Latihan PETA: Soeharto minum comberan, Yani ditempeleng
Merdeka.com - Pendidikan Tentara Pembela Tanah Air mulai digelar di Bogor, Jawa Barat pada Bulan Oktober 1943. Para calon perwira PETA ditempatkan di barak bekas latihan tentara Belanda.
Latihan perwira PETA sangat berat. Hanya dalam waktu beberapa bulan, para pelatih Jepang membentuk perwira Indonesia yang memiliki semangat juang dan militan. Sebagai gambaran, pendidikan perwira TNI saat ini makan waktu 3-4 tahun.
"Jepang mengajari kami membentuk tentara dari nol dan memimpinnya. Kami belajar bertempur di tingkat kompi, bagaimana mencari calon prajurit dan bagaimana mengabdikan diri kepada negara," kata Jenderal Jatikusumo mengingat pendidikan PETA.
-
Bagaimana latihan militer di PETA? Agaknya Jepang menginginkan dalam waktu singkat, para perwira ini harus sudah khatam dengan cara bertempur. 'Untuk teori militer, sangat jarang,' katanya.
-
Apa yang dipelajari Soeharto di PETA? Satu di antara para pemuda itu adalah Soeharto. Mantan Sersan Koninklijk Nederland Indische Leger (KNIL), yang merahasiakan identitasnya. Di masa penjajahan Jepang, Soeharto bekerja sebagai polisi.
-
Siapa pemimpin pasukan Jepang di Indonesia? Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura berhasil menggantikan kekuasaan Belanda setelah melakukan invasi yang cepat dan efektif.
-
Kapan Jenderal Sudirman lulus PETA? Uniknya, ada dua lulusan PETA Bogor yang kemudian meraih bintang lima dan mendapatkan pangkat kehormatan jenderal besar. Soeharto dan Soedirman.
-
Bagaimana Kopassus dilatih? Para prajurit Kopassus dilatih dengan standar tinggi dalam berbagai bidang seperti pertempuran, penyelamatan sandera, pengintaian, dan tindakan-tindakan khusus lainnya, menjadikan mereka salah satu pasukan elit terbaik di Indonesia.
-
Siapa yang menjadi komandan peleton di PETA? Mereka para pemuda pribumi yang lulus seleksi dan dipilih dari seluruh Jawa untuk menjadi Shodanco, atau komandan peleton.
Latihan kilat ini berlangsung spartan. Selain taktik dan praktik militer terus menerus, Jepang juga terus menanamkan patriotisme dan rasa nasionalis pada setiap perwira PETA. Jepang mendoktrin Bangsa Indonesia tak kalah dengan bangsa manapun di dunia. Mereka menghapus stigma lama, kalau Indonesia adalah jongos Bangsa Eropa.
"Sekalipun Jepang kejam, namun saya berani mengatakan bangsa Indonesia telah menemukan harga dirinya melalui semangat yang diberikan Jepang," kata Kemal Idris, salah seorang perwira PETA yang kemudian menjadi Letnan Jenderal TNI.
Dalam buku Tentara Gemblengan Jepang yang ditulis Joyce J Lebra dan diterjemahkan Pustaka Sinar Harapan, dituliskan komposisi calon perwira Indonesia yang mengikuti latihan awal di Bogor.
"70 Orang Indonesia dididik untuk jabatan Daidancho (komandan batalyon), sekitar 200 untuk jabatan Chudancho (komandan kompi) dan 620 untuk Shodancho (komandan peleton)."
Walau paling tinggi, pendidikan Daidancho yang paling ringan. Para Daidan ini berasal dari tokoh-tokoh di daerah masing-masing yang memiliki pengaruh. Kebanyakan guru dan kiai. Soedirman misalnya, dia adalah tokoh pendidik di Muhammadiyah. Sementara Daidan Jakarta adalah Kasman Singodimedjo, seorang pakar hukum dan tokoh masyarakat Jakarta. Pendidikan Daidan ini cuma tiga bulan, mereka lulus dengan pangkat setara mayor.
Sementara pendidikan Shodanco yang paling berat karena menjadi komandan dalam ujung tombak pertempuran. Para calon letnan ini benar-benar digojlok.
Presiden RI kedua, Soeharto termasuk salah satu Shodancho. Walau pernah menjadi tentara Belanda dan mengecap pendidikan militer, Soeharto mengakui latihan PETA sangat berat.
"Kami mesti minum air kotor dari sungai di belakang pabrik karet di tengah-tengah latihan yang melelahkan," kenang Soeharto. Hal ini diakuinya dalam buku biografinya Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya yang diterbitkan Cipta Lamtoro Gung Persada.
Ahmad Yani, salah satu calon Shodancho PETA menceritakan beratnya latihan. Yani termasuk nakal. Dia kerap mencuri roti di dapur dan kabur saat malam hari. Namun dia selalu lolos. Sementara teman-temannya langganan ditempeleng Jepang.
Satu hal yang diingat Yani adalah salah seorang temannya kehilangan jam tangan. Saat itu Yani dan kawan-kawan meminta kasus ini tak dilaporkan. Apalagi harga jam tangan tak seberapa, mereka sepakat mengumpulkan uang untuk mengganti jam kawan mereka yang hilang. Celakanya teman itu sudah melapor.
Hukumannya sungguh berat. para calon perwira itu disuruh berdiri berhadapan. Mereka saling menempeleng satu sama lain di bawah perintah pengawas Jepang. Kalau kurang keras, Jepang itu sendiri yang menempeleng. Banyak yang tak kuat dan menangis saat menerima hukuman seperti ini.
Bukan sekali Yani, dihukum seperti itu. Saat ketahuan tidur ramai-ramai pun Yani dihukum. Plak! Plak!
Walau begitu keduanya lulus dengan predikat baik. Yani menjadi salah satu lulusan terbaik PETA. Tak lama setelah lulus, Soeharto naik pangkat jadi komandan kompi. Kelak keduanya menjadi pimpinan Angkatan Darat.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soeharto menjadi lulus terbaik pendidikan polisi. Kalau sekadar baris berbaris, dia sudah mahir lantaran pernah mengikuti pendidikan tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaUniknya, ada dua lulusan PETA Bogor yang kemudian meraih bintang lima dan mendapatkan pangkat kehormatan jenderal besar.
Baca SelengkapnyaIni kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaSukarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Kenapa Soeharto baru mengetahuinya dua hari kemudian?
Baca SelengkapnyaBocah yang dulu berjualan rokok dan kemenyan itu menjadi orang nomor satu di tubuh TNI AD.
Baca Selengkapnya100 Prajurit baru Paspampres melakukan pelatihan standarisasi di Lawang Gintung Bogor pada Selasa 8 Agustus 2023 - 11 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPrajurit Korps Marinir TNI AL ajarkan cara bertahan hidup di hutan kepada prajurit Angkatan Darat Jepang dan Singapura di Hutan Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaTentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerikut momen langka saat taruna Akmil berlatih di hutan dengan perbekalan seadanya.
Baca Selengkapnya