Lembaga Eijkman: Uji Klinis Dilakukan untuk Jamin Keamanan Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan uji klinis mulai tahap 1-3 dilakukan untuk menjamin keamanan dan kemanjuran (efikasi) vaksin, termasuk vaksin untuk mencegah infeksi Covid-19.
"Kalau fase 1 untuk menguji keamanan, itu pertama kali disuntikkan ke manusia, jadi jumlahnya sedikit dulu, beberapa puluh orang," kata Amin kepada Antara, di Jakarta, Senin (14/12).
Pengujian vaksin itu melihat hasil perbandingan antara orang yang diberi vaksin dengan yang bukan menerima vaksin. Pada pandemi Covid-19, vaksin diuji apakah mampu menciptakan kekebalan tubuh seseorang terhadap Covid-19.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Apa tujuan uji klinis obat ini? Uji klinis pertama di dunia untuk obat yang dirancang untuk menumbuhkan gigi akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
Pada uji klinis tersebut, satu kelompok menerima suntikan yang memang berisikan vaksin, sementara kelompok yang lain menerima suntikan yang tidak berisikan vaksin, yang disebut sebagai plasebo.
"Nanti dibandingkan berapa persen yang timbul gejala misalnya kalau bedanya sangat besar atau yang menimbulkan gejala itu tidak ada sama sekali baru itu dinyatakan aman," ujarnya.
Amin menuturkan jika dibandingkan antara kelompok yang menerima suntikan vaksin dan kelompok yang menerima suntikan cairan kosong (tanpa vaksin), didapati tidak terjadi apa-apa di masing-masing kelompok, maka vaksin itu bisa dinyatakan aman.
"Intinya kalau aman itu adalah kita bisa menunjukkan risikonya jauh lebih kecil dari manfaat yang diharapkan," tutur Amin.
Uji klinis tahap 2 dilakukan pada beberapa ratus orang. Pada tahap ini, akan dilihat hasil untuk menentukan kemanjuran dan memastikan bagaimana efek samping vaksin.
Jika sudah lolos uji klinis tahap 1 dan 2 secara berurutan, maka dilanjutkan dengan tahap 3 di mana vaksin diberikan kepada ribuan orang untuk menunjukkan vaksin aman, efektif dan bermanfaat.
Para relawan penerima vaksin di uji klinis fase 3 itu memiliki kemungkinan untuk terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Pada uji klinis, juga dicari dosis vaksin yang paling bagus memberikan perlindungan tetapi di sisi lain tetap aman dan tidak memberikan efek yang negatif bagi para penerima vaksin.
Oleh karena itu, seluruh vaksin wajib menuntaskan uji klinis fase 1, 2 dan 3 dengan hasil yang ditargetkan untuk menciptakan kekebalan tubuh seseorang.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaVaksin Polio Bisa Bikin Cacat Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Pakar
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca Selengkapnya