Luhut ingin nama Laut China Selatan diubah jadi Laut Natuna
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pemerintah kini berencana mengubah nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna. Perubahan nama tersebut masih dalam tahap usulan.
"Ya kita lagi usulkan. Kita lihat lah," ujar Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan di Istana beberapa hari lalu.
Menurut dia, usulan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, Laut China Selatan memang berada pada wilayah Indonesia, tepatnya Natuna.
-
Kenapa Jokowi membahas Laut China Selatan? Jokowi mengatakan dirinya akan membahas upaya meredakan ketegangan di Laut China Selatan.
-
Apa yang ditemukan di Laut China Selatan? Dua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644. Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
-
Siapa yang prihatin tentang konflik Laut China Selatan? Para menteri luar negeri di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) pada Sabtu, 30 Desember 2023 menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
-
Mengapa lautan penting bagi manusia? Lautan adalah komponen integral dari planet Bumi, meliputi sebagian besar permukaan bumi dengan air. Dengan persentase air sebanyak 97%, lautan tidak hanya menjadi sumber kehidupan yang vital bagi berbagai spesies, tetapi juga memainkan peran penting dalam mengatur iklim global.
-
Apa bukti Semarang dulunya lautan? Bukti pertama kalau dulu Semarang adalah lautan yaitu lokasi dari Kelenteng Sam Poo Kong yang menjadi tempat berlabuhnya Laksamana Cheng Ho.
-
Kenapa Laut Cina Selatan menjadi sorotan dunia? Teritorial LCS merupakan kawasan perairan yang menjadi sorotan tidak hanya di level Asia, namun juga dunia khususnya negara-negara Barat yang memiliki kepentingan ekonomi dan keamanan.
"Ya kan dari sejarahnya itu juga itu memang Laut Natuna. Biar lebih konkret lah ya, kita punya itu gitu," jelas Luhut.
Luhut juga mengatakan, pemerintah tidak perlu mencari banyak dukungan untuk bisa mengubah nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna. Pemerintah tetap mempertahankan kawasan yang masuk dalam teritorialnya.
"Ya enggak ada urusan orang lain, itu kan itu memang daerah kita. Kita mau kasih nama, ya boleh aja," kata dia.
Untuk diketahui, semula rencana perubahan nama ini sudah diungkapkan Ketua Tim Satgas 115, Achmad Santosa yang bertugas memerangi penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia. Bahkan proposal rencana perubahan nama laut itu akan didorong ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luhut menyadari, luasnya batas negara Indonesia membutuhkan angkatan laut yang tangguh.
Baca SelengkapnyaSejumlah pengamat mengkhawatirkan kerja sama Indonesia-China dalam sektor maritim di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaKasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Baca SelengkapnyaIni menunjukkan Indonesia memiliki potensi kelautan yang kaya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pengusiran ini terjadi di Laut Natuna Utara, pada Senin (21/10).
Baca SelengkapnyaBelum banyak yang tahu bahwa Kabupaten Sidoarjo dulunya merupakan lautan. Bukti fisiknya pun masih bisa disaksikan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaMahfud menilai, kesepakatan Prabowo dan Xi Jinping bisa menjadi masalah baru di kawasa
Baca SelengkapnyaBRIN mengungkapkan alasan Selat Muria kini menjadi daratan
Baca SelengkapnyaIrvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca Selengkapnya"Perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang," kata Menko Polhukam
Baca SelengkapnyaPemerintah akan melakukan studi terlebih dulu untuk potensi area lahan yang disinyalir memiliki luas antara 350-500 ribu ha.
Baca SelengkapnyaWilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Baca Selengkapnya