Lihat pameran miniatur rumah adat yuk di Monpera Bandung
Merdeka.com - Sejumlah miniatur rumah adat dipamerkan di ruang pameran Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Jawa Barat. Miniatur rumah adat tersebut meniru rumah adat yang ada di kampung adat Ciptagelar, Banten Kidul.
Miniatur yang ditampilkan di antaranya leuit atau gudang beras dan rumah ketua kampung adat. Miniatur ini terbuat dari kayu dan bambu, sesuai dengan bentuk aslinya.
Di samping itu, ditampilkan pula dokumentasi seputar Ciptagelar, salah satu masyarakat adat yang masih bertahan di tengah pesatnya kemajuan zaman.
-
Apa saja koleksi Museum Negeri Lampung? Dihimpun dari berbagai sumber, Museum Negeri Lampung sudah mengoleksi ribuan benda bersejarah yang terbagi dalam beberapa jenis koleksi, seperti geologika, biologika, etnografika, historika, dan lain sebagainya.
-
Apa yang dipamerkan seniman? Kedua belas seniman bergiliran menampilkan karya mereka di empat studio seni langsung per bulan selama tiga bulan ke depan.
-
Apa tema pameran visual? Tujuh belas karya visual hadir dalam sebuah presentasi kolektif pada 15-17 November 2023 di Café Sirkel de Koffie Yogyakarta.
-
Apa yang bisa dinikmati di Museum Negeri Lampung? Di sini, banyak sekali koleksi benda-benda hasil seni, keramik dari negeri Siam dan negeri Cina dari zaman Dinasti Ming, stempel dan mata uang kuno berasal dari masa penjajahan Belanda.
-
Dimana letak Museum Angkut? Museum Angkut berlokasi di Jalan Terusan Sultan Agung No.2, Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, dan jaraknya dari Kota Malang hanya sekitar 20 km.
-
Apa saja yang ditampilkan di Museum Bale Indung Rahayu? Di sini, ditampilkan diorama tentang peran penting seorang ibu bagi masyarakat Sunda. Terdapat sejumlah ruang di sana, salah satunya yang menggambarkan proses penciptaan manusia sampai dengan kelahirannya. Lalu terdapat juga aktivitas sosial perempuan, dengan rasa sayangnya terhadap sang anak. Di museum itu juga ditampilkan bagaimana seorang anak tumbuh menjadi dewasa melalui peran seorang ibu. Termasuk aspek budayaan rumah tangga Sunda, seperti arsitektur rumah, bentuk dan makna ruangan dapur sampai permainan tradisional anak-anak.
Kasi Pelestarian Nilai Budaya dan Sejarah Balai Pengelolaan Cagar Budaya Nilai Budaya dan Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Lia Amalia, menjelaskan pameran tersebut merupakan karya mahasiswa dari 11 perguruan tinggi yang tergabung dalam Forum Ikatan Mahasiswa Arsitektur (FIMA) Jawa Barat.
Pameran merupakan hasil survei lapangan FIMA Jawa Barat ke Kampung Ciptagelar, kemudian dilanjutkan dengan workshop pembuatan miniatur kampung adat dan pendokumentasian.
Hasil workshop dilanjutkan dengan pameran yang dibuka Sabtu 24 Oktober lalu. Pameran sendiri berlangsung sampai Jumat 30 Oktober mendatang.
“Ciptagelar kami pilih karena kami ingin promosikan kampung adat dan mendokumentasikan kampung adat yang ada di Jabar. Ini bagian dari sistem pelestarian,” jelas Lia, kepada merdeka Bandung, Selasa (27/10).
Menurutnya, Ciptagelar menunjukkan nilai arsitektur lokal yang mengandung kearifan lokal. Menurutnya keberadaan rumah dengan arsitektur lokal saat ini sangat jarang, terlebih di perkotaan.
Puncak acara akan berlangsung dengan diskusi tentang rumah adat Jumat lusa, kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film tentang hasil pendokumentasian selama survei ke Ciptagelar.
Kasepuhan Ciptagelar yaitu komunitas atau kelompok masyarakat yang memegang adat istiadat Banten Kidul. Saat ini dipimpin Abah Anom. Masyarakat kasepuhan ini tersebar di 568 kampung yang berada di Kabupaten Lebak, Sukabumi dan Bogor.
Secara administratif kasepuhan ini terletak di Kampung Ciptagelar, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi dan berada di kawasan hutan lindung Taman Nasional Gunung Halimun Salak Provinsi Jawa Barat.
Monpera sendiri berada di Jalan Dipati Ukur, Bandung. Posisinya berseberangan dengan Kampus Unpad. Monpera biasa disebut masyarakat sekitar dengan istilah Monju, kependekan dari monumen perjuangan.
Lia menambahkan, pameran ini juga hasil kerja sama Balai, FIMA Jabar dengan Kesatuan Adat Banten Kidul Kasepuhan Ciptagelar, Bandung Heritage dan Ikatan Arsitek Indonesia-Jabar.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sini masih sangat kental dengan suasana tradisional. Bentuk bangunannya pun layaknya rumah adat khas Minangkabau.
Baca SelengkapnyaDi sini, jejak masyarakat Sunda sejak zaman prasejarah tersimpan apik.
Baca SelengkapnyaDi dalam Museum Sadurengas berbagai koleksi benda kuno peninggalan sejarah Kesultanan Paser tertinggal di sini.
Baca SelengkapnyaMuseum Sadurengas merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir.
Baca SelengkapnyaKeindahan kota dan fasilitasnya itu kemudian disuguhkan bersama produk lokal yang dimiliki Kota Madiun yakni Nasi Pecel.
Baca SelengkapnyaDi museum ini pengunjung akan mengetahui berbagai jenis wayang di Indonesia dan mancanegara
Baca SelengkapnyaRumah makan ini jadi tempat yang asyik dikunjungi bersama keluarga saat berada di Kuningan.
Baca SelengkapnyaMuseum ini menjadi yang pertama dan terbesar se-Provinsi Lampung.
Baca SelengkapnyaSebelum masuk ke kampung Baduy, ada baiknya mengenal sekilas di Imah Saba Budaya
Baca SelengkapnyaRumah persegi empat ini memiliki ciri khas berbentuk panggung dengan tinggi kurang lebih 1 hingga 2 meter yang terletak di Desa Kenali.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 8 tempat wisata di Lembang yang terbaru dan hits.
Baca SelengkapnyaJika ingin mengajak anak berwisata, wisata anak di Bandung ini akan menyajikan pengalaman liburan yang seru.
Baca Selengkapnya