Lonjakan Covid-19 dan Rencana Belajar Tatap Muka yang Kian Dekat
Merdeka.com - Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim ingin menggelar kegiatan sekolah tatap muka pada Juli 2021 mendatang meski pandemi belum mereda. Rencana ini sudah sejak lama dia sampaikan.
Tak disangka. Beberapa bulan jelang belajar tatap muka dilaksanakan sejumlah daerah mengalami lonjakan kasus positif COVID-19. Bahkan, di beberapa daerah yang lebih dulu menggelar sekolah tatap muka malah menjadi klaster penularan virus corona.
Kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 6.993 dari data Minggu (6/6) kemarin. Pada hari itu, lima daerah menunjukkan kasus positif Covid-19 tertinggi yakni Jawa Barat 1.790, Jawa Tengah 1.451, DKI Jakarta 1.197, Riau 313 dan Jawa Timur 301.
-
Apa yang dilakukan orangtua saat anak menolak sekolah? Dengarkan Keluhan Anak dengan Serius Penolakan untuk pergi ke sekolah bisa disebabkan oleh kecemasan, perbedaan belajar, masalah sosial dan emosional, atau bullying.
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Apa harapan orang tua untuk anak sekolah? Tak bisa dipungkiri, peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar kepada anak memiliki dampak yang mendalam pada perkembangan akademis dan pribadi anak.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
-
Apa yang harus orang tua lakukan saat anak belajar? Temani Anak Belajar Menemani anak ketika belajar dan duduk bersama mereka merupakan cara yang bisa Anda lakukan. Walau begitu, hindari penggunaan smartphone atau laptop, Anda bisa membaca buku sambil menemani anak belajar.
-
Apa dampaknya jika anak dipaksa sekolah sebelum siap? Saat memaksakan anak untuk belajar dan menitipkan sekolah sebelum cukup umurnya, akan memiliki dampak pada psikologis anak.
Kondisi ini membuat banyak kepala daerah belum bisa memutuskan tetap melaksanakan belajar tatap muka atau kembali menunda. Padahal rencana belajar tatap muka sudah di depan mata.
Menkes Ingatkan Rencana Belajar Tatap Ekstra Hati-hati
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, juga memberikan perhatian serius untuk rencana belajar tatap muka. Apalagi setelah mengetahui adanya klaster besar di Kudus dan Bangkalan.
Salah satu langkah yang dia pilih adalah mengubah jumlah pelajar yang masuk dari 50 persen, kini hanya diperbolehkan 25 persen.
"Bapak Presiden meminta pendidikan tatap muka haris dijalankan dengan ekstra hati-hati. Tatap muka terbatas pertama hanya maksimal 25 persen murid, tidak boleh lebih dari dua hari seminggu," kata Budi dalam keterangan pers virtual, Senin (7/6).
Selain itu, ia mengingatkan pembelajaran hanya maksimal hanya dua jam dan hanya dua kali seminggu. "Setiap hari maksimal hanya dua jam," ucapnya.
Menkes juga mengingatkan seluruh guru harus sudah divaksin sebelum pembelajaran tatap muka dilaksanakan. "Pendidikan tatap muka terbatas. Semua guru harus selesai vaksin sebelum dimulai tatap muka," tandasnya
Kehatian-hatian Ekstra Jelang Belajar Tatap Muka
Pengamat Pendidikan, Doni Koesoema, mengatakan jangan memaksakan diri untuk tetap melakukan pembelajaran tatap muka. Terlebih masih tingginya kasus Covid-19 di beberapa daerah. Ia menilai ada baiknya rencana itu hanya dilakukan di daerah zona hijau.
"Karena itu, PTM hanya aman dilakukan bila kabupaten atau kota itu aman. Aman artinya zona hijau atau kuning. Jangan memaksakan membuka sekolah di zona merah karena akan menambah potensi penyebaran," katanya kepada merdeka.com, Senin (7/6).
Doni meminta pembelajaran tatap muka untuk dipertimbangkan kembali, terlebih pada daerah-daerah yang masuk dalam zona merah.
Ia mencontohkan, saat ini Jepang kembali menutup sekolah karena timbul klaster sekolah. Ditambah saat ini mutasi Covid-19 lebih mudah menyebar dan juga menyerang anak-anak.
"Jadi sebaiknya PTM dipertimbangkan kembali. Jadi lebih baik bersabar daripada siswa menjadi korban," kata Doni.
Katanya, jika pembelajaran tatap muka tetap berlaku fasilitas kesehatan dan sarana utama prokes tetap harus diutamakan. Bahkan orang tua punya hak untuk mengizinkan anaknya ke sekolah atau tidak.
"Hak orang tua untuk tidak mengizinkan anak ke sekolah juga harus dihargai dan hak pendidikan anak tetap disediakan oleh sekolah," ujarnya.
Sementara itu, Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono memberikan beberapa saran jika sekolah tatap muka diberlakukan. Di antaranya, sekolah tatap muka tidak perlu dilakukan setiap hari.
"Jadi mikirnya itu bukan mikir sekolah seperti dulu yang setiap hari tatap muka sekarang harus kombinasi antara tatap muka dan jarak jauh daring. Jangan dipaksakan dan setiap kali pertemuan jangan lebih dari 2 jam lah jadi setiap pertemuannya direncanakan dengan baik," kata Pandu.
Ia juga meminta kepada sekolah-sekolah untuk tidak memaksakan diri untuk belajar tatap muka. Misalkan di sekolahnya masuk dalam zona merah penyebaran Covid-19 lebih baik untuk ditunda.
"Kalau itu memungkinkan silakan, kalau enggak memungkinkan tunda dan enggak semua harus dilakukan misal ada wilayah tertentu sudah bisa wilayah lain belum bisa jangan jadi target. jangan disamaratakan itu yang menjadi bencana jadi semua ngejar target," tuturnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah juga wajib berdiskusi dan mendengarkan opini dari orang tua murid sebelum melakukan study tour.
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaPada saat anak menolak untuk kembali ke sekolah, ini sejumlah hal yang bisa dilakukan oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaPemerintah kota Jambi mewajibkan anak-anak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Baca Selengkapnya