Luhut tak yakin ada serangan balik teroris pasca Santoso tewas
Merdeka.com - Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso tewas dalam baku tembak di Poso, Senin (18/7). Tewasnya Santoso tak membuat jaringan terorisme di Poso hilang. Sebab, masih ada buronan lainnya yakni Ali Kalora dan Basri.
Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan mengaku tak khawatir jika sisa kelompok Santoso bakal menyerang balik. Menurut dia, jaringan teroris Santoso saat ini sudah sangat lemah.
"Makanya saya tidak melihat banyak masalah di balik kemungkinan bahwa kelompok Santoso menyerang balik," kata Luhut saat coffee morning di Kantornya, Jakarta, Rabu (20/7).
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Siapa yang menerobos iring-iringan TNI? Tampak emak-emak ini menerobos iring-ringan TNI yang hendak mengantar Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar yang akan purna tugas dari Makodam ke Mapolda Aceh.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Apa yang diselamatkan oleh para perwira TNI? Semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu.
-
Siapa yang mengeroyok Sersan Heru Santosa? Dalam keributan itu, Sersan Heru Santosa dikeroyok Dicky dan teman-temannya dan ditusuk menggunakan sebilah belati.
-
Siapa prajurit Kopassus yang gugur di Timor Timur? Masjid ini dinamai Suparlan, salah satu prajurit legendaris korps baret merah. Suparlan gugur saat bertempur di Timor Timur tahun 1983.
Selain itu, menurut Luhut, saat ini kondisi di Sulawesi Tengah sangat kondusif usai Santoso tewas. Pihaknya juga menyakinkan masyarakat agar tak terlalu khawatir dengan adanya kelompok Santoso.
"Tapi sekarang kita sedang melakukan operasi teritorial itu memberi tahu dan menyakinkan masyarakat bahwa situasinya berada di kontrol pemerintah. Ini sangat penting," kata dia.
Dia menambahkan, Satgas Tinombala terus memburu sisa kelompok Santoso yang berjumlah 19 orang. Namun kelompok tersebut sudah tak memiliki kemampuan karena Santoso tewas dan dalam kondisi terkepung.
"Saya kira tentu makin sulit karena tekanan dari operasi yang dilakukan TNI-Polri cukup efektif," jelas dia.
Tiga orang yang melarikan diri dalam baku tembak yang menewaskan Santoso dan Mukhtar Senin (18/7) lalu. Tiga orang tersebut diketahui bernama Basri dan dua lainnya adalah istri Santoso bernama Jumiatun Muslimayatun, berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Seorang wanita lagi, istri Basri bernama Nurmi Usman yang juga berasal dari Nusa Tenggara Barat.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam kejadian itu telah menewaskan satu keluarga wartawan Tribrata TV
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan terkait dua tersangka yang tewas adalah teroris di Lampung, pada 12 April 2023.
Baca SelengkapnyaKepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Hariyanto mengatakan 48 orang masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaDalam pertempuran jarak dekat itu, Presiden Fretilin Nicolao Lobato tewas tertembak oleh Sersan Satu Jacobus Maradebo, seorang prajurit asal Timor Timur.
Baca SelengkapnyaTim Alfa 29, pasukan pencabut nyawa pemimpin kelompok teroris MIT bernama Santoso dalam Operasi Tinombala.
Baca SelengkapnyaDiduga rombongan pengantar jenazah tersebut menyerang rumah seorang anggota TNI akibat tersinggung setelah ditegur karena menggeber knalpot.
Baca SelengkapnyaTim SAR hanya menemukan 7 dari 10 korban longsor tersebut
Baca SelengkapnyaRamadhan menyampaikan penyidik tidak akan memeriksa Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya karena tak ada kaitannya.
Baca Selengkapnya