Lima anak yang ditelantarkan divisum di RS Polri
Merdeka.com - Polda Metro Jaya hari ini melakukan visum terhadap lima anak pasangan Utomo Perwira dan Nurindria Sari. Kelima anak yang kini tinggal di safe house itu dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta.
"Hari ini jam 10.00 WIB, anak-anak dibawa pemeriksaan secara scientific, tentang adanya kekerasan fisik dan psikis di RS Polri Kramatjati untuk hasilnya sebagai pelengkap penyidikan," kata Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Heru Pranoto di kantornya, Selasa (19/5).
Heru menjelaskan, visum tersebut guna mendeteksi adanya kekerasan yang diterima mereka atau tidak. Hasil visum nantinya akan digunakan untuk melengkapi berkas pemeriksaan dalam kasus penelantaran anak dan dugaan adanya kekerasan.
-
Mengapa orangtua menitipkan anak? Menitipkan anak kepada pengasuh, kerabat, atau di tempat penitipan seperti daycare sudah menjadi praktik umum di kalangan orangtua. Hal ini sering kali dilakukan karena tuntutan pekerjaan yang membuat orangtua tidak bisa selalu berada di rumah untuk mendampingi anak.
-
Siapa yang menemukan jejak kaki anak? Dua jejak kaki ditemukan di Schoningen berukuran kecil dan tampaknya jejak anak kecil, kata peneliti.
-
Apa yang diambil pelaku dari rumah nenek? Akibatnya banyak harta benda yang raib antara lain lima sertifikat tanah, emas perhiasan, dan uang senilai dua puluh juta rupiah raib diambil pelaku.
-
Apa manfaat menitipkan anak? Pengasuhan Anak: Manfaat dan Risiko Menitipkan anak kepada orang lain memang bisa memberikan manfaat tertentu, terutama dalam pengembangan keterampilan sosial dan kemandirian.
-
Siapa yang menemukan bayi tersebut? Bayi mungil yang diberi nama Bella oleh ART Nana Mirdad, yang pertama kali menemukannya, akhirnya bisa tenang dan tertidur setelah merasa hangat dan kenyang setelah minum susu.
-
Bagaimana orangtua bisa membantu anak mencari informasi? Ini adalah peluang untuk mengajarkan keterampilan penelitian dan penggunaan sumber daya seperti buku, internet, atau perpustakaan.
"Mereka yang diperiksa selanjutnya akan melakukan tes psikologi dan kejiwaan," ujarnya.
Heru menjelaskan, untuk berkas penelantaran kelima anak ini ada sebelas saksi yang telah diperiksa. Lima saksi dari anak anak tersebut, sisanya dari ketua RT, saksi ahli dan tetangga sekitar rumah yang berada di Cibubur.
"Nantinya polisi juga akan meminta keterangan dari saksi ahli yang berwenang memeriksa psikis dan kejiwaan anak-anak tersebut. Semoga pemeriksaan berjalan lancar dan kasus ini cepat selesai," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaPropam Polda Metro Jaya melibatkan pihak Komisi Kepolisian Nasional.
Baca SelengkapnyaPenyidik yang telah mendapatkan adanya unsur pidana dalam tewasnya empat bocah inisial VN berusia 6 tahun, S 4 tahun, A 3 tahun, dan A 1 tahun.
Baca SelengkapnyaArtinya, tujuh mayat yang ditemukan mengambang di Kali Bekasi semuanya sudah teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaKerja sama tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data antemortem dari keluarga korban
Baca SelengkapnyaSaat ini 12 anak penghuni panti asuhan sedang menunggu hasil tes kesehatan dan konseling psikis.
Baca SelengkapnyaKelima tersangka pelaku perundungan itu merupakan anak-anak.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara sudah dilimpahkan dari penyidik Polres Tangsel ke Kejaksaan Negeri Tangsel. Tetapi tak kunjung masuk sidang.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, keempat korban merupakan anak dari P dan D.
Baca SelengkapnyaPolres Kota Bekasi membuka layanan pengaduan orang hilang imbas kasus penemuan tujuh jasad remaja pria di aliran Kali Bekasi
Baca SelengkapnyaUntuk kemungkinan tewasnya empat bocah, karena kekurangan makanan atau mati karena kelaparan.
Baca SelengkapnyaSelang tiga hari, dua dari tujuh mayat itu kemudian berhasil teridentifikasi oleh pihak Dokkes RS Polri Kramatjati. Sementara lima sisanya masih didalami.
Baca Selengkapnya