LIPI: Rekombinasi Varian Virus Corona Mungkin Mengurangi Efektivitas Vaksin
Merdeka.com - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto mengatakan ada kemungkinan rekombinasi atau gabungan dua varian virus corona penyebab COVID-19 yang membentuk varian baru bisa menyebabkan efektivitas vaksin COVID-19 berkurang.
"Varian baru yang terbentuk mungkin saja menyebabkan efektifitas vaksin menjadi berkurang," kata Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI Wien dilansir Antara, Rabu (24/2).
Dia menuturkan memang ada kemungkinan dua varian virus Corona SARS-CoV-2 hasil mutasi bergabung membentuk varian baru.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Kenapa virus punya bentuk berbeda? Bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
-
Bentuk virus apa saja? Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
-
Apa saja bentuk virus? Struktur dan bentuk virus bervariasi, tergantung pada jenis asam nukleat, jumlah dan susunan protein selubung, serta adanya atau tidaknya selubung membran.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Ketika dua varian virus SARS-CoV-2 yang berbeda menginfeksi seseorang, meskipun cukup jarang terjadi, terdapat kemungkinan terjadinya proses yang disebut rekombinasi yaitu ketika kedua varian tersebut saling menukar beberapa gennya.
Proses rekombinasi itu dapat menyebabkan terbentuknya varian baru yang menggabungkan mutasi-mutasi dari kedua varian sebelumnya. Tentunya rekombinasi varian virus itu menjadi tantangan dalam pengembangan vaksin ke depan.
Untuk itu, Wien menuturkan perubahan genom virus SARS-CoV-2, terutama yang menyebabkan perubahan struktur receptor binding domain (RBD) pada protein spike, harus selalu dimonitor misalnya dengan pengurutan genom menyeluruh (whole genom sequencing) agar apabila terjadi perubahan yang signifikan, perlu dibentuk vaksin baru yang mengacu pada perubahan tersebut.
Hal itu, ibarat vaksin influenza/flu yang harus diperbarui pada periode tertentu mengantisipasi adanya perkembangan virus yang menyebabkan efektivitas vaksin berkurang.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya