Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lawan Hoaks, Generasi Milenial Diminta Sebar Konten Positif di Medsos

Lawan Hoaks, Generasi Milenial Diminta Sebar Konten Positif di Medsos Berita hoax. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Literasi digital merupakan titik terpenting yang harus dipahami masyarakat khususnya generasi milenial untuk menjaga media sosial di tengah maraknya konten negatif. Dengan pemahaman ini mereka bisa lebih cakap memanfaatkan teknologi dan perangkatnya untuk hal positif.

"Literasi digital juga mensyaratkan setiap pengguna untuk bertanggung jawab terhadap konten di medsos itu sendiri," ujar Pengamat Media Sosial, Rulli Nasrullah dalam keterangannya, Kamis (7/2).

Rulli menambahkan, peran generasi milenial sangat diperlukan untuk membantu menyebarkan konten positif di medsos demi menjaga kerukunan antar-masyarakat dari pengaruh ujaran kebencian dan hoaks. Hal ini merujuk pada hasil riset yang menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia selalu mengalami peningkatan dalam sisi jumlah.

"Ini karena pengguna medsos bisa dikatakan cenderung banyak dimiliki dan dimainkan oleh generasi muda. Dengan demikian, sangat penting bagi generasi milenial yang untuk membantu menyebarkan konten positif," kata Peraih gelar doktor dari Universitas Gadjah Mada ini.

Lebih lanjut, dia mengatakan, sejalan dengan pentingnya literasi digital, ada upaya sudah dilakukan oleh pihak pemerintah melalui Kemendikbud dan Kemenkominfo dalam melakukan sosialisasi. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mendorong para generasi milenial mau melakukan 'siskamling' medsos dengan melaporkan akun dan konten negatif.

"Kebetulan saya menjadi salah satu perumus dalam membuat panduan literasi digital. Rumusan yang menjadi panduan literasi digital tidak hanya untuk individu, melainkan juga panduan literasi digital di sekolah, bagi guru, siswa dan literasi digital bagi keluarga," jelasnya.

Menurutnya, peran pemerintah juga sangat penting untuk ikut berperan mengajak generasi milenial mengkampayekan 'ronda' digital dan hari bebas kebencian di medsos. Selama ini, katanya, sudah banyak yang dilakukan pemerintah dalam menyiapkan, mensosialisasikan dan mengajak generasi milineal untuk ikut dalam menjaga kebaikan di medsos disamping peran seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat itu sendiri.

"Namun, tetap saja dengan keterbatasan sarana dan SDM, masyarakat tentunya juga ikut berpartisipasi aktif dalam literasi digital tersebut," imbuhnya.

Secara garis besar, ranah keluarga dan sekolah menjadi modal dasar dalam penerapan dan munculnya rasa tanggung jawab untuk memahami literasi digital untuk mewujudkan iklim medsos yang ramah dan bertanggung jawab. Dengan demikian, penyebaran literasi digital bisa semakin diterapkan di tengah masyarakat.

"Tanggung jawab bersama inilah, yang dimulai dari keluarga dan sekolah, dan tentunya menjadi tanggung jawab setiap warga negara Indonesia untuk menciptakan kedamaian di medsos," kata dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Di tengah situasi politik yang semakin memanas, masyarakat juga harus bisa menahan diri agar tidak mudah terprovokasi terhadap hasutan kebencian yang ada di medsos. Menurutnya, pelaporan atau aduan terhadap delik medsos ke ranah hukum ke aparat tentu diperlukan.

"Saya percaya kita sedang belajar banyak dalam menggunakan medsos. Yang terpenting adalah kesadaran masyarakat itu sendiri yang harus ditumbuhkan akan bahayanya konten dan akun negatif di medsos, sehingga akan banyak persoalan-persoalan yang bisa diselesaikan apabila banyak akun baik yang melawan akun negatif," katanya.

Menurutnya, walau medsos akunnya bersifat pribadi dalam pengertian dibangun dan dimiliki oleh pengguna itu sendiri, namun konten yang diunggah pada dasarnya bersifat mass-self communication. Karena itu, konten dan perilaku dalam dunia digital tidak bisa serta-merta diklaim sebagai aktivitas pribadi dan berada di ruang privasi semata.

