Luhut bangga anak Kopassus jadi polisi bongkar pemerkosaan di Kediri
Merdeka.com - Kasus pemerkosaan anak di bawah umur kembali menggegerkan publik. Tak main-main, 58 anak menjadi korbannya.
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan ternyata memperhatikan dengan seksama kasus tersebut. Apalagi, pelakunya diketahui seorang pengusaha ternama, namun ditakuti masyarakat karena disebut-sebut dekat dengan petinggi-petinggi kepolisian, TNI maupun pemda.
Rupanya, tak hanya terkait kasusnya saja. Luhut mengaku kagum terhadap kinerja Kapolres Kediri Kota AKBP Bambang Widjanarko Baiin yang mendorong terungkapnya kasus tersebut. Rupanya, dia adalah anak seorang purnawirawan Kopassus.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Bagaimana DPR RI ingin polisi menangani kasus pelecehan anak? Ke depan polisi juga diminta bisa lebih memprioritaskan kasus-kasus pelecehan terhadap anak. Polisi Diminta Dampingi Psikologis Anak dan Istri korban Pencabulan Oknum Petugas Damkar Polisi menangkap SN, pria yang tega melakukan dugaan tindak pidana pencabulan terhadap anaknya sendiri yang berusia 5 tahun. Tidak hanya diminta menghukum berat pelaku, polisi diminta juga mendampingi psikologis korban dan ibunya. 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4). Di sisi lain, Sahroni juga memberi beberapa catatan kepada pihak kepolisian, khususnya terkait lama waktu pengungkapan kasus. Ke depan Sahroni ingin polisi bisa lebih memprioritaskan kasus-kasus pelecehan terhadap anak.'Dari yang saya lihat, rentang pelaporan hingga pengungkapan masih memakan waktu yang cukup lama, ini harus menjadi catatan tersendiri bagi kepolisian. Ke depan harus bisa lebih dimaksimalkan lagi, diprioritaskan untuk kasus-kasus keji seperti ini. Karena korban tidak akan merasa aman selama pelaku masih berkeliaran,' tambah Sahroni.
-
Dimana kasus ini menjadi perhatian luas? Kasus ini telah menarik perhatian luas di media sosial.
-
Kapan pemerkosaan itu terjadi? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Siapa yang meminta polisi prioritaskan kasus pelecehan anak? Ke depan polisi juga diminta bisa lebih memprioritaskan kasus-kasus pelecehan terhadap anak. Polisi Diminta Dampingi Psikologis Anak dan Istri korban Pencabulan Oknum Petugas Damkar Polisi menangkap SN, pria yang tega melakukan dugaan tindak pidana pencabulan terhadap anaknya sendiri yang berusia 5 tahun. Tidak hanya diminta menghukum berat pelaku, polisi diminta juga mendampingi psikologis korban dan ibunya. 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4). Di sisi lain, Sahroni juga memberi beberapa catatan kepada pihak kepolisian, khususnya terkait lama waktu pengungkapan kasus. Ke depan Sahroni ingin polisi bisa lebih memprioritaskan kasus-kasus pelecehan terhadap anak.'Dari yang saya lihat, rentang pelaporan hingga pengungkapan masih memakan waktu yang cukup lama, ini harus menjadi catatan tersendiri bagi kepolisian. Ke depan harus bisa lebih dimaksimalkan lagi, diprioritaskan untuk kasus-kasus keji seperti ini. Karena korban tidak akan merasa aman selama pelaku masih berkeliaran,' tambah Sahroni.
"Dia telah berhasil menunjukkan kehadiran Polisi dalam membela masyarakat lemah. Saya berharap kita semua dapat meneladani keberaniannya dalam menegakkan keadilan di masyarakat," puji Luhut dalam akun Facebook miliknya, Senin (16/5).
Luhut mengungkapkan, pernah bertetangga dengan ayah Bambang, bahkan berangkat ke gereja yang sama dengan keluarganya saat itu. Ketika itu, ayahnya menjabat sebagai Kepala Bintal (Bimbingan Mental).
