Lion Air telusuri korban yang tak masuk data manifes
Merdeka.com - Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi mengenai adanya salah satu nama korban pesawat Lion Air JT-610 yang tidak masuk manifes. Sehingga dapat ditentukan ada atau tidaknya pelanggaran.
"Kami investigasi dulu saya nggak bisa (memastikan) melanggar atau enggaknya," kata Daniel di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (4/11).
Daniel memastikan, meski tidak tercatat dalam manifes, korban akan tetap mendapatkan asuransi. "Kalau memang di dalam pesawat kami tetap mendapat itu. Kami sedang telusuri informasi, kepastian siapa," jelasnya.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Di mana Lion Air melakukan perawatan pesawat? Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
Sebelumnya, Yenti Sulastri (44), ibu korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang bernama Arif Yustian (20), berharap ada mukjizat yang membuat anaknya selamat dalam peristiwa nahas itu.
Dia mengharapkan itu karena nama anaknya tidak masuk dalam daftar manifes penumpang pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang berangkat dari Jakarta menuju Pangkal Pinang pada Senin (29/10). Tetapi bukti-bukti yang ada memperkuat dugaan anaknya naik pesawat itu, mulai dari tiket pesawat yang dipesan oleh perusahaan tempat anaknya bekerja, hingga kamera CCTV yang menunjukkan Arif Yustian menumpang pesawat tersebut.
"Tadinya saya tidak yakin anak saya ikut jadi korban, karena namanya tidak terdaftar di manifes penumpang. Saya minta semoga ada mukjizat, anak saya selamat," ucapnya lirih.
Yenti menuturkan bahwa pada Minggu (28/10) malam putra sulungnya sempat berpamitan akan bertugas keluar kota. "Pamitnya ke saya bilang mau Bangka, bukan Pangkal Pinang, penerbangannya pagi dari Jakarta, pukul 06.20 WIB," lanjutnya.
Reporter: Ika DefiantiSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belajar dari kecelakaan mau di KM 58 tol cikampek, tidak semua mobil bisa klaim asuransi sekalipun rutin bayar polis.
Baca SelengkapnyaPada pukul 04.25 Wib, jenazah atas nama Suwanda (55) telah diserahkan kepada keluarganya.
Baca SelengkapnyaRamai postingan di akun X terkait kabar diretasnya data pelanggan KAI.
Baca SelengkapnyaZaidan menuturkan bahwa Sriwijaya Air Group tetap menjunjung tinggi profesionalisme.
Baca SelengkapnyaTidak semua korban kecelakaan lalu lintas bisa mendapatkan asuransi dari Jasa Raharja.
Baca SelengkapnyaPesawat yang membawa 180 penumpang dari Bangkok, Thailand itu menabrak dinding saat mendarat karena roda pesawat gagal berfungsi.
Baca Selengkapnya