Lebih dekat dengan Bripda Nurysta, sang Polwan Penari
Merdeka.com - Di balik seragam korps bhayangkara yang selalu dikenakannya, tersimpan bakat terpendam dari diri anggota Polres Kediri Kota, Bripda Nurysta Thamarindus Sugiarto. Dia disebut polisi seniman karena giat mengajar seni tari dan sekaligus menciptakan kreasi seni tari sendiri.
Sehari-hari Bripda Nurysta Thamarindus Sugiart bertugas di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Kediri Kota. Perempuan kelahiran Nganjuk, 1 November 1992 dari pasangan Sri Agustina dan
Bambang Sugiharto, ini biasa disapa Tita. Sejak kecil dia sebenarnya bercita-cita menjadi penari. Sejak SD hingga SMA dia terus berlatih menari di sanggar Ayu Sekar Putih di Kertosono Nganjuk.
-
Siapa yang berhasil menjadi Polwan? SSDM Polri membagikan sebuah kisah inspiratif di akun media sosial miliknya. Kisah ini memperlihatkan seorang anak nelayan dari Pulau terluar bernama Kiki Wulandari berhasil menjadi Polwan.
-
Bagaimana karier Jenderal Polri? Tak hanya itu saja, rekam jejak karier Carlo selama menjabat sebagai anggota Polri juga bukan kaleng-kaleng. Ia beberapa kali turut serta berhasil memecahkan kasus.
-
Bagaimana Polwan cantik ini bisa masuk Polri? Dia meraih sejumlah kejuaraan sehingg diterima masuk anggota Polri jalur prestasi olahraga bela diri proaktif.
-
Bagaimana Kiki bisa menjadi Polwan? Kiki tak kuasa menahan haru saat namanya disebutkan dalam sidang kelulusan bersama calon siswa lainnya. Pengumuman kelulusan sendiri dilaksanakan pada sidang terbuka kelulusan Penerimaan Bintara dan Tamtama Polri Tahun Anggaran 2024, Polda Sulawesi Selatan.
-
Bagaimana Kidung dan Gading lolos jadi Polwan? 'Tapi, Alhamdulillah si kembar bisa lolos tanpa uang sepeser pun,' ujarnya.
-
Kenapa Polwan cantik ini berlatih taekwondo? Bripda Indria Larasati mengungkapkan bahwa kemenangan ini merupakan hasil dari latihan keras dan tekad yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi Polri terkhusus Polda Riau.'Saya berlatih dengan sangat giat untuk mempersiapkan diri di setiap ajang yang di perlombakan. Alhamdulillah, kerja keras saya membuahkan hasil yang membanggakan,' ujar Indria.
Selama hampir kurang lebih 12 tahun les menari, Tita mampu menguasai sedikitnya 7 tari dan sekaligus memegang sertifikat tari. Ketujuh tari yang dikuasai antara lain tari jaran pegon, salepok, wareng, merak, bondan, remo pendek dan gambyong. Dari kemahirannya menari inilah akhirnya dia memilih meneruskan kuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prodi Tari.
"Alhamdulillah setelah melalui perjuangan yang panjang akhirnya diterima di Unesa Fakultas Sendratasik ( Seni Drama Tari dan Musik) Prodi Tari. Yang lebih membanggakan di Prodi Tari ini dari hampir kurang lebih 500 peminat, yang diterima hanya 28 dan itu termasuk saya," kata Tita pada merdeka.com, Rabu (15/2).
Kuliah di Unesa dijalani hingga semester VI. Dia pun menguasai puluhan seni tari antara lain remo pendek, remo resnowati, remo bolet, remo jombangan , remo munalifata , gandrung, jejer, topeng bapang , topeng medura , jaranan trenggalek , tari jogja, bali , nusantara , maduraan dan lain sebagainya.
Namun di tengah perjalanan semester VI, terbersit cita-citanya yang lain yakni menjadi anggota polisi.
"Saat itu saya sedang periksa ke puskesmas oleh perawatnya diberitahu kalau ada pendaftaran polisi. Kabar itu langsung saya beritahukan ayah dan direstui, namun sempat ada penolakan dari ibu," ungkap Tita.
Besarnya keinginannya akhirnya membawanya mendaftarkan diri sebagai polisi dan menjadi Diktuk Brigadir Polwan pada 2014. Bangku kuliah ditinggalkan demi menggapai cita-citannya. "Saat proses pendaftaran dan hingga diterima saya tidak lapor kampus, sebab serba salah," jelas Tita.
Optimismenya yang tinggi membawa Tita diterima menjadi anggota polisi dan menjalani pendidikan selama 7 bulan. "Setelah proses selesai saya baru laporan ke kampus dan akhirnya pindah kuliah dan transfer ke kampus di Kediri setelah tahu penempatan di Polres Kediri Kota,” ungkapnya.
Setelah menjadi polisi bukan berarti bakat yang diasah sejak kecil ditinggalkan begitu saja. Dia mendirikan sanggar tari dan memiliki 25 murid. Semua muridnya tidak dikenakan biaya apapun. Dia selalu menciptakan tari kreasi baru dan ditampilkan di berbagai acara. Dua karya tari yang telah ia ciptakan antara lain operet anak metamorfosa, dan yang kedua dunia malam.
"Meski pekerjaan saya saat ini polisi, namun harapan ke depan saya juga akan lebih juga memfokuskan pada dunia tari. Dan mengembangkan sanggar yang telah saya rintis di Jatikalen Nganjuk. Tujuannya generasi muda akan lebih cinta pada seni budaya Indonesia yang adilihung. Tidak ketinggalan pesan kamtibmas selalu saya sampaikan kepada anak didik saya setiap kali ada kesempatan," harapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral kisah polwan cantik yang hafal 30 juz. Ia bahkan mengajarkan ngaji gratis untuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaDengan bermain ketoprak, Elvi tak perlu meninggalkan rasa cinta terhadap anak didiknya.
Baca SelengkapnyaNama Tiara Nissa belakangan ini memang viral karena menjadi lulusan S2 terbaik Akademi Kepolisian Turki. Ini sosoknya.
Baca SelengkapnyaSelain menjaga keamanan sebagai polisi, sosoknya diketahui telah berhasil membangun sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) miliknya sendiri.
Baca SelengkapnyaPenampilannya pun mampu mencuri perhatian netizen hingga disebut memiliki kemiripan dengan artis kondang Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSeorang Babinsa pandai memijat dan sering memberikan layanan pijat gratis ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok eks bintara Polwan yang bukan lulusan Akpol namun berhasil pegang komando jadi Kapolres.
Baca SelengkapnyaGading dan Kidung, anak kembar asal Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, dinyatakan lolos seleksi penerimaan Bintara Polri 2024.
Baca SelengkapnyaSelain menjadi abdi negara, sosoknya menaruh perhatian besar bagi kesejahteraan masyarakat di sekelilingnya.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, sosok Ninda Putri Pramesti viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMereka mendapatkan kesempatan lanjutan sekolah pada 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPerjuangan kerasa seorang petugas sampah bernama Pandi untuk menjadi seorang polisi menjadi kenyataan.
Baca Selengkapnya