dalam pemberantasan-pencegahan,' tambahnya.
-
Siapa yang meminta kolaborasi KPK-Polri? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni turut mengapresiasi upaya meningkatkan sinergitas KPK dan Polri.
-
Kenapa KPK dan Polri harus berkolaborasi? Ini kerja sama dengan timing yang pas sekali, di mana KPK-Polri menunjukkan komitmen bersama mereka dalam agenda pemberantasan korupsi. Walaupun selama ini KPK dan Polri sudah bekerja sama cukup baik, tapi dengan ini, seharusnya pemberantasan korupsi bisa lebih garang dan terkoordinasi dengan lebih baik lagi
-
Mengapa DPR menganggap Kejagung sebagai mitra kerja yang terbuka? 'Kejagung juga merupakan mitra yang punya pola komunikasi dan koordinasi yang baik dengan kami (Komisi III). Jadi kami bisa men-support Kejaksaan dengan maksimal,' tutup Sahroni.
"Musuh besar KPK dipersepsikan DPR. Saya harap Anda bisa menjadikan musuh jadi sahabat DPR pada umumnya. Merangkul musuh jadi sahabat," tutur dia.
Selain itu, Asrul juga meminta kepada Laode Syarif apabila lolos menjadi pimpinan KPK berikutnya melakukan penangkapan maupun menetapkan tersangka terkait kasus korupsi bisa lebih manusiawi. "Penetapan tersangka yang manusiawi lah."
Realitas sebelumnya, kata Asrul, pimpinan KPK lebih pada media darling yang ingin terlihat ramai tampil di publik dengan beberapa kasus. Karena itu, Asrul mempertanyakan kesiapan Laode atas realitas tersebut.
"Apakah saudara memang sudah siap menjadi pimpinan KPK yang tidak jadi media darling, tidak akan banyak kasus yang wah, yang menarik perhatian publik yang akan lebih pada pencegahan?," tanya Asrul.
"Itu bukan tujuan KPK. Menjadikan masyarakat sejahtera dan cegah korupsi, itulah tujuan KPK. Saya tidak apa-apa kalau tidak jadi media darling," jawab Laode Syarif.
Diketahui, Laode Syarif merupakan peserta Capim KPK kedua yang mengikuti tahap fit and proper test pada hari ini. Setelah Laode, pimpinan Muhammadiyah, Muhammad Busyro Muqoddas diagendakan menjadi peserta terakhir dari 10 Capim KPK. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said Abdullah mengingatkan agar pimpinan dan dewas KPK yang akan terpilih dapat memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap KPK.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyambangi Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (4/12).
Baca SelengkapnyaKPK merupakan lembaga penegakan hukum yang perlu menjadi contoh.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan, Indonesia saat ini telah banyak dirusak oleh para koruptor culas.
Baca SelengkapnyaPidato yang dimaksud yakni komitmen Ketua Umum Partai Gerindra terhadap pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaRencana itu bakal diwujudkan ketika Anies terpilih sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaPimpinan dan penyidik KPK mendapatkan teror usai mengungkap kasus suap di Basarnas. Apa saja teror yang datang?
Baca SelengkapnyaDisusul dengan permintaan maaf Johanis ke TNI dengan menyebut penyelidiknya khilaf saat OTT (Operasi Tangkap Tangan) kasus dugaan suap di Basarnas.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengapresiasi langkah Jaksa Agung yang tidak memberikan toleransi terhadap jaksa yang diduga terlibat korupsi.
Baca SelengkapnyaSahroni menjelaskan alasan niat awal melaporkan salah satu petinggi Partai Demokrat. Karena merasa jadi korban hoaks.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, standar orang yang memimpin KPK bukan hanya harus bebas dari masalah hukum tetapi juga masalah etika.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan memberikan pesan terhadap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih Setyo Budiyanto.
Baca Selengkapnya