"Ini menunjukkan ada nilai-nilai dalam masyarakat offline yang juga harus dibawa dalam kehidupan masyarakat online. Walau dalam beberapa kasus banyak bermunculan nilai-nilai dan etika yang baru terkait budaya digital itu sendiri," tuturnya.

Rulli mengatakan, tanggung jawab dalam menggunakan fasilitas medsos perlu dipahami oleh generasi milenial agar tidak hanya diam atau pasif ketika ada akun atau konten negatif di medsos. Caranya tentu dengan tidak ikut berkomentar terhadap konten tersebut serta tidak ikut menyebarkannya.

"Melaporkan konten secara digital itu mudah. Contohnya, jika sebuah akun dan konten negatif muncul saat membuka medsos di telepon genggam, akan ada titik tiga di atas status Facebook. Pengguna tinggal mengklik dan melaporkan isi konten tersebut. Apabila banyak yang melaporkan konten atau bahkan akun yang bersangkutan bisa dibekukan, dihilangkan, atau dihapus sama sekali," tandasnya.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pentingnya Tata Krama di Media Sosial untuk Membangun Generasi Muda Bijak Berdigital
Pentingnya Tata Krama di Media Sosial untuk Membangun Generasi Muda Bijak Berdigital

Perilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.

Baca Selengkapnya
Bangun Generasi Muda Bijak dalam Menghadapi Revolusi Digital
Bangun Generasi Muda Bijak dalam Menghadapi Revolusi Digital

Generasi muda yang berkualitas akan menjadi ujung tombak dalam mendorong Indonesia yang berdaya saing secara global.

Baca Selengkapnya
Perkuat Literasi Digital, Cara Cegah Hoaks dan SARA Jelang Pemilu
Perkuat Literasi Digital, Cara Cegah Hoaks dan SARA Jelang Pemilu

Hoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.

Baca Selengkapnya
Kemenkominfo Bersama KWI Ajak Masyarakat Isi Ruang Digital dengan Konten Positif
Kemenkominfo Bersama KWI Ajak Masyarakat Isi Ruang Digital dengan Konten Positif

Ruang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.

Baca Selengkapnya
Tangkal Hoaks Terkait Pilkada dengan Literasi Digital
Tangkal Hoaks Terkait Pilkada dengan Literasi Digital

Peningkatan akses informasi lebih mudah, memilih sumber informasi yang kredibel, hingga menganalisis data dari berbagai sudut pandang dirasa sangat penting.

Baca Selengkapnya
Ini Kunci Membentuk Anak Cerdas Literasi Digital
Ini Kunci Membentuk Anak Cerdas Literasi Digital

Kunci utama dalam melindungi anak di era digital adalah membangun lingkungan yang aman dan protektif, terutama dari orang tua dan keluarga.

Baca Selengkapnya
Hargai Jasa Pahlawan, Anak Muda Diminta Gunakan Teknologi Sebarkan Nilai Patriotisme
Hargai Jasa Pahlawan, Anak Muda Diminta Gunakan Teknologi Sebarkan Nilai Patriotisme

Menggunakan teknologi untuk memviralkan rasa kebersamaan, patriotisme bagian dari menghargai jasa pahlawan

Baca Selengkapnya
Jelang Pemilu 2024, Satpol PP dan Linmas Dibekali Literasi  Digital
Jelang Pemilu 2024, Satpol PP dan Linmas Dibekali Literasi Digital

Di tahun politik, semua pihak diajak untuk lebih bijak dalam menyebarkan informasi terutama melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024

Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.

Baca Selengkapnya
Cara Bikin Konten Positif Viral, Banjir Likes dan Komentar
Cara Bikin Konten Positif Viral, Banjir Likes dan Komentar

Di media sosial sebenarnya ada banyak konten positif yang menghibur, inspiratif, informatif dan edukatif yang tak kalah menarik.

Baca Selengkapnya
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Bahaya Berita Bohong Ancam Keutuhan Bangsa, Harus Dihentikan!
Bahaya Berita Bohong Ancam Keutuhan Bangsa, Harus Dihentikan!

Konten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.

Baca Selengkapnya