Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Legenda Kopassus Agus Hernoto, heroismenya diakui para jenderal

Legenda Kopassus Agus Hernoto, heroismenya diakui para jenderal Atraksi HUT TNI. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) hari ini berulang tahun. Serentetan prestasi dan catatan kelam menghiasi lembar kehidupan korps elit TNI itu. Di balik kisah kehebatan Kopassus, ada satu nama prajurit yang loyalitas dan semangat tempurnya banyak dikenang jenderal-jenderal Kopassus.

Dia adalah Agus Hernoto, prajurit yang harus kehilangan kakinya dalam medan tempur. Buku-buku biografi jenderal-jenderal lulusan Kopassus sering menyebut kehebatan Agus Hernoto. Dua di antaranya yang mengakui Agus Hernoto adalah Brigjen (purn) Sintong Panjaitan dan Letjen (purn) Kiki Syahnakri.

"Timbul kekaguman pada jiwa heroik dan karakter keprajuritannya yang patut diteladani para prajurit muda TNI," demikian ungkap Letjen Kiki Syahnakri yang kenal baik dengan Agus saat operasi di Timor Timur.

Asal usul pasukan elit

5 Kehebatan Kopassus hingga diakui dunia

Agus Hernoto adalah seorang veteran Operasi Trikora yang sarat pengalaman tempur. Dia mengalami cacat seumur hidup setelah kakinya diamputasi karena tertembak dalam kontak senjata dengan Belanda di Merauke, Irian Barat. Kariernya dimulai sebagai prajurit Kopassus (saat itu RPKAD) berpangkat bintara. Dia mengajukan diri ketika Benny Moerdani bertanya siapa yang siap ikut dalam pembebasan Irian Barat.

Pada Operasi Benteng Ketaton di Irian, dropping pasukan terjun payung dilaksanakan dengan sasaran sebelah utara kota Fak-Fak. Para penerjun mendarat tersebar. Beberapa tersangkut di pepohonan, beberapa mendarat di tanah.

Mereka yang berhasil mendarat terlibat kontak senjata dengan pasukan Belanda. Karena kekuatan tidak seimbang maka pasukan menyusup ke hutan. Pergerakan pasukan dilakukan dengan kondisi yang semakin lemah karena kehabisan bahan makanan. Terjadi kontak dengan pasukan Belanda yang menyebabkan 3 orang gugur yaitu Atjim Sunahyu, Suwito, Lestari dari dan 2 orang dari RPKAD. Agus Hernoto dan beberapa anggota tertembak.

Agus Hernoto ditinggalkan teman-temannya dengan harapan dirawat tentara Belanda yang memiliki satuan medis lebih lengkap. Selang beberapa hari setelah tertembak, Agus Hernoto ditemukan oleh pasukan Marinir Belanda yang melakukan pembersihan daerah pertempuran.

Diketahui bahwa luka-luka Agus sudah membusuk, bahkan sudah muncul belatung. Oleh pasukan Belanda, Agus dirawat hingga kedua kakinya diamputasi.

Agus dikenal sangat dekat dengan Benny Moerdani. Dia orang kepercayaan Benny Moerdani. Meski dua kakinya menggunakan kaki palsu, dia tetap dipercaya Benny Moerdani dalam Operasi Seroja, operasi masuknya TNI ke Timor-Timur. Agus Hernoto menjabat sebagai ketua tim intelstrat.

Pada perjuangan integrasi Timor-Timur 1975, Agus Hernoto sering mengemudikan Jeep Willis terbuka seorang diri di Atambua.

Dia sempat menjenguk korban pertempuran di rumah sakit di pinggir kota Atambua. Salah satunya adalah prajurit yang diamputasi kakinya. Prajurit itu tampak sedih.

Agus Hernoto membesarkan hati prajurit itu dengan mengatakan bahwa dia bukan satu-satunya prajurit yang diamputasi kakinya. Agus Hernoto menggulung celana panjang, melepas kedua kaki palsunya yang tertutup celana panjang kemudian menunjukkan kedua kakinya yang sudah diamputasi. Kaki kiri diamputasi di bawah lutut, kaki kanan di atas lutut.

"Demikian besar pengorbanan Agus Hernoto, seorang prajurit para komando Korps Baret Merah dalam perjuangan bagi bangsa dan negara," tulis Sintong Panjaitan dalam buku Perjalanan seorang prajurit Para Komando.

Hubungan Benny Moerdani dengan Agus Hernoto juga memunculkan kisah kesetiaan sejati antar prajurit. Pada 1964, muncul perselisihan antara Komandan RPKAD Mung Parahadimulyo dengan Benny Moerdani, saat itu memimpin Batalion I.

