Lewat jalur alternatif Cijapati, Jakarta-Garut ditempuh 13 jam
Merdeka.com - Liburan panjang yang ditetapkan pemerintah ternyata tak membuat pemudik terbebas dari macet saat pulang kampung halaman. Meski libur sudah berlaku sejak pekan lalu, nyatanya masih banyak yang terpaksa mudik mendekati hari Lebaran.
Akibatnya, H-2 Lebaran atau Rabu (14/6) kemarin, sejumlah ruas jalur mudik mengalami macet parah. Pemudik harus memakan waktu lebih dari dua jam untuk menempuh jarak pendek. Laju kendaraan tak lebih dari 20 km/jam. Impian tiba di kampung halaman lebih cepat seperti cerita mereka yang berangkat lebih awal terpaksa pupus.
Seperti cerita Nisa, pemudik dengan tujuan Garut, Jawa Barat. Alasan pekerjaan membuat Nisa mengundurkan waktu pulang kampung pada H-2 Lebaran. Nisa dan ayahnya berangkat dari rumahnya di kawasan Cempaka Putih pada Rabu kemarin pukul 11 siang.
-
Di mana kemacetan parah terjadi? Viral di media sosial kemacetan horor terjadi kembali di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang akhir pekan.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Kenapa orang mudik saat Lebaran? Pantun ini seringkali menyiratkan makna tentang kebersamaan, kerinduan, serta harapan untuk bertemu kembali dengan keluarga tercinta di kampung halaman.
-
Kenapa orang mudik saat lebaran? Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Hari Lebaran. Biasanya, mereka yang hidup di perkotaan akan kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.
-
Kapan kemacetan terjadi? Viral di media sosial kemacetan horor terjadi kembali di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang akhir pekan. Kemacetan di Puncak terjadi sejak siang hingga tengah malam, pada Minggu 15 September 2024.
-
Kapan puncak arus mudik Lebaran? Arus mudik Lebaran diperkirakan terjadi pada 19-21 April 2023.
Sebelum berangkat, Nisa dan ayahnya yang sudah terbiasa pulang pergi Jakarta-Garut memang sudah memantau lebih dulu jalur mana yang akan mereka pilih. Macet arah Bekasi yang saban hari terjadi membuat keduanya mengambil rute melewati Puncak, Cianjur dan rencana Nagreg bila tak macet.
"Masuk tol cempaka putih sampai Simpang Gadog itu lancar banget. 1 Jam lebih sampai, sampai keluar Gadog juga masih lancar," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (14/6).
Perjalanan selanjutnya ternyata tak selancar sebelumnya. Beberapa meter dari Simpang Gadog, laju kendaraan ayahnya mulai berjalan perlahan. Tumpahan Pasar Cisarua membuat macet panjang. Total 3 jam waktu yang dia habiskan untuk menembus kemacetan di Pasar Cisarua. Kemudian setelahnya lancar.
Setelah beristirahat 30 menit di salah satu masjid di kawasan Puncak, mobil kembali meluncur. Lagi-lagi tumpahan pasar di kawasan Cipanas menjadi biang macet. Kembali lancar setelah melewati Pasar Cipanas, di kawasan Padalarang mobil kembali melambat karena ada kemacetan sedikit di pasar setempat.
"Setelah itu keluar Padalarang lancar, sampai masuk Cileunyi lancar. Karena udah abis buka, kita istirahat lagi di kawasan Rancaekek sambil memutuskan lewat Nagreg atau enggak," katanya.
Di pantau lewat aplikasi petunjuk jalan, ternyata jalur Nagreg macet parah. Aplikasi sempat memberi jalur alternatif, namun kendaraan harus memutar balik.
"Akhirnya kita inget ada jalur Cijapati. Lebih jauh sih 18 kilometer, tapi kita lihat lebih lancar," ungkapnya.
Meski memilih jalur Cijapati, Nisa dan ayahnya benar-benar gembling saat itu. Ragam cerita tak enak tentang jalur Cijapati membuat mereka ragu. Seperti jalur curam, begal dan hal-hal tak mengenakkan lainnya.
"Tapi ya mau lagi. Kalau lewat Nagreg pasti bakal sampe lebih lama. Bisa-bisa subuh," katanya.
Akhirnya jalur Cijapati dilewati. Diakuinya, kawasan itu memang minim penerangan, padahal jalan berkelok. Rumah warga pun tak berdampingan sepanjang jalan.
Semula mengira hanya kendaraan mereka saja yang melintasi jalan itu. Dalam perjalanannya, mereka bertemu dengan delapan mobil lainnya. Ayah Nisa menjadi lebih percaya diri menginjak pedal gasnya.
"Jalannya bagus, dan bener lancar banget. Saya itu masuk Cijapati jam setengah 10-an, kita ikutin aplikasi, keluar-keluar Lewi Goong, Cibatu sampai di daerah Suka Wening, sampai rumah deh jam setengah 12. Kalau Nagreng macet berdarah-darah pasti," kelakar Nisa.
"Alhamdulillah 13 jam sampe juga, sekarang lagi bungkus ketupat. Memang lama sih kalau dibanding hari biasa yang bisa 4 sampai 5 jam," ujarnya bahagia.
Pemudik, bagi Anda yang ingin menghindari macet Nagreg jalur ini bisa jadi alternatif. Namun, pastikan kendaraan Anda full bensin sebab di sana tak ada SPBU.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski begitu, beberapa wilayah yang berada di Jakarta ternyata sudah terlihat padat kendaraan atau terjadinya kemacetan.
Baca SelengkapnyaH-6 Antrean Lebaran, Truk Menuju Pelabuhan Pelindo Ciwandan Sudah Macet sampai 2 Kilometer
Baca SelengkapnyaSementara itu, Ishak pemudik asal Tangerang mengaku sudah terjebak macet selama 3 jam mulai dari Tol Cikande hingga saat ini di Tol Cilegon.
Baca Selengkapnya"Karena macetnya parah dua jam sampai enggak gerak," cerita Eko yang terjebak macet
Baca SelengkapnyaKendaraan didominasi para pemudik hendak balik ke kota asalnya. Tingginya volume kendaraan juga dipicu banyaknya wisatawan.
Baca Selengkapnya"Makanan di restoran juga tinggal sisa sedikit. Beli sate, harus berebutan karena satenya tinggal 15 tusuk," tutur Rai.
Baca SelengkapnyaRata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaKemacetan berlangsung selama berjam-jam. Banyak pengendara menggunakan bahu jalan untuk istirahat.
Baca SelengkapnyaRuas tol lainnya yang memicu sopir kehabisan tenaga yakni ruas Tol Semarang-Solo.
Baca SelengkapnyaMemasuki H-4 Lebaran pada Sabtu (6/4), ribuan kendaraan mengantre untuk memasuki Pelabuhan Merak, Kota Cilegon.
Baca SelengkapnyaJalan lintas Sumatera terpantau macet parah sepanjang 12 kilometer pada Jumat (5/4) sore.
Baca Selengkapnya