Luas Tutupan Hutan di Aceh Kian Menyusut
Merdeka.com - Kerusakan hutan di Aceh semakin tak terbendung selama 4 tahun terakhir. Luas tutupan hutan terus menyusut, meskipun angkanya menurun setiap tahunnya. Pembalakan liar dan alih fungsi hutan menjadi pemicu utama kerusakan hutan di Aceh.
Sepanjang tahun 2018 luas tutupan hutan di Aceh hilang mencapai 15.071 hektar, sedangkan tahun 2017 luas tutupan yang menyusut seluas 17.820 hektar.
Luas tutupan hutan di Aceh yang tersisa sekarang 3.004.352 hektar. Setiap tahunnya terus mengalami penyusutan, meskipun tahun 2018 laju kerusakan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kerusakan hutan masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Aceh sekarang untuk terus menekan angka penghancuran lingkungan.
-
Dimana hutan awan tropis berada? Hutan awan tropis hanya ada di daerah tropis, di kedua sisi garis khatulistiwa.
-
Di mana lokasi Kawasan Hutan Labanan? KHDTK untuk hutan penelitian yang terletak di wilayah Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur ini merupakan miniatur hutan hujan tropis yang berada di dataran rendah.
-
Kenapa penebangan hutan bahaya? Sebagaimana kita tahu, pohon atau tumbuhan berperan penting untuk meresap air yang jatuh ke tanah. Jika terjadi penebangan pohon besar-besaran, dapat berpotensi jadi penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor.
-
Kenapa kerusakan hutan menjadi penyebab menurunnya keanekaragaman hayati? Dampak lanjutan dari kerusakan hutan tersebut bisa menjadi penyebab menurunnya keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia. Bahkan tak hanya itu saja, banyak sekali alat komunikasi zaman sekarang menjadi informasi pengambilan flora dan fauna ilegal yang dijadikan sebagai barang jual beli membuat hewan dan tumbuhan Indonesia menjadi berkurang bahkan punah.
-
Dimana hutan yang masih menyerap karbon? Cekungan Kongo Menurut peneliti di Laboratorium Ilmu Iklim dan Lingkungan Prancis, hujan tropis utama di cekungan Kongo menjadi satu-satunya hutan yang masih menyerap karbon.
-
Apa yang ditemukan di hutan? Mayat seorang perempuan ditemukan di kawasan Hutan Tahura Raden Soerjo, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.
Empat tahun terakhir, laju kerusakan tertinggi pada tahun 2016 seluas 21.060 hektar dan tahun 2015 menyusut tutupan hutan seluas 21.056 hektar. Total penyusutan hutan kurun waktu empat tahun terakhir seluas 75.007 hektar atau hampir dua kali luas Jakarta Pusat.
GIS Manager Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), Agung Dwinurcahya mengatakan, bila dibandingkan tahun 2017-2018 laju kerusakan hutan di Aceh menurun. Namun laju kerusakan masih terus terjadi di Serambi Makkah.
Kata Agung, data ini diperoleh menggunakan Citra Satelit Lansat 8, Sentil 2, Planet dan Google Earth. Hasil kerusakan masih terus terjadi setiap bulannya akibat pembalakan liar dan alih fungsi hutan.
"Kerusakan hutan semakin tak terbendung, berdasarkan data yang kita peroleh menggunakan citra satelit dan turun ke lokasi langsung," kata Agung Dwinurcahya, beberapa waktu lalu di Banda Aceh.
Kabupaten Aceh Tengah penyumbang terbesar terjadi penyusutan tutupan hutan tahun 2018 mencapai 1.924 hektar. Lalu disusul Aceh Utara 1.851 hektar, Gayo Lues 1.494 hektar dan Nagan Raya 1.261 hektar.
Bila dibandingkan tahun 2017, daerah yang paling tinggi mengalami kerusakan hutan adalah Kabupaten Aceh Utara seluas 2.480 hektar, disusul Aceh Tengah 1.894 hektar.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) luas Aceh 5.677.081 hektar. Dari jumlah itu luas hutan di Aceh mencapai 53 persen dari total daratan. Sisa tutupan hutan saat ini di Tanah Rencong seluas 3.004.352 hektar.
Hutan lindung juga bernasib sama, mengalami penyusutan. Dalam RTWR Aceh hutan lindung seluas 1,790,200 hektar sebagaimana. Pada tahun 2017 kawasan hutan lindung menyusut menjadi 1.621.290 hektar.
Penyusutan hutan lindung terus terjadi di Aceh. Pada tahun 2018 kembali menyusut seluas 3.577 hektar. Sisa hutan lindung sekarang hanya 1.617.713 hektar. Sedangkan kawasan lain tertinggi kedua mengalami kerusakan hutan berada di hutan produksi seluas 2,728 hektar.
