Luhut gandeng TNI AD cari kuburan massal korban 1965 di 122 titik
Merdeka.com - Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan diminta Presiden Joko Widodo untuk mencari kuburan massal kasus pelanggaran hak asasi manusia tahun 1965. Terkait perintah itu, Luhut langsung membentuk tim untuk mencari kuburan massal yang disebut-sebut berada di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.
Luhut mengaku mengajak TNI Angkatan Darat untuk mencari kuburan massal tersebut. Mereka sudah mengidentifikasi 122 titik yang diduga kuburan massal.
"Saya ajak Angkatan Darat. mereka terlibat identifikasi, dari 122 data katanya (LSM) ada kuburan masal, itu kita tandai. Tunggu lah, emang sulap (bisa cepat)," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Rabu (18/5).
-
Dimana kuburan massal ditemukan? Dalam Konferensi Alekseyev Readings di Institut Riset Anuchin dan Museum Antropologi Moskow, ilmuwan mengungkapkan ditemukan total 300 mayat pada sembilan liang lahat di Yaroslavl.
-
Bagaimana TNI AD tunjukkan komitmennya? Maruli kemudian menyambut baik wacana yang dikemukakan Danjen USARPAC, serta menyatakan pula komitmen TNI AD untuk memperdalam kerjasama di bidang militer.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal itu? Selain itu, para ilmuwan menemukan berbagai artefak pemakaman, seperti lebih dari 100 gelang dan 27 manik yang terbuat dari cangkang, vas keramik, mangkuk, piring, periuk, kendi kecil, gelas kimia, pot tanah liat, cangkir air, botol, dan toples.
-
Bagaimana TNI membuktikan tekadnya? Sejak perang kemerdekaan, TNI membuktikan diri tetap teguh berjuang di tengah segala keterbatasan.
-
Di mana anggota TNI AD ditemukan tewas? Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
Dia menyatakan TNI AD telah setuju untuk mencari kuburan massal tersebut. Mereka juga tak merasa keberatan dengan pencarian kuburan massal itu.
Menurutnya, penyelesaian kasus pelanggaran ham 65 tak bisa diselesaikan secara cepat. Namun dirinya berjanji bahwa penyelesaian kasus itu akan berakhir pada akhir tahun 2016 ini.
"Kalau melihat kompleks begini sih ya nggak mungkin ya. Tapi saya coba selesaikan sampai akhir tahun ini saya selesaikan. Kupas habis habisan," kata dia.
Sementara itu, kata dia hasil rekomendasi simposium nasional 65 masih dalam kajian pemerintah. Dia juga belum bisa berkomentar rekomendasi yang diserahkan oleh ketua pengarah simposium nasional 65 Letjen (Purn) TNI Agus Widjojo. "Saya baru bisa komentari Jumat. Saya masih pelajari," ucapnya.
Soal rekonsiliasi, dia mengaku menjadi opsi terakhir pemerintah. Apalagi dunia internasional mengakui keseriusan Indonesia menyelesaikan kasus tersebut.
"Internasional mengakui kita sudah menyelesaikan kasus HAM PKI supaya ini gak jadi beban generasi mendatang," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agen Polisi Sukitman terkejut. Sumur sudah tak ada lagi, dan banyak gundukan tanah seperti kuburan di Lubang Buaya.
Baca SelengkapnyaTiga lubang pemakaman telah disiapkan di Taman Makam Pahlawan untuk perwira TNI AU korban pesawat tempur Tucano jatuh
Baca SelengkapnyaZiarah dilaksanakan bersama dengan seluruh kepala staf angkatan dan beberapa personel TNI lainnya.
Baca SelengkapnyaKompleks makam terletak di dalam hutan Gampong Alue Rime, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara
Baca SelengkapnyaPara prajurit TNI AD membersihkan sampah dan melakukan penghijauan kembali setelah beberapa waktu lalu lokasi tersebut kebakaran.
Baca SelengkapnyaKecelakaan pesawat Super Tucono menewaskan empat prajurit TNI AU
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan, proses disposal terbilang cukup panjang mulai dari pendataan hingga pelaporan.
Baca SelengkapnyaMaruli menyebut AHY merespons dengan baik hal-hal yang disampaikan.
Baca SelengkapnyaSaat tiba di barisan Reserse, Dudung meminta personel untuk menangkap para pelaku pembakaran hutan.
Baca Selengkapnya