Larangan MC Wanita Tampil di Depan Gubernur Bali Potret Diskriminasi yang Mencolok
Merdeka.com - Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab menanggapi viralnya larangan Master of Ceremony (MC) perempuan yang tampil di acara Gubenur Bali, Wayan Koster.
Umar menyayangkan insiden tersebut terjadi justru pada acara resmi pemerintahan.
"Pertama, Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut yang terjadi justru pada acara resmi pemerintah. Kedua, peristiwa tersebut menggambarkan betapa diskriminasi terhadap perempuan masih terjadi dan dilakukan secara mencolok," kata Umar, saat dikonfirmasi Senin (13/9).
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Siapa yang menjadi korban diskriminasi? Contohnya, seperti diskriminasi yang ditujukan kepada orang keturunan etnis Tionghoa di Indonesia.
-
Bagaimana Istana merespon kejadian tersebut? 'Tentu kami sangat sedih dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Bapak Kamaluddin,' kata Yusud kepada media, Jumat (5/7). Istana mendoakan agar amal ibadah almarhum dapat diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
-
Siapa yang mengalami kejadian tidak menyenangkan? Ia mengungkapkan bahwa ia merasa jatah malunya seumur hidup sudah terpakai di panggung mitoni kehamilan sang istri.
-
Kenapa diskriminasi sosial terjadi? Dari segi psikologi, seseorang yang melakukan sikap diskriminasi, mungkin dipengaruhi oleh faktor sejarah atau masa lalu. Bisa jadi, orang yang melakukan diskriminasi, pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda dan tidak adil oleh orang lain.
-
Siapa yang protes wasit? Dirinya pun sempat melayangkan protes kepada wasit saat berada di lapangan, termasuk para pemain lain lantaran wasit dianggap sengaja memperpanjang waktu agar Bahrain bisa mencetak gol.
Selain itu, insiden tersebut juga masuk dalam kategori maladmintrasi dilakukan Pemprov Bali.
"Secara khusus perlakuan ini masuk dalam kategori maladmnistrasi, yakni tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh pemerintah terhadap seorang warga negara," ujarnya.
"Oleh karena itu, Ombudsman meminta agar hal semacam tidak perlu diulangi lagi. Dan meminta pemerintah agar menghindari diri dari intervensi pihak manapun yang berupaya mengubah rencana kegiatan formal yang melibatkan pembawa acara perempuan, serta berupaya menjelaskan kejadian ini kepada publik secara gamblang agar diketahui duduk perkaranya," tegas Umar.
Seperti yang diberitakan, postingan seorang perempuan yang merupakan master of ceremony (MC) di Bali menjadi viral di media sosial.
Postingan itu diketahui pertama kali di unggah oleh Putu Dessy Fridayanthi dalam Instagram pribadinya yakni @ecymcbali.
Dalam postingannya, ia menuliskan tentang keluhannya dan juga melakukan protes karena dikabarkan dilarang tampil secara fisik dalam acara yang dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster.
"Sejak kepemimpinan @kostergubernurbali sudah bukan rahasia lagi jika kami para pekerja event wanita, MC, penyanyi, penari dll sering sekali dicancel client/EO acara H-1 ataupun beberapa menit sebelum acara dimulai. Alasannya karena Koster akan hadir jadi tidak boleh ada pengisi acara wanita," tulisnya dalam unggahan itu seperti dikutip Senin (13/9).
Dessy, juga menyampaikan unggahan di Instagram story-nya tersebut berdasarkan pengalaman yang dialaminya berulang kali dan yang terbaru ia mengaku dilarang tampil di depan Koster dalam sebuah acara kementerian pada Jumat (3/9) lalu.
"Yang menyelenggarakan swasta tapi mendukung salah satu program kementerian sehingga menteri hadir di sana untuk meresmikan dan Pak Gubernur hanya mendampingi saja," kata Dessy membenarkan postingan itu kepada awak media.
Ia juga menerangkan peristiwa itu, beberapa hari sebelum acara berlangsung, gladi resik telah dilakukan bersama protokoler kementerian, Gubernur dan panitia acara. Saat itu, gladi resik tidak ada masalah dan berjalan lancar dan tak ada informasi larangan MC perempuan tampil.
