LIPI: Monitor Mutasi Virus dengan WGS Harus Tetap Intensif
Merdeka.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan perlu meningkatkan pemantauan atau monitor terhadap mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dengan whole genom sequencing (WGS) untuk melakukan intervensi kesehatan yang tepat dan cepat dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
"WGS (whole genom sequencing) tetap harus intensif dilakukan," kata Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI Dr.rer.nat Wien Kusharyoto dilansir Antara, Jumat (26/3).
Ia menjelaskan pemantauan mutasi virus dapat dilakukan dengan melakukan pengurutan genom menyeluruh (WGS). Diharapkan WGS dapat dilakukan di seluruh Indonesia sehingga bisa mendapatkan gambaran dan sebaransebaran virus yang melanda di tiap provinsi termasuk menemukan kemungkinan varian baru akibat mutasi.
-
Bagaimana cara melihat virus? Ukuran dan bentuk virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri.
-
Virus kerja nya gimana? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa ilmuwan meneliti virus purba? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
Disebutkannya apabila semakin banyak orang yang terinfeksi oleh virus SARS-CoV-2, termasuk oleh varian-varian yang kemudian muncul, maka semakin tinggi kemungkinan virus bereplikasi di dalam sel tubuh manusia yang berpotensi meningkatkan kemungkinan munculnya varian-varian baru.
Menurut dia munculnya varian-varian dengan mutasi pada Receptor Binding Motifs (RBM) utamanya perlu selalu dimonitor, karena berpotensi mengakibatkan berkurangnya efektivitas vaksin dan munculnya "escape mutants" yang bisa lolos dari netralisasi oleh antibodi, seperti misalnya varian dengan mutasi E484K.
Sejauh ini, mutasi N439K maupun N501Y -- pada varian B.1.1.7 dari Inggris -- hanya berdampak ringan terhadap efektivitas vaksin. Mutasi E484K (di samping N501Y dan K417N/T) terdapat pada varian dari Afrika Selatan dan Brazil.
Dengan munculnya varian-varian baru, maka perlu mengantisipasinya, yang mana salah satu caranya adalah dengan melakukan modifikasi pada vaksin yang dikembangkan yang perlu disesuaikan dengan mutasi-mutasi yang muncul.
Modifikasi vaksin bisa dimulai dengan melakukan mutasi pada gen penyandi protein spike. Apabila mengacu pada varian Afrika Selatan, cukup dilakukan mutasi pada level DNA yang menyebabkan perubahan asam amino N501Y, E484K dan K417N.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaDemi mencegah penyebaran Mpox, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaBelasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaAda beberapa hal yang harus diisi oleh WNA dalam kuesioner tersebut, seperti riwayat penyakit, aktivitas kontak, dan tujuan perjalanan terakhir.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca Selengkapnya