Lelaki Muda Lebih Rentan Bunuh Diri Dibanding Perempuan
Merdeka.com - Dokter spesialis kesehatan jiwa menyebutkan, laki-laki muda lebih rentan memiliki keinginan bunuh diri ketimbang perempuan. Dokter kesehatan jiwa dari RSUP Fatmawati Dian Pitawati menjelaskan alasannya. Laki-laki lebih rentan lantaran cenderung memendam masalah ketimbang perempuan yang dinilai bisa mengungkapkan masalah.
"Ketika seorang perempuan sudah mengalami beban dalam hidupnya, dia cenderung mencari teman untuk sampaikan keluh kesah. Kalau laki-laki tidak," kata dokter Dian dalam bincang-bincang Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin (9/9). Seperti dilansir Antara.
Dia juga menuturkan, laki-laki muda memiliki risiko lebih besar untuk melakukan bunuh diri dibandingkan laki-laki dewasa. Dian memaparkan, bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor 10 bagi laki-laki dewasa. Sedangkan untuk laki-laki muda dalam rentang usia 10-24 tahun, bunuh diri menjadi penyebab kematian di urutan dua.
-
Siapa yang berisiko tinggi untuk bunuh diri? Sebuah studi menemukan bahwa 38% penderita IED memiliki pikiran untuk bunuh diri (ideasi) dan 17% pernah mencoba bunuh diri. Risiko ini meningkat pada mereka yang dikenal memiliki serangan yang lebih keras dan memiliki lebih dari satu gangguan kesehatan mental.
-
Siapa yang lebih berisiko untuk bunuh diri? 'Ketika itu ada terdeteksi, risikonya 5,39 kali lebih besar untuk mempunyai ide bunuh diri dibandingkan yang tidak,' kata Nova.
-
Kenapa remaja berisiko tinggi untuk bunuh diri? 'Ini adalah disertasi saya tahun 2019 yang mana datanya diambil pada akhir 2019, sebelum pandemi di Jakarta. Yang berisiko adalah 13,8 persen dari 910 remaja (125),'Â kata Nova dilansir dari Antara. Nova menjelaskan remaja adalah orang yang masih senang mengambil risiko dan merasa mampu melakukan segala-galanya. Pada usia remaja, kematian sepertinya masih jauh sehingga akhirnya banyak mengambil keputusan-keputusan yang ceroboh (reckless). Pemikiran mereka juga abstrak.
-
Apa yang menyebabkan bunuh diri pada remaja? Dalam seminar tersebut, dijelaskan bahwa penyebab bunuh diri pada remaja sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Direktur Kesehatan Jiwa, Imran Pambudi, menyebutkan bahwa faktor biologis, genetik, psikologis, budaya, hingga lingkungan memainkan peran besar dalam munculnya pikiran atau keinginan bunuh diri.
-
Kenapa remaja itu bunuh diri? 'Aku jg ingin bahagia dan memiliki kehidupan normal'. 'DUNIA INI INDAH, TAPI TIDAK DENGAN DUNIAKU'. 'Im gagal'.
-
Apa masalah kesehatan mental yang umum pada pria? Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental utama yang memengaruhi pria, tetapi seringkali depresi pada pria diabaikan atau tidak terdiagnosis karena gejalanya mungkin berbeda dengan yang umumnya terjadi pada wanita. Masalah kesehatan mental lainnya yang signifikan bagi pria termasuk skizofrenia dan kecanduan alkohol serta penyalahgunaan zat.
Dilihat dari mudanya usia laki-laki yang berkeinginan bunuh diri, atau usia anak-anak yang masih dalam pola asuh orang tua, Dian mengatakan tingkatan stres pada anak justru datang dari orang tua.
"Pola asuh orang tua yang kurang asertif dalam mendidik anak, kurang memberikan pujian, kurang memberikan apresiasi, sehingga anak merasa dirinya tidak berguna dan tidak bisa memberikan suatu penghargaan kepada orang tuanya," kata dia.
Selain itu sikap orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain juga membuat anak yang cenderung rapuh akan terlukai perasaannya.
Bagi laki-laki yang memasuki usia dewasa muda hingga 24 tahun juga dinilai mudah mengalami depresi apabila cita-cita dan idealismenya tidak tercapai.
Dian menjabarkan penyebab seseorang ingin melakukan bunuh diri terdiri dari beberapa faktor seperti secara biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.
Biologis yaitu kondisi medis seseorang merasa putus asa atau ada faktor genetik lain. Faktor psikologis yaitu gangguan mental; faktor sosial seperti kurang dukungan, secara kultur atau budaya yang mempengaruhi keinginan melakukan bunuh diri; spiritualitas yaitu di mana semakin rendah spiritualnya akan semakin ingin mengakhiri dirinya.
Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah kasus kematian akibat bunuh diri dunia saat ini mencapai 1,8 per 100.000 kejadian. Angka tersebut diprediksi meningkat pada 2020 menjadi 2,4 per 100.000 kejadian.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Depresi bisa menunjukkan tanda yang berbeda pada pria dan wanita.
Baca Selengkapnyaide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi
Baca SelengkapnyaTemuan ini berdasarkan hasil screening mental terhadap dokter PPDS.
Baca SelengkapnyaDalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca SelengkapnyaMasalah bunuh diri merupakan salah satu problem yang dihadapi oleh remaja dan perlu dihadapi dengan tepat.
Baca SelengkapnyaKemenPPPA mencatat korban kekerasan didominasi oleh anak perempuan
Baca SelengkapnyaAdapun metode skrining yang digunakan, melalui kuesioner Patient Health Questionnaire-9 atau PHQ-9.
Baca SelengkapnyaINFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak
Baca SelengkapnyaMasih banyak pria enggan mengakui bahwa mereka mengalami masalah kesehatan mental dan membutuhkan bantuan, mengapa?
Baca SelengkapnyaDugaan sementara, ARL yang merupakan peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) di RSUP Dr Kariadi Semarang bunuh diri akibat dibully senior.
Baca SelengkapnyaTernyata paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental
Baca SelengkapnyaBanyak depresi pada pria tidak dikenali dan diakui, padahal kondisi ini perlu segera ditangani sebelum menjadi parah.
Baca Selengkapnya