Berikut tulisan Luhut yang mengapresiasi Bambang atas keberhasilannya mengungkap kasus pemerkosaan anak di bawah umur:
"Jumat Minggu lalu, saya dilantik sebagai Ketua Kompolnas RI oleh Presiden Jokowi. Berdasarkan Perpres No. 17/2011, saya diamanahkan untuk memimpin lembaga ini dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kinerja Polri untuk menjamin profesionalisme dan kemandiriannya.
Bicara tentang profesionalisme Polri saya teringat kepada seorang anak kecil, di mana kami pernah bertetangga di Cijantung dan pergi beribadah ke gereja yang sama. Waktu itu ayahnya menjabat sebagai Ka Bintal (Bimbingan Mental) Kopassus.
Sekarang, anak tersebut telah tumbuh dewasa dan menjadi seorang anggota Polri yang profesional. Baru-baru ini saya mendengar bahwa dia berhasil membongkar kasus pemerkosaan 58 anak di bawah umur yang terjadi di Kediri. Pelakunya adalah seorang pengusaha ternama yang kabarnya adalah sosok yang ditakuti oleh masyarakat.
Nama anak yang saya kenal itu adalah AKBP Bambang Wijanarko Baiin, yang saat ini menjabat sebagai Kapolres Kediri. Saya mengapresiasi kinerjanya yang berani dalam menegakkan hukum. Dia telah berhasil menunjukkan kehadiran Polisi dalam membela masyarakat lemah. Saya berharap kita semua dapat meneladani keberaniannya dalam menegakkan keadilan di masyarakat.
Keadilan yang saya maksud bukanlah semata keadilan terhadap anak yang menjadi korban, namun juga anak yang menjadi pelaku yang sering kali identitas dan wajahnya terpapar bebas di media sehingga akan mempengaruhi psikologis dan masa depannya. Saya berharap Kepolisian mempunyai program rehabilitasi untuk pelaku anak-anak karena bagaimanapun juga anak-anak menjadi tanggung jawab kita bersama.
Akhir kata, saya mohon doa restu dari pembaca sekalian agar saya dapat melaksanakan tugas baru ini sebaik-baiknya, dan agar Polri dapat melaksanakan tugasnya untuk melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat."
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang anggota Polisi berpangkat Aiptu datang dari Lombok dan bangga dengan anaknya yang lulus dari pendidikan Akmil.
Baca SelengkapnyaKapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto menaruh perhatian khusus pada kasus dugaan pencabulan anak tiri oleh anggota Kepolisian di Surabaya.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pelecehan seksual atau pencabulan yang diduga dilakukan oleh ayah tiri korban yang berprofesi sebagai polisi di Surabaya dibongkar nenek korban.
Baca SelengkapnyaDia menyebut dari hasil pemeriksaan sementara, aksi bejat itu dilakukan pelaku sejak korban berusia 10 hingga 16 tahun.
Baca SelengkapnyaKapolsek Sawahan Kompol Domingos De Fatima Ximenes saat dikonfirmasi atas pelaporan anak buahnya itu pun membenarkannya.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota Kopassus datang ke pelantikan sang anak untuk jadi Polisi, bangga, cium kening, dan sang anak cium kaki ibunda.
Baca SelengkapnyaKPAI saat ini berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak .
Baca SelengkapnyaPelaku diduga melakukan pelecehan seksual terhadap putri tirinya selama 4 tahun.
Baca SelengkapnyaPerbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca SelengkapnyaPelaku mencabuli korban sejak Agustus 2021 hingga Desember 2022.
Baca SelengkapnyaSetelah melakukan perbuatan asusila tersebut, tersangka kembali membujuk korban untuk menginap di rumahnya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu telah dilaporkan ke Polres Purworejo pada Juni 2024 dan masih belum ada perkembangan.
Baca Selengkapnya