Lawan ISIS, GP Ansor desak Risma gandeng kiai Muhammadiyah dan NU
Merdeka.com - GP Ansor Jawa Timur meminta pemerintah dan ormas lainnya mewaspadai gerakan radikal mengatasnamakan agama di Indonesia. Sebab, gerakan-gerakan ini bisa menjadi ancaman serius bagi keutuhan NKRI. Terlebih lagi, mulai meluasnya pengaruh jaringan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah di Tanah Air.
Kekhawatiran ini, sempat diutarakan Dewan Pembina GP Ansor Jawa Timur, Masduki Toha. Indikasi ancaman gerakan radikal di Indonesia, khususnya di Surabaya, kata dia, sudah bisa dilihat di awal Tahun 2015 ini.
"Apalagi, saat ini isu kelompok ISIS makin santer menjadi sorotan dunia internasional. Dan Surabaya juga tidak lepas dari persoalan kelompok-kelompok radikal ini," kata Masduki kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (21/3).
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang bergabung dengan PSIS Semarang? Pada Selasa (14/11), PSIS Semarang resmi datangkan pemain baru mereka, Evan Dimas Darmono dari Arema FC.
-
Siapa yang bergabung dengan Timnas Indonesia? Pemain kunci FC Twente, Mees Hilgers, akhirnya memutuskan untuk membela Timnas Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang ditemuinya di Surabaya? Ketika mengunjungi Surabaya, KD menyempatkan diri untuk bertemu dengan Azriel, yang saat ini sedang menjalani studi S2 di kota tersebut.
Bukti di Surabaya sudah menjadi sasaran kelompok radikal ini, kata dia, bisa diketahui adanya pemberlakuan travel warning dari Amerika dan sekutunya.
Kemudian penangkapan terduga teroris di Kejawen Putih, Surabaya oleh tim Densus 88 Mabes Polri beberapa waktu lalu, termasuk adanya dua lokasi di wilayah Surabaya utara, yang ditengarai menjadi sarana tempat pendidikan gerakan radikal.
Terbaru, delapan warga Kota Pahlawan juga dikabarkan hilang di Turki dan diduga ikut bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah. "Ini kan perlu diwaspadai. Karena sudah mulai masuk ke persoalan ideologi," tegasnya.
Pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Surabaya ini meminta pemerintah, baik pusat, daerah maupun ormas-ormas Islam yang berpegang teguh pada keutuhan NKRI untuk tetap tidak memandang remeh gerakan-gerakan tersebut.
"Polri, TNI dan BIN harus segera mengambil sikap tegas terhadap gerakan-gerakan ini," katanya.
Bahkan, masih kata dia, tak hanya Panglima TNI, Jenderal Moeldoko yang pernah mendapat ancaman dari kelompok radikal ini, GP Ansor pun juga pernah mendapat ancaman tersebut. "Jadi, kita harap segera dimonitor gerakan dan indikasi ini. Jangan sampai Surabaya dimasuki ancaman-ancaman gerakan itu," tegasnya.
Selain itu, kembali dia mengingatkan kepada pihak Pemkot Surabaya agar selalu membangun komunikasi dengan para ulama, baik dari Nahdlatul Ulama (NU) maupun dengan Muhammadiyah.
"Sebab kita melihat, Pemkot Surabaya, khususnya Wali Kota Tri Rismaharini tidak pernah berkomunikasi dengan ulama terkait masalah ini. Itu bukti nyata. Nah, sekarang sudah kecolongan kan (8 warga Surabaya hilang di Turki)," ungkap legislator Wakil Ketua DPRD Surabaya ini lagi.
Dia menambahkan, atas persoalan indikasi masuknya gerakan radikal ini, agar seluruh barisan NU juga ikut bersikap. Khususnya, pengawasan di tingkat RT/RW. "Karena ini gerakan ideologis loh. Bukan sembarangan kalau sudah menyangkut pemahaman," tandas dia. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaKedua terduga teroris itu berinisial RJ dan AM. Petugas melakukan penangkapan pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaDensus 88 tangkap puluhan pendukung ISIS dalam satu hari di 3 lokasi
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris RJ dan AM pernah mengibarkan bendera ISIS sebagai upaya melakukan propaganda menggalang dukungan.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore
Baca SelengkapnyaSebagian dari anggota JI Riau itu merupakan mantan napi teroris.
Baca Selengkapnya