"Kawasan hutan lindung tertinggi laju kerusakan tahun 2018 ini," jelasnya.
Kondisi yang sama juga terjadi dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Aceh mengalami kerusakan. Angka kerusakan pada tahun 2018 adalah sebesar 5.685 Ha.
Jika dihitung berdasarkan kabupaten yang berada dalam KEL, Gayo Lues mengalami kerusakan terparah seluas 1.063 hektar, disusul Nagan Raya (889 Ha) dan Aceh Timur (863 Ha). Tutupan hutan di KEL Aceh hingga bulan Desember 2018 tersisa 1.799.715 hektar lagi.
Kata Agung, berdasarkan pemantauan menggunakan citra satelit dan dibantu dengan deteksi otomatis GLAD Alerts dari Global Forest Watch (GFW). Sejak tahun 2016 angka deforestasi di KEL Aceh terus menurun tiap tahunnya.
Angka deforestasi di KEL Aceh pada tahun 2016 sebesar 10.348 hektar, 2017 sebesar 7.066 hektar dan 2018 sebesar 5.685 hektar. Sementara di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) laju deforestasi tahun 2016 sebesar 460 hektar, tahun 2017 sebesar 624 hektar dan tahun 2018 sebesar 807 hektar.
Pembalakan Liar Pemicu Deforestasi
Pembalakan liar dan alih fungsi hutan Aceh menjadi pemicu terjadi penyusutan hutan di Aceh, termasuk di KEL. Faktanya seperti temuan Forum Konservasi Leuser (FKL) berdasarkan monitoring ke lokasi selama tahun 2018.
Sepanjang tahun 2018 FKL berhasil menghentikan 70 orang pembalak liar dan menemukan 160 camp tempat tinggal. Ini membuktikan masih banyak pembalakan liar yang beroperasi di hutan Aceh – yang mengakibatkan hutan terus menyusut.
Pada tahun 2018 ditemukan sebanyak 2.418 kasus pembalakan liar atau setara dengan 4.353,81 m³ kayu berbagai jenis. Ada 1.838 kasus perambahan, diperkirakan luas mencapai 7.546,3 hektar, dan 108 kasus pembukaan akses jalan dengan panjang 193.85 kilometer.
Kabupaten tertinggi kasus pembalakan liar adalah Aceh Selatan (473 kasus) diikuti oleh Aceh Timur (437 kasus) dan Aceh Tamiang (377 kasus). Sedangkan kabupaten tertinggi kasus perambahan hutan berada di Aceh Timur (378 kasus) diikuti oleh Gayo Lues (326 kasus) dan Aceh Tenggara (316 kasus).
Menurut Koordinator Monitoring FKL, T Pahlevie, pelaku perambahan hutan di Aceh dilakukan oleh orang-orang berpengaruh dan elit politik. Mirisnya, perambahan dan pembalakan liar ada yang menggunakan alat berat dan membangun camp tempat tinggal pelaku.
Camp yang ditemukan, sebutnya sebagiannya langsung dimusnahkan oleh tim monitoring, agar tidak lagi dipergunakan untuk merambah hutan. Kondsi ini tentunya semakin mengkhawatirkan bila tidak segera dicegah dan pelakunya harus diseret ke pengadilan agar ada efek jera.
"Yang bermain perambahan hutan itu orang-orang besar," tutup T Palevie.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski penurunan sudah cukup signifikan, KLHK tidak memungkiri masih marak penebangan hutan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri LHK Siti Nurbaya meluruskan data yang dipaparkan Capres nomor urut 3, Mahfud Md soal deforestasi pada debat keempat Pilpres 2024, Minggu (21/1).
Baca SelengkapnyaMenteri LHK ungkap ada kesalahan dalam paparan data Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaPemkot Malang membidik anak muda agar mau jadi petani.
Baca SelengkapnyaWilayah lereng yang paling banyak terbakar di Kecamatan Kubu, Karangasem Bali, dan untuk di Kecamatan Abang
Baca SelengkapnyaBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan masih mendata terkait jumlah korban terdampak banjir.
Baca SelengkapnyaHadi Tjahjanto mengungkapkan, lahan tinggal sebagai pemicu kericuhan di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, tidak memiliki sertifikat.
Baca SelengkapnyaGlobal Forest Watch memotret hilangnya atau tutupan hutan dalam waktu tertentu.
Baca SelengkapnyaTercatat sebanyak 1.716 hektare sawah yang tersebar di sejumlah wilayah Provinsi Aceh mengalami kekeringan.
Baca SelengkapnyaBrasil mengalami kekeringan terburuk dalam tujuh dekade terakhir.
Baca SelengkapnyaMahfud mengklaim bahwa untuk mencabut IUP perlu berurusan dengan mafia.
Baca Selengkapnya