Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lewat film, mantan tapol ini desak pemerintah meminta maaf

Lewat film, mantan tapol ini desak pemerintah meminta maaf Pulau Buru Tanah Air Beta. ©2016 merdeka.com

Merdeka.com - Film dokumenter berjudul Pulau Buru Tanah Air Beta garapan oleh sutradara Rahung Nasution bercerita tentang perjalanan ziarah dua mantan tahanan politik tahun 1965 di pulau buru. Adalah Hersri Setiawan dan Tedjabayu dua mantan tapol yang menjadi aktor utama dalam film dokumenter berdurasi 48 menit ini.

"Film ini bermaksud merunut jejak langkah kami di Pulau Buru saat menjadi tapol bersama 850 orang lainnya. Saat itu saya ada di unit 40. Kalau Tedja itu unit lainnya," cerita Hersri di Kantor komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (16/3).

Baik Hersri maupun Tedja dan 12.000 tahanan politik pada tahun 1965 dibuang ke Pulau Buru tanpa proses pengadilan yang membuktikan mereka bersalah. Di sana mereka mengalami perlakuan kejam dan tak manusiawi oleh tentara yang ditugaskan sebagai penjaga kamp konsentrasi.

"Kami semua tunduk pada penguasa. Kami bangun jam 4 pagi padahal baru selesai bekerja jam 12 malam. Harusnya kami bangun jam 5, tapi untuk apel kita harus bangun lebih awal. Apel itu cuma absen nama pekerja takut ada yang tidak ada," kenang Hersri.

"Di sana kemudian kami berusaha merunut sejarah kami yang semu. Yang kami alami di sana mulai dari penyiksaan dan enggak ingat kenyamanan yang kami rasakan," imbuh dia.

hersri setiawan

Hersri Setiawan ©2016 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir

Bagi para tapol, Pulau Buru saat itu layaknya penjara alam. Mereka diharuskan melakukan kerja paksa untuk mengubah rawa-rawa menjadi pemukiman dan area pertanian bagi para transmigran dari jawa pada tahun 1980-an.

"Presiden Jokowi waktu itu ke Pulau Buru. Kata dia Pulau Buru akan jadi sumber beras Indonesia Timur. Tapi dia tidak diucapkan tanda-tanda pertama tempat itu dibuat dilakukan oleh tapol," ungkapnya.

Hal tersebutlah yang membuatnya geram lantaran tidak mengakui derita ribuan tapol yang mati-matian mengubah hutan rawa menjadi sumber lumbung padi.

"Saya hanya ingin pemerintah meminta maaf kepada kami atas perbuatan itu. Kami tidak meminta kompensasi, kami hanya butuh ucapan maaf," tutup dia.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jusuf Hamka Pernah Dikira Terlibat Teroris Pembajakan Pesawat Garuda, Dibebaskan Jenderal Kopassus
Jusuf Hamka Pernah Dikira Terlibat Teroris Pembajakan Pesawat Garuda, Dibebaskan Jenderal Kopassus

Hendropriyono berperan dalam pembebasan Jusuf Hamka yang dituduh terlibat dalam pembajakan pesawat Garuda Woyla.

Baca Selengkapnya
Ibnu Hadjar, Mantan Prajurit TNI yang Balik Badan Jadi Pembelot
Ibnu Hadjar, Mantan Prajurit TNI yang Balik Badan Jadi Pembelot

Ibnu Hadjar merupakan mantan Letnan Dua TNI yang berujung menjadi pemberontak pemerintah dalam pasukan DI/TII.

Baca Selengkapnya
Gubernur Rusdy Mastura Bertemu Mahfud Md: Bahas Hak Korban Peristiwa 1965 di Sulteng
Gubernur Rusdy Mastura Bertemu Mahfud Md: Bahas Hak Korban Peristiwa 1965 di Sulteng

Mahfud berharap kepada gubernur menyerahkan data-data Korban Para Pihak Peristiwa 1965 untuk diverifikasi oleh Tim Menko Polhukam.

Baca Selengkapnya
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto

Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Petrus. Cara Orde Baru Habisi Preman & Pemalak
Petrus. Cara Orde Baru Habisi Preman & Pemalak

Tahun 1980an, preman merajalela. Aparat Orde Baru punya satu penyelesaian: Penembak Misterius

Baca Selengkapnya
Cerita Buya Hamka di Penjara pada Masa Sukarno
Cerita Buya Hamka di Penjara pada Masa Sukarno

Buya Hamka merupakan seorang ulama, aktivis politik, dan sastrawan.

Baca Selengkapnya
Eks Bupati Langkat Divonis Bebas, Komnas HAM: Berpotensi Langgengkan Impunitas Pelaku TPPO
Eks Bupati Langkat Divonis Bebas, Komnas HAM: Berpotensi Langgengkan Impunitas Pelaku TPPO

Komnas HAM mengingatkan, perang terhadap perbudakan manusia merupakan agenda pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya
TAP MPRS No XXXIII/MPRS/1967 Dicabut, Momen Kembalikan Martabat Presiden Soekarno
TAP MPRS No XXXIII/MPRS/1967 Dicabut, Momen Kembalikan Martabat Presiden Soekarno

Soekarno tak pernah diberi kesempatan membersihkan namanya.

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Letkol Untung Komandan Tjakrabirawa Pemimpin G30S PKI Ditangkap di Tegal, Nyamar Jadi Warga Biasa
Potret Lawas Letkol Untung Komandan Tjakrabirawa Pemimpin G30S PKI Ditangkap di Tegal, Nyamar Jadi Warga Biasa

Berikut potret pentolan Pasukan Tjakrabirawa yang memimpin G30S PKI ketika ditangkap di Tegal.

Baca Selengkapnya
Tragedi Talangsari Pecah 7 Februari 1989
Tragedi Talangsari Pecah 7 Februari 1989

Awal mula peristiwa Talangsari dipicu oleh semakin kuatnya doktrin pemerintahan Soeharto tentang asas tunggal Pancasila.

Baca Selengkapnya
Sederet Nama Eks Tahanan Politik yang Jadi Politikus Partai Gerindra
Sederet Nama Eks Tahanan Politik yang Jadi Politikus Partai Gerindra

Sejumlah nama yang aktif dan menjadi bagian dari Partai Gerindra ternyata memiliki masa lalu yang cukup kelam.

Baca Selengkapnya
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965

1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya