Laporan Dicabut, Begini Nasib Siswi SMP Pengkritik Pemkot Jambi
Merdeka.com - Pemerintah Kota Jambi mencabut laporan terhadap siswi SMP berinisial Syarifah Fadiyah Alkaff. Pelaporan sebelumnya dilakukan Gempa Awaljon, selaku Kabag Hukum Setda Kota Jambi ke Mapolda Jambi, usai siswi tersebut mengkritik wali kota Syarif Fasha dan pemkot Jambi.
Laporan dicabut setelah kedua belah pihak menjalani proses mediasi di Mapolda Jambi, pada Selasa (6/6).
Kedua belah pihak diketahui menjalani proses mediasi di dalam Ruangan Konseling dan Keadilan Restoratif, Ditreskrimsus Polda Jambi.
-
Bagaimana proses mediasi berjalan? Sidang perdana telah dilaksanakan pada 17 November 2023 dengan agenda mediasi. Namun, sayangnya, baik Irish Bella maupun Ammar Zoni absen dalam sidang tersebut.
-
Siapa saja yang ikut dalam mediasi? 'Ayah (Ayah Teuku Ryan) juga menghadiri sama mbak Oki (kakak Ria Ricis) ada dua kali mediasi di rumah Kebagusan maupun Bintaro,' kata Dedi Rizal Armidi.
-
Bagaimana Kejaksaan Agung berperan dalam kerja sama ini? “Dalam usaha untuk membesarkan perusahaan dan berperan membangun perekonomian Indonesia perlu adanya bimbingan agar IDSurvey dapat melakukan aktivitas perusahaan sesuai dengan koridor-koridor regulasi yang berlaku. Tentunya IDSurvey berharap agar semua yang dikerjakan tidak menyimpang dari peraturan-peraturan yang berlaku sehingga aktivitas bisnis dapat berjalan lancar,“
-
Bagaimana majelis hakim menyelesaikan keributan? 'Kalo memang nanti tidak tertib setelah saya tegur ini siapapun yang akan menimbulkan kekacauan, keributan akan kita keluarkan dari ruang sidang ya tolong ya apalagi ini dua saksi jadi tidak terlalu lama waktunya,' ujar majelis hakim.
-
Kenapa Kejaksaan Agung diajak kerja sama? “IDSurvey berperan penting dalam memastikan mutu dan kuantitas barang dan jasa dalam perekonomian nasional sehingga berperan sebagai benteng ekonomi nasional. Kami turut berterima kasih atas kesediaan JAMDATUN untuk melakukan kerjasama dengan kami dalam melakukan pendampingan-pendampingan yang diperlukan,“
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
"Ya, akhirnya hari ini kita mencapai suatu keadilan yang disebut dengan keadilan restoratif justice, untuk mengakhiri permasalahan antara Pemerintah Kota Jambi yang diwakilkan oleh Kabag Hukum (Gempa Awaljon), dengan anak kita atau adek kita, SFH," kata Dirkrimsus Polda Jambi, Kombes Pol Christian Tory di Mapolda Jambi, Selasa (6/6).
Dimediasi Polisi
Tory menyampaikan bahwa mediasi ini disaksikan langsung oleh banyak pihak, mulai dari pihak keluarga hingga pihak RT.
"Setelah melalui rangkaian proses penyelidikan, akhirnya sepakat hari ini kita mediasikan mereka kedua belah pihak (SFH dan Pemkot) disaksikan pihak dari pengacara, UPTD PPA, keluarga, dan Ketua RT, sepakat untuk menyelesaikan secara restoratif justice dan pihak pelapor mencabut laporannya," ujar dia.
Tory mengatakan, SFH telah menyadari tindakannya dikarenakan pengendalian emosi yang belum terkendali dengan baik.
"Namanya anak di bawah umur, pada saat dia menyampaikan video lewat akun tiktok mungkin ada kata-kata yang tidak seharusnya dia sampaikan. Dan itu sudah dia sadari karena ada pendampingan dari PPA dan pengacara," kata dia.
