Lawan rencana eksekusi pasar Kemiri, pedagang geruduk PN Depok
Merdeka.com - Pedagang pasar Kemiri Muka Depok menolak rencana eksekusi. Sebagai bentuk perlawanan, mereka menggeruduk Pengadilan Negeri Depok, Senin (16/4). Pedagang meminta agar eksekusi dibatalkan.
"Kami minta kepada semua pihak khususnya Pengadilan Negeri Depok untuk membatalkan pelaksanaan eksekusi pasar Kemiri muka," kata salah satu pendemo.
Pedagang membawa spanduk dan sayuran sebagai simbol perlawanan. Mereka meminta agar nasibnya bisa diperhatikan. Karena berkaitan dengan kehidupan mereka.
-
Kenapa para pedagang di Pasar Mendenrejo menagih janji? Mereka menagih janji agar pasar tersebut segera direnovasi. 'Pak Arief Rohman tolong pasarnya segera dibangun. Nanti kan kalau sudah dibangun pasarnya jadi rame, soalnya juga pernah dikunjungi Pak Jokowi. Makanya kita mau nagih janji Pak Jokowi lewat Pak Arief Rohman, karena bupatinya Pak Arief,'
-
Bagaimana pedagang memenuhi permintaan pisang? Untuk memenuhi banyaknya permintaan, sejumlah pedagang mendatangkan pisang dari berbagai daerah.
-
Apa yang terjadi pada pedagang buah? Pedagang buah dikeroyok oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK). Penyebab pengeroyokan karena persoalan uang keamanan.
-
Apa yang disita dari pedagang? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas,' kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Apa yang diprotes pedagang Teras Malioboro II? Mereka melakukannya sebagai aksi protes karena merasa tidak dilibatkan terkait rencana relokasi mereka ke tempat baru di Ketandan dan Beskalan.
-
Kenapa pedagang buah itu dikeroyok? Penyebab pengeroyokan karena persoalan uang keamanan.
"Sampai titik darah penghabisan kami akan mempertahankan pasar ini," kata Karno, salah satu pedagang.
Sengketa pasar ini sudah lama terjadi. PT Petamburan Jaya yang merupakan penggugat memenangkan gugatan atas Pemkot Depok. Pihak swasta tersebut mengklaim sebagai pemilik lahan pasar seluas 2,6 hektare.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Deretan hal menarik yang terjadi di tengah aksi demonstrasi tolak pengesahan RUU Pilkada di gedung DPR RI.
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ini mengaku tidak memiliki koordinator. Mereka urunan membeli sejumlah makanan dan minuman ringan.
Baca SelengkapnyaTidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.
Baca SelengkapnyaBuruh meminta stop PHK buruh tekstil hingga mencabut Permendag Nomor 8 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMereka mengkritisi kenaikan harga bahan pokok, terutama beras, setelah pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSetelah sebelumnya sempat ricuh selama penertiban, ratusan kios dan lapak PKL di pinggir Jalan Raya Puncak Bogor dibongkar.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaSalat Jumat ini digelar sebelum para pengunjuk rasa dari berbagai elemen ini menyampaikan aspirasi dan tuntutannya kepada parlemen.
Baca SelengkapnyaAncaman itu didapatkan agar mereka mau direlokasi.
Baca SelengkapnyaRatusan massa membentangkan spanduk di gerbang lalu membakarnya
Baca SelengkapnyaSejumlah demonstran pun baru menyadari, di tangannya memegang snack bergambar Kaesang Pangarep.
Baca SelengkapnyaPedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.
Baca Selengkapnya