Liput demo di Cianjur, wartawan media cetak nasional dianiaya polisi
Merdeka.com - Wartawan harian media cetak nasional yang bertugas di Cianjur, Jawa Barat, Guruh Permadi, menjadi korban kekerasan aparat kepolisian saat tengah meliput aksi unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Cianjur, Senin (4/1). Aksi aparat dari satuan Dalmas Polres Cianjur berawal saat mengamankan aksi unjuk rasa damai yang dilakukan Gerakan Rakyat yang berujung ricuh.
Permadi menjelaskan, selama aksi berlangsung, ada empat lapis petugas keamanan yang berusaha meredam massa yang terus merangsek masuk ke halaman kantor untuk menyampaikan aspirasinya. Insiden saling dorong dengan petugas pun tidak dapat dihindari.
Buntut dari aksi tersebut, antara massa dengan petugas baku hantam. Belasan orang pengunjuk rasa akhirnya mengalami luka-luka dan menyelamatkan diri ke sejumlah ruangan.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
-
Bagaimana pelaku membakar rumah wartawan? Selain itu, penyidik juga menemukan dua botol minuman kemasan tak jauh dari lokasi kebakaran.'30 meter dari lokasi kita temukan barang bukti di sekitar, 2 botol minuman kemasan yang ada sisanya,' ungkap Kapolda Sumut. Setelah diperiksa, ternyata sisa dari dalam botol tersebut adalah Bahan Bakar Minyak (BBM).'Jadi sudah kita periksa dan kita temukan sisa bahan bakar yang ada di botol adalah campuran solar dan pertalite,' ungkap Kapolda Sumut.
-
Dimana rumah wartawan itu dibakar? Polisi menangkap R dan G, dua terduga pelaku pembakar rumah wartawan Tribrata TV bernama Sempurna Pasaribu hingga ludes dilalap api dan menewaskan korban serta tiga keluarga lainnya di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (27/6).
-
Bagaimana Paspampres menanggapi dugaan penganiayaan? Asintel Paspampres, Kolonel Kav Herman Taryaman membantah dugaan tersebut. Dia meyakini, tindakan pengamanan spanduk bukan dilakukan oleh anggotanya.
Guruh Permadi yang mengaku tengah mengambil gambar langsung diserang petugas menggunakan tongkat rotan. Saat diserang, Permadi menyebut dirinya seorang wartawan, namun polisi mengabaikan ucapannya.
"Saya sedang ngambil gambar ketika petugas membabi buta membubarkan masa. Saya tidak tahu persis apa penyebabnya, tahu-tahu beberapa orang petugas menyerang saya dengan tongkat rotan," kata Permadi dikutip dari antara.
Dia mengungkapkan, meskipun sempat diamankan sejumlah anggota berpakaian preman, petugas berseragam dalmas itu terus menyerang dirinya.
Sementara itu, sejumlah wartawan berharap petugas yang melakukan pemukulan terhadap Guruh, dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman setimpal karena mereka sepakat untuk menempuh jalur hukum atas aksi brutal tersebut.
"Kami akan menempuh jalur hukum atas perlakuan petugas yang membabi buta terhadap wartawan sekalipun. Saat ini rekan kami Guruh, sedang menjalani pengobatan di RSUD Cianjur," kata Komeng wartawan televisi swasta nasional.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jurnalis televisi diduga menjadi korban penganiayaan saat meliput demo menolak revisi UU Pilkada di depan Gedung DPRD Jabar
Baca SelengkapnyaNurhadi mendapat intimidasi, ditantang berkelahi bahkan hingga diminta untuk menghapus gambar rekaman hasil liputan.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang membuat berita tidak sesuai.
Baca SelengkapnyaTNI-AL bertanggung jawab untuk melakukan proses pengobatan terhadap korban.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor
Baca SelengkapnyaSetelah dua tahun berperkara di meja hijau, Nurhadi, jurnalis Tempo yang jadi korban kekerasan oleh polisi mendapatkan titik terang.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersuara keras terkait kasus dugaan berita bohong yang menjerat Aiman Witjaksono.
Baca SelengkapnyaDaftar wartawan di Indonesia yang tewas dibunuh usai meliput kasus sensitif.
Baca Selengkapnyakuasa hukum Aiman juga menghadirkan dua ahli yang dihadirkan dalam sidang lanjutan praperadilan
Baca SelengkapnyaPembentang spanduk dukung Ganjar diduga dianiaya Paspampres.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu, kaki dan bahu kiri wartawan tersebut sakit terlebih kakinya pernah cidera dan bagian paha kirinya masih terpasang pen.
Baca SelengkapnyaAlasan tetap melekat status sebagai jurnalis, kata Aiman, karena posisinya masih sebagai wartawan dengan status cuti.
Baca Selengkapnya