Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lapangan bola di Jakarta cuma 18, anak-anak ujungnya tawuran

Lapangan bola di Jakarta cuma 18, anak-anak ujungnya tawuran Kanal Banjir Barat digunakan untuk main bola. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault menilai anak-anak dan remaja sekarang ini kehilangan ruang untuk berinteraksi. Lapangan olahraga kurang sehingga mereka lebih sering ke mal. Muncul kecemburuan sosial yang bermuara pada tawuran.

"Sekarang ini, jumlah lapangan sepak bola di Jakarta cuma 18 unit. Anak-anak ini kalau mau main (olahraga) di mana? Akhirnya, setiap pulang sekolah kita lihat mereka berkumpul di mal-mal," kata mantan Menpora Adhyaksa Dault di Semarang, Sabtu (13/10). Dia menyampaikan kuliah umum bertema "Aku, Kampus, dan Masa Depan Bangsaku" di Universitas Negeri Semarang.

Akibatnya, kata dia, di antara anak-anak ini terjadi kecemburuan sosial, di satu sisi mereka yang anak orang berduit menampilkan kekayaannya, seperti mobil, sementara sebagian lainnya dari keluarga tidak berpunya.

Orang lain juga bertanya?

"Melihat kenyataan semacam ini, anak-anak menjadi terpicu gejala sosial yang mengakibatkan mereka melakukan pelampiasan, seperti menyalahgunakan obat-obatan terlarang, tawuran, dan sebagainya," katanya.

Ia menekankan bahwa potensi pemuda sebenarnya sangat dahsyat, karena ibarat pensil mereka yang menjadi ujungnya, di antaranya kalangan mahasiswa kampus yang menjadi ujung tombak gerakan perubahan.

"Seringkali kita mengatakan pemuda hari ini akan menjadi pemimpin masa datang. Namun, kita melupakan proses-proses keseharian bagaimana menyiapkan mereka ini sebagai pemimpin," kata Adhyaksa.

Dia menambahkan, anak-anak dan remaja juga kehilangan figur panutan sehingga kerap ditemui aksi kekerasan antarpelajar hingga tawuran mahasiswa. "Dulu, waktu saya masih Menpora pernah mengusulkan setiap departemen (kementerian) membuat film tentang rasa nasionalisme, kebangsaan, serta persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.

Menurut Adhyaksa, tawuran merupakan penyakit sosiologis masyarakat yang terjadi akibat akses informasi yang kian terbuka dan menjadikan Indonesia sangat ultramodern, akhirnya anak-anak kehilangan figur panutan.

Setiap tahun, kata dia, setidaknya masing-masing kementerian, ditambah pemerintah provinsi sehingga ada sekitar 66 film yang membangkitkan rasa nasionalisme, kebangsaan, serta persatuan dan kesatuan bangsa.

"Namun, ternyata yang membuat waktu itu cuma kami (Kemenpora), yakni 'Laksamana Keumalahayati'. Sekarang ini anak-anak tidak punya film yang seperti itu, seperti Cut Nya Dien, Teuku Umar," katanya. (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Ruang Terbuka Hijau Minim, Anak-Anak di Jakarta Main Layang-Layang di Pinggir Kali
FOTO: Ruang Terbuka Hijau Minim, Anak-Anak di Jakarta Main Layang-Layang di Pinggir Kali

Anak-anak di Jakarta terpaksa bermain di tempat tak semestinya karena minimnya ruang terbuka hijau.

Baca Selengkapnya
Riwayat Tawuran Pelajar di Jakarta yang Sudah Ada sejak 1960-an, Dulu Guru Juga Jadi Korban
Riwayat Tawuran Pelajar di Jakarta yang Sudah Ada sejak 1960-an, Dulu Guru Juga Jadi Korban

Biasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap Enam Remaja Lagi Tawuran di Jakpus, Celurit dan Stick Golf Turut Disita
Polisi Tangkap Enam Remaja Lagi Tawuran di Jakpus, Celurit dan Stick Golf Turut Disita

Para pelaku dan barang bukti kemudian diserahkan ke Polsek Sawah Besar untuk dilakukan proses hukum

Baca Selengkapnya
17 Pemuda di Jakarta Timur Bawa Sajam Buat Tawuran
17 Pemuda di Jakarta Timur Bawa Sajam Buat Tawuran

Ketika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya
Malam Bawa Senjata Tajam, Paginya Ditangkap Bertopeng Ultramen
Malam Bawa Senjata Tajam, Paginya Ditangkap Bertopeng Ultramen

Pemuda ini malamnya gagah perkasa. Saat ditemui anggota polri, dia langsung berubah jadi Ultramen.

Baca Selengkapnya
Bikin Resah, 11 Remaja Bawa Sajam Mau Tawuran di Jaksel
Bikin Resah, 11 Remaja Bawa Sajam Mau Tawuran di Jaksel

11 Remaja yang rata-rata masih di bawah umur diamankan saat keliling.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Dua Ini Sedih Tawuran Makin Beringas Banyak Korban Jiwa: Miris Hati Saya
Jenderal Bintang Dua Ini Sedih Tawuran Makin Beringas Banyak Korban Jiwa: Miris Hati Saya

Kapolda mengajak seluruh masyarakat terutama orangtua lebih memperhatikan pergaulan dan perkembangan putranya saat berada di luar rumah.

Baca Selengkapnya
Fenomena Konvoi Remaja Bawa Bendera dan Petasan Berujung Kerusuhan yang Muncul di Jakarta
Fenomena Konvoi Remaja Bawa Bendera dan Petasan Berujung Kerusuhan yang Muncul di Jakarta

Mereka melakukan TOTR dengan maksud untuk mencari kelompok lain agar terjadi kerusuhan.

Baca Selengkapnya
Tak Ada Tempat Bermain, Ini Potret Miris Anak-Anak Jakarta Renang di Lautan Sampah
Tak Ada Tempat Bermain, Ini Potret Miris Anak-Anak Jakarta Renang di Lautan Sampah

Tak hanya mengancam kesehatan, berenang di lautan sampah bahkan bisa merenggut nyawa anak-anak.

Baca Selengkapnya
Viral Tawuran Remaja di Depan Mal Bassura Jatinegara Jaktim, Ini Kata Polisi
Viral Tawuran Remaja di Depan Mal Bassura Jatinegara Jaktim, Ini Kata Polisi

Video tersebut beredar di media sosial, terlihat para kelompok remaja dari dua kubu saling lempar

Baca Selengkapnya
Viral 2 Kelompok Bak Gengster Saling Serang Pakai Busur Hingga Molotov di Sawah Besar, Ini Kronologinya
Viral 2 Kelompok Bak Gengster Saling Serang Pakai Busur Hingga Molotov di Sawah Besar, Ini Kronologinya

Aksi tawuran ini viral di media sosial setelah dua kelompok tersebut tertangkap CCTV. Salah satunya diunggah akun Instagram @info_sawahbesar.

Baca Selengkapnya
Lagi Cari Musuh Mau Tawuran, 3 Remaja Malah Kejar-kejaran dengan Polisi
Lagi Cari Musuh Mau Tawuran, 3 Remaja Malah Kejar-kejaran dengan Polisi

Setelahnya para pelaku diserahkan ke Polsek Pademangan guna jalanin proses hukumnya.

Baca Selengkapnya