Libur panjang, penumpang kereta api dari Stasiun Gambir melonjak
Merdeka.com - Libur panjang perayaan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 tidak menyurutkan warga Jakarta untuk berlibur di kampung halamannya. Kereta api jadi salah satu alat transportasi cepat yang digunakan warga untuk menempuh perjalanan ke daerahnya masing-masing.
Heru, salah satu petugas keamanan di Stasiun Gambir mengatakan kepadatan penumpang dengan jalur keberangkatan maupun kedatangan pada tahun 2016 meningkat tajam dibanding pada tahun 2015 sebelumnya. Jalur tujuan yang dimaksud yaitu Yogyakarta dan Bandung.
"Lebih padat sekarang. Jalur ke Yogya dan Bandung kali ini yang padat. Tadi dari jam empat subuh sampai jam tujuh ramai sekali," ujar Heru saat ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (1/1).
-
Apa itu kereta api wisata? Kereta api wisata bisa menjadi pilihan rekreasi menarik untuk dicoba.
-
Kenapa kereta api menjadi transportasi favorit? Kereta api menjadi salah satu moda transportasi favorit masyarakat, karena dengan menggunakan transportasi ini perjalanan jadi lebih efisien tanpa hambatan kemacetan di jalan.
-
Bagaimana cara menggunakan kereta api ini? Dilansir dari Liputan6.com, Sepur Kluthuk Jaladara hanya bisa melayani rombongan menggunakan sistem carter dengan tarif sekitar Rp3,5 juta untuk sekali trip dalam tiga jam.
-
Siapa yang bisa naik kereta api wisata? Kereta api wisata yang diadakan oleh KAI ini memiliki beberapa tipe dengan karakteristik dan fasilitas berbeda-beda.
-
Kenapa kereta api lebih prioritas? Ternyata yang benar adalah, kendaraan damkar yang harus mengalah dan mendahulukan laju kereta api meski terjadi kondisi kebakaran yang darurat. Ini tertuang dalam Undang-Undang nomor 2 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan jalan.
-
Kapan kereta api ini diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
Meski padat, lanjut Heru tidak ada penumpukan penumpang di stasiun ini. Perjalanannya lancar tanpa kendala. "Enggak ada penumpukan, jalur keberangkatan maupun kedatangan semuanya lancar," jelasnya.
Dari pantauan merdeka.com di Stasiun Gambir, penumpang yang sedang menunggu berkisar lima puluhan orang. Dari informasi, penumpang ini akan berangkat dengan tujuan Bandung, Yogyakarta, Solo. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut data PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta, pada Selasa (16/4), sebanyak 14.400 penumpang turun di Stasiun Gambir.
Baca SelengkapnyaSelama libur panjang Idul Adha, LRT Jabodebek menjadi transportasi yang andal dan efisien.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan survei, 55 persen dari penumpang KCIC diketahui menggunakan layanan ini untuk berwisata.
Baca SelengkapnyaPemudik yang turun di zona drop off terlihat membawa tas dan banyak barang hingga ke area tunggu
Baca SelengkapnyaRata-rata para pemudik membawa tas ransel, koper, dan terlihat bergerombol.
Baca SelengkapnyaHal tersebut dikarenakan adanya penyelenggaraan Pesta Rakyat dalam rangka menyambut Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029.
Baca SelengkapnyaSejak beroperasi pada 28 Agustus hingga 3 September, total penumpang LRT Jabodebek sudah mencapai 222.800 orang.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian layanan ini untuk menghindari keterlambatan calon penumpang karena adanya kemacetan arus lalu lintas di sekitaran Monas dan jalan menuju St. Gambir.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan masa kini, dulu penumpang kereta api tidak terkendali di masa 18 tahun lalu. Begini penampakannya.
Baca SelengkapnyaPengaturan pola operasional khusus ini diharapkan dapat membantu pelanggan terhindar dari risiko kemacetan akibat pengalihan arus lalin menuju Stasiun Gambir.
Baca SelengkapnyaKeberadaan kereta cepat Whoosh tak hanya menjadi salah satu solusi kemacetan Jakarta- Bandung.
Baca SelengkapnyaTerlihat ribuan penumpang mulai berdatangan sambil barang bawaannya, seperti koper hingga kardus dengan berbagai ukuran
Baca Selengkapnya