Lava sudah penuhi sepertiga lantai kawah Gunung Agung
Merdeka.com - Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana menjelaskan, bahwa lava telah keluar memenuhi permukaan kawah gunung Agung, di Karangasem Bali.
Hanya saja adanya lempengan lava yang membeku sisa endapan ledakan tahun 1963 masih menyumbat dorongan magma.
"Magma yang sudah keluar dari perut Gunung Agung disebut lava. Saat ini, lava sudah keluar dan berada di permukaan. Bahkan lava sudah memenuhi sepertiga lantai kawah," ungkapnya, Minggu (3/12) di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang Karangasem.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Bagaimana erupsi Gunung Semeru terlihat? Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya, dan saat laporan tersebut dibuat, erupsi masih berlangsung.
Gempa tremor yang teramati menandakan aktivitas di dekat permukaan. Secara umum, kata Devy tremor merefleksikan aktivitas yang terjadi di permukaan dan bisa saja berbentuk erupsi.
"Erupsi yang terjadi di Gunung Agung dengan keluarnya tremor overscale itu sifatnya masih erupsi efusif. Artinya ada pertumbuhan lava," terang Devy.
Menurutnya lava yang muncul di permukaan cepat mengering. Belum lagi ditambah tumpukan lava dari letusan tahun 1963. Hal ini yang menghambat pergerakan magma sampai terfragmentasi keluar.
Menurutnya dengan melihat erupsi yang terjadi pada perkembangan aktivitas gunung Agung, bisa diprediksi akan terjadi erupsi yang panjang secara maraton.
"Mungkin akan tidak nampak, namun erupsi terus berlangsung. Aktivitas ini bisa terjadi lama dan maraton. Itu bila tidak terjadi letusan yang besar," pungkasnya. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaGunung Slamet yang saat ini masih berstatus waspada atau level II dipantau secara visual dan instrumental.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca SelengkapnyaWaspada terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik signifikan
Baca SelengkapnyaKubah lava adalah tonjolan berbentuk gundukan melingkar yang terbentuk dari ekstrusi lava kental secara perlahan dari gunung berapi.
Baca SelengkapnyaGunung Ile Lewotolok menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu sepekan mulai dari 16 hingga 22 April.
Baca SelengkapnyaPada kurun waktu 15 hari, Gunung Raung sudah mengalami gempa tektonik sebanyak 71 kali.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.
Baca SelengkapnyaGunung api Iya merupakan gunung strato dengan sejarah letusan tercatat sejak tahun 1671.
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca Selengkapnya