Tetapi, saat satu jam sebelum acara berlangsung. Dirinya didatangi oleh seorang protokoler Gubernur lalu meminta tidak tampil di ruang utama dan diminta memandu acara dari sebuah ruangan terpisah.
Akhirnya, dirinya menuruti protokoler Gubernur yang memintanya pindah ke ruang terpisah. Meski sempat ada perdebatan, dan ia kemudian terpaksa berdiri dengan kursi untuk melihat undangan yang hadir serta memandu acara agar berjalan dengan baik hingga selesai.
Lewat peristiwa itu, dirinya kemudian mencurahkan apa yang dialaminya ke media sosial dan akhirnya viral.
Usai acara berlangsung, ia lalu memilih mencurahkan isi hatinya dan viral di media sosial. Ia mengaku kesal karena bukan pertama kali dilarang tampil dalam acara yang dihadiri Gubernur Koster dan hanya suara MC saja yang tampil dalam acara.
Ia menilai, kebijakan tersebut merupakan bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan mengaku tak bisa bekerja secara profesional sebab bingung memandu tanpa melihat acara.
"Ini adalah bentuk diskriminasi terhadap pekerja perempuan event. Ini sangat diskriminasi," imbuhnya.
Menurutnya, kebijakan untuk melarang perempuan tampil secara fisik dalam acara juga menghalang-halangi warga yang sedang mencari nafkah dan apalagi saat ini ditengah Pandemi Covid-19. Ia juga mengatakan untuk Gubernur Bali dan Pemerintah Provinsi Bali memberikan penjelasan terkait kebijakan tersebut.
"Harus bisa menyampaikan klarifikasi terkait kebijakan yang konyol itu karena bukan aku saja yang merasakan tersebut dan saya harap tidak ada diskriminasi terhadap gender dalam pekerja event, kami perempuan memiliki skill dalam profesi," ujar Dessy.
Sementara, Kepala Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali I Wayan Budiasa belum bisa memberikan tanggapan lebih jauh terkait peristiwa viral itu.
"Informasi sudah sampai di pimpinan. Nanti katanya satu pintu keluar untuk respon itu," ujarnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua anggota Paspampres yang duduk di belakang Presiden dengan sigap melarang wanita tersebut mengajak presiden joget bersama.
Baca SelengkapnyaMahyeldi meminta BPIP segera aturan pelarangan jilbab bagi anggota Paskibraka agar tidak memicu keresahan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaArya Wedakarna, baru-baru ini menjadi sorotan di media sosial karena tindakannya yang dianggap rasis.
Baca SelengkapnyaBegini detik-detik emak-emak terobos panggung waktu pidato Prabowo. Respons Prabowo hingga Bahlil jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaSetelah ditegur paspampres, wanita itu kembali ke tempat duduknya di sebelah menteri PUPR.
Baca SelengkapnyaArya tak asing karena pernah dikenal sebagai model atau cover boy Majalah Aneka Yess tahun 1997
Baca SelengkapnyaViral Bule Promosikan Situs Porno di Bali, Menparekraf Sandiaga Siapkan Tindakan Tegas
Baca SelengkapnyaTak cukup memeluk Gibran, wanita itu kemudian berjalan menuju tempat duduk AHY dan mengajak foto bersama.
Baca SelengkapnyaPernah suatu kali ada acara Pramuka di Trenggalek. Gus Ipin mengenakan seragam pramuka lengkap. Setibanya di lokasi acara, Gus Ipin langsung ditegur panitia.
Baca SelengkapnyaCholil mengatakan, pelarangan pemakaian jilbab bagi anggota Paskibraka justru malah melanggar aturan konstitusi dan Pancasila.
Baca SelengkapnyaCerita komedian Mandra ketika diminta tampil di hadapan istri Presiden ke-2 RI Soeharto, yakni Siti Hartinah atau yang akrab disapa Ibu Tien.
Baca SelengkapnyaEmak-emak itu nekat melakukan tindakan tak pantas kepada Jokowi untuk menarik perhatian. Hal ini membuat para paspampres dengan sigap mengamankan wanita itu.
Baca Selengkapnya