Dia melanjutkan, SFH juga telah membuat video klarifikasi permohonan maaf atas tindakan yang dilakukan.
"Anak kita ini sudah memberikan klarifikasi permohonan maaf sehingga dari permohonan maaf itulah yang mendasari bahwa Pemerintah Kota Jambi melalui Kabag Hukumnya untuk mencabut laporannya," kata dia.
Selain itu, atensi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD agar kasus tersebut diselesaikan secara restorative justice menjadi pertimbangan pelapor.
"Dia sangat potensial sekali dan kami semua ketika melihat dia menyampaikan apa yang menjadi latar belakang dia membuat video tersebut, luas biasa, kita tercengang. Ternyata anak ini sangat pintar dan cerdas," kata Tory.
Respons Keluarga
Sementara itu, ibunda Syarifah Fadiyah Alkaff, Kusmiati mengatakan bahwa pelaporan terhadap anaknya dilakukan Pemkot Jambi membuatnya kecewa.
"Kami minta keadilan masa anak kami masi di bawah umur yang dilaporkan oleh pemkot melawan anak kecil kami kan ada sebagian orangtua mereka," kata Kusmiati.
Menurut dia, jika anaknya maka orangtuanya yang seharusnya dipanggil. Jangan langsung melaporkan ke polisi.
"Ya jika dicabut kami syukur alhamdulillah akan tetapi kritik juga tetap untuk meminta keadilan wali kota Jambi Syarif Fasha atas kerusakan rumah neneknya, sehingga anak kami mengkritik di TikTok, tidak mungkin ya anak kami mulai dulu itu kan ada asap pasti ada api ya," kata dia.
Kusmiati menceritakan bahwa dua bulan lalu ada pihak dari pemerintah kota Jambi datang ke rumah baik dengan camat dia pun berjanji akan menyesal kan permasalahan ini.
"Itu permasalahan dari pihak perusahaan yang mana kami tunggu juga tidak pernah datang sehingga anak kami membuat TikTok untuk menyuarakan dengan perkataan kasar akan tetapi kami tidak mengetahuinya," jelas dia.
Menurut dia, anaknya menjelaskan bahwa ada akun yang mencibir dirinya dengan kata-kata yang kasar sehingga anaknya nangis, barulah anak kami membuat laporan ke Polda Jambi.
"Saat ditanya, anak kami telah dilaporkan kami pun terkejut dan kecewa sekali masak ia pemkot melawan anak kecil," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konfrontir tersebut dilakukan karena terdapat perbedaan keterangan dari para saksi.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mengetahui pelaku perundungan siswi SMP itu berjumlah delapan orang.
Baca SelengkapnyaKorban perundungan sudah melaporkan peristiwa yang menimpanya.
Baca SelengkapnyaKombes Ade mengatakan kasus tersebut sempat lama diproses, karena mediasi antara pelaku dan korban tak menemukan titik terang.
Baca SelengkapnyaOtto menegaskan tidak ada kasus perundungan, pelecehan seksual, ataupun pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah dan Dinas Pendidikan Muara Enim mestinya memberikan skorsing
Baca SelengkapnyaPerkelahian itu tidak menyebabkan luka pada dua pelajar tersebut. Usai berkelahi, mereka kembali masuk kelas seperti biasa.
Baca SelengkapnyaCamat di Gresik menjelaskan duduk perkara tuduhan intimidasi ke keluarga bocah dicolok tusuk bakso.
Baca SelengkapnyaMendapat perlakuan kasar, korban menangis histeris
Baca SelengkapnyaBanyaknya kasus perundungan hingga kekerasan yang melibatkan anak di bawah umur menjadi alarm bahaya.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini korbannya siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaPolisi belum mengetahui apakah ada unsur perencanaan dalam kasus ini atau tidak.
Baca Selengkapnya