LSI: Rakyat menilai lebaran dan puasa tak perlu sidang isbat
Merdeka.com - Penentuan puasa dan lebaran masih saja menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ormas Islam seperti Muhammadiyah kerap kali memiliki pemahaman yang berbeda dengan pemerintah soal awal puasa dan lebaran.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei yang menyatakan jika mayoritas publik menginginkan penentuan awal puasa dan lebaran dilakukan jauh sebelum hari H. Dalam survei itu, LSI juga menyebutkan bahwa mayoritas publik berpendapat, sistem kalender dalam penentuan puasa dan lebaran dianggap sah berdasarkan hukum agama.
Peneliti LSI, Rully Akbar mengatakan, mayoritas publik setuju jika awal puasa dan lebaran ditentukan dari jauh hari. Sementara itu, publik juga berpandangan sistem kalender dalam penentuan puasa dan lebaran sah secara agama tanpa harus melalui sidang isbat dan rukiyat.
-
Bagaimana cara menghitung kalender Hijriyah? Berbeda dengan kalender Masehi, kalender Hijriyah mengandalkan perputaran bulan sebagai dasar perhitungan waktu.
-
Bagaimana cara menentukan awal Ramadhan? Sidang isbat bertujuan untuk memastikan penampakan hilal dan menetapkan secara resmi awal puasa.
-
Kenapa kalender Jawa Islam diadaptasi? Khalifah Umar merasa perlu untuk memiliki sistem penanggalan yang seragam untuk memudahkan urusan kenegaraan dan kemasyarakatan dalam wilayah kekuasaan Islam.
-
Kapan masyarakat Sunda mengenal sistem penanggalan tradisional? Berdasarkan sejumlah literatur, orang Sunda sudah mengenal sistem penanggalan tradisional sejak abad ke-5. Ini dibuktikan melalui prasasti Kawali yang ditemukan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
-
Bagaimana cara tau waktu Isya? Para ulama menyepakati jika batas awal waktu sholat Isya adalah saat sinar merah di langit sudah hilang.
-
Bagaimana cara menghitung bulan Rajab? Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram dalam kalender Hijriah bersama dengan Muharram, Dzulhijjah, dan Zulkaidah.
"Sebanyak 58,76 persen publik menganggap bahwa sistem kalender tidak bertentangan dengan hukum agama," jelas Rully saat memaparkan hasil temuan LSI, di kantornya, Rawamangun, Jakarta, Minggu (18/8).
Rully melanjutkan, sementara sebanyak 24,30 persen publik menyatakan bahwa sistem kalender dalam penentuan tanggal puasa dan lebaran bertentangan dengan hukum agama.
"Selebihnya 16,94 persen responden tidak tahu atau tidak mau menjawab," terang dia.
Selain itu, LSI juga melakukan riset tentang ilmu pengetahuan yang sudah bisa memprediksi waktu, termasuk puasa dan lebaran. Hasilnya, mayoritas publik menyatakan dengan keilmuan saat ini publik menilai sudah bisa menentukan awal puasa dan lebaran jauh hari tanpa melakukan sidang isbat dan rukiyat pada H-1.
"Sebanyak 53,66 persen menjawab ilmu pengetahuan sudah bisa memprediksi waktu lebaran dan puasa jauh hari. 31,71 menyatakan Science (ilmu pengetahuan) tidak bisa memprediksi waktu," terang dia.
Riset ini dilakukan dengan menggunakan metode sampling multistage random sampling. Jumlah responden awal 1200 responden. Pengumpulan data dilakukan sejak 13-14 Agustus 2013, menggunakan wawancara Handset (quickpoll) dengan margin of error sebesar 2,9 persen. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perbedaan hari Lebaran tidak pernah mereka permasalahkan.
Baca SelengkapnyaGelar Salat Idulfitri Hari Ini, Pimpinan An Nadzir Gowa: Junjung Tinggi Toleransi
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaPersamaan hasil penghitungan penetapan Ramadan tahun ini sangat mungkin terjadi.
Baca SelengkapnyaSemua masyarakat pribumi larut dalam kegembiraan dalam merayakan kemenangan.
Baca SelengkapnyaSalat tarawih pertama akan dilaksanakan pada Jumat (8/3) mendatang.
Baca SelengkapnyaAli Wafa menegaskan, penetapan 1 Syawal memiliki landasan ilmiah berdasarkan dalil hukum Islam yang kuat.
Baca SelengkapnyaHari Raya Idul Adha di Indonesia tahun ini jatuh pada hari yang berbeda dengan yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaSidang Isbat adalah salah satu cara yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama untuk penentuan awal Ramadan, Idulfitri, Iduladha.
Baca SelengkapnyaPimpinan Pusat atau PP Muhammadiyah mengusulkan peniadaan sidang isbat penentuan awal Ramadan.
Baca SelengkapnyaSurat tersebut ditandatangani oleh Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas dan Atang Solihin.
Baca SelengkapnyaPrediksi ini disebut Haedar berdasarkan beberapa hasil kajian.
Baca Selengkapnya