Lestarikan wayang beber, pelukis wanita ini rela hidup sederhana
Merdeka.com - Nama Hermin Istiariningsih atau akrab disapa Ibu Ning mungkin tak setenar pelukis-pelukis lain di tanah air. Namun karya wanita kelahiran Jombang 55 tahun lalu ini tak kalah moncer. Hasil lukisan wayang beber yang ditekuni sejak tahun 1985 tersebut, banyak menghiasi ruangan hotel tanah air, bahkan hingga sampai ke Prancis, Pakistan, Suriname dan kolektor di Indonesia.
Pilihan Ibu Ning untuk tetap bertahan melukis wayang beber bukan tanpa risiko. Kecintaan terhadap wayang yang sudah hampir punah tersebut menjadi alasan dia tetap bertahan untuk melukis. Meskipun banyak masyarakat era sekarang yang tak mengenal atau bahkan tak menyukai wayang beber. Akibatnya hasil karya yang sebenarnya bernilai tinggi, kurang dihargai oleh masyarakat.
Tak sedikit, hasil lukisan istri Sutrisno (72) ini yang hanya dihargai murah. Bahkan ada beberapa pejabat yang telah memesan lukisannya, namun setelah diambil, pejabat tersebut lupa membayarnya. Padahal untuk mengerjakan satu lukisan, ibu Ning harus meluangkan waktu hingga beberapa hari.
-
Bagaimana SalingJaga Ibu Berdaya membantu ibu? Terlepas dari itu, bersama content creator sekaligus momfluencer Dwi Handayani dan Dhannisa Cho, serta dipandu oleh psychotherapist dari Sanggar Jiwa Tumbuh, para ibu diajak untuk melakukan body psychotherapy, social dreaming, dan support circle sebagai proses menjaga kesehatan mental serta memproses berbagai emosi yang muncul dalam perjalanan menjadi seorang ibu.
-
Apa itu SalingJaga Ibu Berdaya? 'SalingJaga Ibu Berdaya adalah rangkaian workshop keuangan yang dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia, yakni: Surabaya, Jakarta, dan yang akan datang ada di Bandung, Yogyakarta, dan Semarang,' ujar Fania.
-
Kenapa orang tua Ida Ayu menolak Soekemi? Orang tua Ida Ayu tak rela jika harus kehilangan putrinya karena merestui hubungan mereka. Pasalnya, saat itu keluarga bangsawan Bali memiliki tradisi menikahkan anak-anaknya dengan sanak-saudara sendiri di pendopo agung.
-
Kenapa orang tua Gigih Indah menghalangi impian nya? Walaupun orang tua menghalangi sekalipun, namun mereka tetap gigih mengejar impian mereka.
-
Siapa yang merasakan sedihnya ibu? Anak-anak memiliki tingkat sensitivitas emosional yang sangat tinggi, terutama terhadap perasaan ibu mereka. Mereka secara alami dapat mendeteksi perubahan emosi dan energi yang dirasakan oleh orang tua. Ketika kamu mengalami kesedihan atau kemarahan, anak-anak akan merasakan ketidaknyamanan tersebut dan berusaha untuk meringankan perasaanmu.
-
Siapa yang ingin membuat lukisan ibunya? Impian tersebut adalah membuat lukisan sang ibu, almarhumah Ibu Stien Hitipeuw, di dinding panti yang telah menjadi inspirasi bagi Ibu Au untuk meneruskan pelayanan kasih dan kepedulian kepada para lansia.
Di rumahnya Kampung Wonosaren Jagalan, Solo perempuan tua ini tetap bertahan melukis wayang beber yang dipelajari secara autodidak untuk menghidupi keluarganya.
Hasil penjualan lukisan wayang beber tak semudah lukisan pada umumnya. Lukisan wayang beber kurang diminati pecinta seni. Kondisi ini membuat perekonomian mereka semakin sulit dan hidup pas-pasan. Meski hidup serba pas-pasan ibu Ning tak lantas mau menerima uluran tangan sesama. Ia bahkan selalu menolak bila mendapat bantuan.
"Saya lebih senang kalau ada membeli lukisan saya, dari pada dibelaskasihani atau diberi sesuatu secara cuma-cuma," ujar Ibu Ning ketika ditemui merdeka.com, Senin (21/4).
Ibu Ning menjual karya lukisan wayang beber, dengan kain kanvas seharga Rp 2,5 juta untuk ukuran dua meter untuk lukisan dengan pewarna yang bagus bisa mencapai Rp 15 juta.
Menurut Ning, seni wayang beber muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam. Seni tersebut saat ini masih berkembang di daerah-daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran-lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.
"Saya prihatin, meski sudah banyak akademisi, mahasiswa yang belajar ke sini, tidak ada satupun yang mau meneruskan seni lukis wayang beber ini," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu dunia maya dihebohkan dengan aksi pengemis wanita yang meminta uang dengan bernyanyi 'A Kasihan A'.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan banyak selebriti lainnya, sejumlah artis Indonesia memilih untuk menjalani kehidupan lebih sederhana dan menjauh dari kemewahan yang mencolok.
Baca SelengkapnyaViral pengemis wanita ucap 'Aa kasian aa' ramai di media sosial. Kisah di baliknya begitu sedih.
Baca SelengkapnyaKisah yang ia bagikan di Tiktok viral dan bikin warganet ikut nostalgia,
Baca SelengkapnyaTerungkap, berkebun menjadi salah satu kegiatan yang digemari.
Baca SelengkapnyaTinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca SelengkapnyaSeorang gadis asal pelosok Sukabumi, Jawa Barat sempat mencuri perhatian warganet di media sosial.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaKisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaSeperti biasanya, ayah Lesti Kejora yakni Endang Mulyana membagikan kegiatan sehari-hari yang seru.
Baca Selengkapnya