Legenda preman Medan yang jadi pahlawan dan dermawan
Merdeka.com - Siapa saja sosok preman Medan yang melegenda? HMY Effendi Nasution dan Sahara Oloan Panggabean boleh jadi masuk dalam golongan ini.
Ada banyak alasan sehingga HMY Effendi Nasution yang dikenal dengan Pendi Keling dan Sahara Oloan Panggabean atau Olo Panggabean sebagai legenda. Kiprah keduanya semasa hidup setidaknya pernah membuat preman Medan tak lagi berkutat di pinggir jalan.
Dimulai dari Pendi Keling. Petinju ini berhasil mempersatukan para preman di Medan pada awal 1960-an sehingga mereka menjadi kekuatan politik.
-
Siapa yang memimpin operasi pemisahan kembar siam? Pada 21 Oktober 1987, ia memimpin 40 dokter lain untuk melakukan operasi pemisahan kepala bayi kembar siam.
-
Kapan operasi pemisahan kembar siam terjadi? Pada 21 Oktober 1987, ia memimpin 40 dokter lain untuk melakukan operasi pemisahan kepala bayi kembar siam.
-
Bagaimana proses operasi pemisahan kembar siam? Mengutip Instagram @mwv.mystic, operasi pemisahan kepala Ana dan Ani berlangsung selama 13 jam.
-
Siapa anak kembar Komeng? Kedua anak kembar Komeng baru saja diwisuda. Lulusan Sekolah Internasional Kebahagiaan kini tengah dirasakan komedian Komeng. Pasalnya anak kembarnya, Ganteng Maritza Aldi dan Bagus Athallah telah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA).
-
Apa yang terjadi pada kembar siam setelah operasi? Usai dipastikan kondisi Ana dan Ani sehat, kedua orang tuanya mengajak mereka pulang ke Riau.
-
Siapa yang melahirkan bayi? Hari ini, Rabu (31/7), Tengku Dewi Putri telah melahirkan bayi kedua berjenis kelamin perempuan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
"Waktu itu kami anak jalanan biasanya ada di bioskop-bioskop. Kami hidup dari black market. Catut film. Kalau ada band-band yang datang dari Jakarta, mudah-mudahan kami bisa mencatut. Nanti donatur-donatur bilang suruh jaga, kita jaga," kata Anwar Congo, salah seorang rekan Pendi Keling.
Upaya Pendi Keling menyatukan rekan-rekannya dalam satu organisasi berhasil membuat mereka tak lagi disebut preman. Mengusung panji Pemuda Pancasila, mereka ikut membasmi simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Tindakan mereka berbuah manis. Pemuda Pancasila pun menjelma menjadi organisasi kepemudaan besar di negeri ini. Di bawah kepemimpinan Pendi Keling, para preman yang umumnya mangkal di bioskop-bioskop menjelma menjadi orang terpandang dan tak jarang punya peran di dunia politik.
Karena kiprahnya, Pendi Keling pun mendapat julukan Singa Sumatera. Dia juga sempat dipercaya menjadi anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) di Jakarta, selama dua tahun sejak 1968.
Pendi Keling meninggal dunia 26 Agustus 1997, pada usia 63 tahun. Jalan HMY Efendi Nasution yang ditabalkan sebagai nama salah satu jalan di Kota Medan mengabadikan legendanya.
Sementara itu, bekas anggota Pendi Keling, Olo Panggabean punya kisah tak kalah mentereng. Namanya menanjak setelah keluar dari Pemuda Pancasila dan membentuk Ikatan Pemuda Karya (IPK) pada 28 Agustus 1969 dan membangun 'kerajaannya'.
Di masa jayanya, Olo Panggabean kerap dikaitkan dengan perjudian yang pernah sangat marak dan bebas di Kota Medan. Pria kelahiran Tarutung 24 Mei 1941 ini juga dipanggil sebagai Ketua.
5 Strategi polisi sapu bersih preman
Profesi ini dekat dengan premanisme
Tak banyak orang yang bertemu langsung dengan Olo Panggabean. Wajahnya juga sangat jarang diabadikan kamera wartawan. Sepak terjangnya pun hanya jadi cerita dari mulut ke mulut, dan tak ada upaya membuktikan kebenarannya.
Begitupun, karisma nama Olo Panggabean di Sumut melebihi para pejabat. 'Gedung Putih, kediamannya di Jalan Sekip, Medan, pun tak kalah kondang.
Penghormatan orang kepada Olo Panggabean bisa dilihat saat dia berulang tahun, Natal dan Tahun Baru. Jajaran papan bunga ucapan selamat, termasuk dari para pejabat, memenuhi kawasan sepanjang Jalan Sekip dan jalan-jalan sekitarnya.
Meski sering dikaitkan dengan 'dunia hitam', Olo Panggabean juga dikenal sebagai sosok dermawan. Dia banyak membantu warga tidak mampu. Salah satu contohnya adalah ketika Olo Panggabean membiayai operasi pemisahan bayi kembar siam Angi-Anjeli di Singapura pada 2004.
Bintang Olo Panggabean kemudian meredup sejak jabatan Jenderal Sutanto menjabat Kapolri pada 2005. Praktik perjudian di Sumut, yang sering dikaitkan dengannya, diberantas habis sampai ke akar-akarnya.
Olo Panggabean meninggal dunia karena sakit di RS Glenegles, Medan pada Kamis,30 April 2009. Dia kemudian dimakamkan di Tanjung Morawa, Deliserdang.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini bayi kembar itu sudah tumbuh dewasa, dan menjadi orang sukses di bidangnya masing-masing.
Baca SelengkapnyaDiketahui keduanya dulu ditolong oleh sosok ‘malaikat tak bersayap’ bahkan hingga disekolahkan.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Bupati anak eks Kapolri jenguk Ibu yang melahirkan 5 anak kembar.
Baca SelengkapnyaKisah Aipda Purnomo, polisi yang gemar urus ODGJ ngaku selalu dapat keberkahan hidup.
Baca SelengkapnyaSelama dua hari dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya, kondisi Arsenio tak kunjung membaik.
Baca SelengkapnyaAipda Lerrik langsung mengambil mobil pribadinya jenis 4x4 untuk menembus jalur Amfoang yang sulit lalui di saat musim hujan
Baca SelengkapnyaYuliana dan Yuliani lahir dengan kepala yang dempet. Keduanya menjadi bayi kembar siam pertama di Indonesia yang sukses jalani operasi. Begini kabar terbarunya.
Baca SelengkapnyaRaffi Ahmad bersikap kocak saat melihat kondisi Mpok Alpa usai melahirkan.
Baca SelengkapnyaAda nama Raffi Ahmad pada anak kembar Mpok Alpa. Sontak ini mencuri perhatian publik.
Baca SelengkapnyaAnggota Polsek Tempeh, Polda Jawa Timur Aipda Hendra Soegihartono kini tengah mendapat sorotan lantaran aksinya saat mengevakuasi jasad bayi.
Baca SelengkapnyaDua anak kecil ini terpaksa harus berjualan untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan ekonominya.
Baca SelengkapnyaIa merupakan tokoh penting dalam sejarah Kota Surabaya.
Baca Selengkapnya