Mung protes saat Jenderal Ahmad Yani menyediakan Benny Moerdani sejumlah mata uang Belanda untuk operasi di Irian. Begitu juga penyediaan USD untuk misi ke Kalimantan. Saat Mung meminta kontrol uang, Benny menolak memberikan. Jengkel dengan Benny, Mung lantas memberlakukan aturan, semua prajurit yang invalid dilarang bergabung dengan RPKAD. Target Mung jelas, yaitu Agus Hernoto yang orang dekat Benny dan kehilangan dua kakinya.

Benny marah dan perselisihan keduanya dibawa hingga ke Jenderal Ahmad Yani. Benny akhirnya dipindah ke Kostrad, sementara Mung dikirim menjadi Pangdam ke Kalimantan. Selanjutnya, Agus selalu setia dengan Benny Moerdani.

Atas sumbangsihnya bagi negara, Agus mendapat anugerah kehormatan Bintang Sakti pada 1987, saat itu berpangkat Kolonel dengan jabatan Pamen BAIS ABRI.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Pangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!

Pangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!

Baca Selengkapnya
Menhan Prabowo Subianto Jalani Tindakan Medis Operasi Besar Nyawa Jadi Taruhan, Begini Kondisinya Kini
Menhan Prabowo Subianto Jalani Tindakan Medis Operasi Besar Nyawa Jadi Taruhan, Begini Kondisinya Kini

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diketahui menjalani operasi besar hingga melibatkan sejumlah dokter profesional.

Baca Selengkapnya
Sosok Karel Sadsuitubun, Pahlawan Revolusi Pertama dari Polri Asal Maluku
Sosok Karel Sadsuitubun, Pahlawan Revolusi Pertama dari Polri Asal Maluku

Berkat jasa-jasanya semasa hidup, nama KS Tubun diabadikan sebagai nama kapal perang hingga jalan.

Baca Selengkapnya
Gugur di Papua, Jenazah Kopda Hendrianto Tiba di Padang dan Dimakamkan di Jambi
Gugur di Papua, Jenazah Kopda Hendrianto Tiba di Padang dan Dimakamkan di Jambi

Jenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.

Baca Selengkapnya
Dokter Helmiyadi Meninggal Usai Operasi 10 Pasien, PB IDI Beri Penghargaan
Dokter Helmiyadi Meninggal Usai Operasi 10 Pasien, PB IDI Beri Penghargaan

Helmi meninggal dunia akibat serangan jantung usai melakukan pelayanan kesehatan kepada 10 pasien.

Baca Selengkapnya
Kisah Jenderal KSAD Bertangan Satu Pertaruhkan Nyawa,  Ini Sosoknya yang Terlatih Gigih Sejak Kecil Hidup Penuh Cobaan
Kisah Jenderal KSAD Bertangan Satu Pertaruhkan Nyawa, Ini Sosoknya yang Terlatih Gigih Sejak Kecil Hidup Penuh Cobaan

Dirinya harus kehilangan tangan kanannya karena luka membuat bagian tubuhnya tersebut membusuk dan harus diamputasi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Profil & Perjalanan Karier Brigjen Robert, Dokter Darah Kopassus Pimpin Operasi Kaki Prabowo
VIDEO: Profil & Perjalanan Karier Brigjen Robert, Dokter Darah Kopassus Pimpin Operasi Kaki Prabowo

Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, menyatakan operasi cedera kakinya berjalan lancar dan sukses

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua
Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua

Mendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak

Baca Selengkapnya
Sosok Komandan Kopassus Bernyali Besar saat Operasi Seroja di Timtim, Gugur Terhormat Dihujani Peluru Musuh
Sosok Komandan Kopassus Bernyali Besar saat Operasi Seroja di Timtim, Gugur Terhormat Dihujani Peluru Musuh

Berikut sosok Komandan Kopassus yang bernyali besar saat Operasi Seroja di Timtim.

Baca Selengkapnya
TNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua
TNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua

Serangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.

Baca Selengkapnya
Mengingat Keberanian Prajurit Kopasgat AU Praka Sugeng Sendirian Adang Serangan KKB di Papua
Mengingat Keberanian Prajurit Kopasgat AU Praka Sugeng Sendirian Adang Serangan KKB di Papua

Praka Mohammad Sugeng adalah nama prajurit TNI yang gugur dalam pertempuran di Papua. Namanya dikenang untuk lapangan tembak di Bandung.

Baca Selengkapnya
Taruna Akpol Bikin Kapolres Kaget, Tangannya Penuh Luka karena Mencuci
Taruna Akpol Bikin Kapolres Kaget, Tangannya Penuh Luka karena Mencuci

Pengakuan seorang taruna Akpol terkait tangannya yang penuh luka karena 'mencuci'.

Baca Selengkapnya