Luhut Sebut dari Hasil Modelling Virus Corona Tak Kuat di Cuaca Indonesia
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan virus corona (Covid-19) tak kuat hidup di Indonesia. Menurutnya, virus corona tak bisa hidup di cuaca Indonesia yang cenderung panas.
"Dari hasil modelling, cuaca Indonesia yang panas dan humadity tinggi maka untuk Covid-19 itu enggak kuat," kata Luhut saat video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Selasa (2/4).
Meski begitu, Luhut tetap meminta agar masyarakat menerapkan physical distancing atau menjaga jarak aman dan menghindari kerumunan. Hal itu untuk mencegah penyebaran virus corona.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Mengapa penting untuk menjaga jarak dari orang yang sakit? 'Kalau sudah mulai batuk pilek, istirahat, dan jika ada tetangga yang batuk pilek atau bersin-bersin, sebaiknya menghindar dari mereka. Terapkan 3M: menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan,' saran Budi.
-
Bagaimana mencegah penularan flu? Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit flu, seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Jika ada anggota keluarga yang terkena flu, usahakan untuk menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Bagaimana cara mencegah penularan HMPV? 'Cara pencegahannya mirip-mirip saja semua, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, perilaku bersih sehat, pakai masker, jangan terlalu dekat kalau tidak pakai masker,' tutupnya.
-
Siapa yang meminta masyarakat hati-hati? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk tidak memberikan foto diri beserta KTP secara sembarangan.
"Kalau jaga jarak tak dilakukan ya tidak berarti. Makanya sekarang tergantung kita," ujarnya.
Saat ini, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan pemerintah untuk menekan angka penyebaran virus corona. Kebijakan itu dinilai lebih tepat untuk Indonesia dibandingkan opsi lockdown atau karantina wilayah.
Alasan Tak Lockdown
Luhut menjelaskan alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak mengambil langkah lockdown. Luhut mencontohkan negara-negara lain yang sudah menerapkan lockdown.
"Katakan lockdown, kita sudah lihat di India, Malaysia. Di China sendiri kan hanya di Hubei itu lockdown, jadi dari pertimbangan-pertimbangan semua itu kita melihat ini dan sarankan ke Presiden," jelasnya.
Lockdown di India sendiri berujung kekacauan. Menurut Luhut, Jokowi sangat jernih melihat dampak kebijakan lockdown yang dapat merugikan masyarakat lapisan bawah.
"Presiden lebih jernih lagi melihat, kalau (lockdown) itu dilakukan dampak yang paling kena adalah masyarakat paling bawah, dan beliau enggak mau," tutur Luhut.
Reporter: Lizsa EgehamSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaWakil ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta masyarakat tidak panik terhadap virus HMPV.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaVirus HMPV memiliki gejala seperti flu biasa dan tidak seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaSemua kasus di Tanah Air melibatkan anak-anak, namun virus HMPV ini bukanlah ancaman baru.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca Selengkapnya