Luncurkan Desa Digital, Ridwan Kamil Ingin Cegah Warga Desa Hijrah ke Kota
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan Desa Digital di Desa Puntang Kecamatan Losarang, Indramayu, Senin (10/12). Ini adalah program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan informasi.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan desa digital akan dikembangkan ke 5.300 desa seluruh Jabar. Nantinya seluruh pelayanan publik di desa akan di digitalisasi, terkoneksi dengan jaringan nirkabel, memiliki command center, akun media sosial untuk promosi dan berita, sistem e-commerce serta memiliki aplikasi yang sesuai dengan karakter dan potensi ekonomi di tiap desa.
"Kita memulai visi digital inklusif untuk mengurangi ketimpangan dengan memulai program desa digital yang ekonomi utamanya di bidang perikanan untuk desa Puntang ini," ungkapnya.
-
Di mana program Digitalisasi Kelurahan diluncurkan? Di antaranya dengan meluncurkan program Digitalisasi Kelurahan di Kantor Kecamatan Banyuwangi, Jumat (18/8).
-
Apa tujuan Banyuwangi meluncurkan program Digitalisasi Kelurahan? Peluncuran tersebut, menurut Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, sebagai upaya mewujudkan peningkatan layanan publik dan penguatan data.
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Bagaimana cara Bupati Ipuk menggali potensi di desa? Di setiap program Bunga Desa, Ipuk getol menggali berbagai potensi di desa tersebut untuk didukung dan dikembangkan.
-
Apa yang diberikan Kominfo untuk Desa Ilan Batu Uru? Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menghadirkan akses internet tersebut berupa jaringan WiFi gratis yang disediakan di tempat-tempat layanan publik.
-
Bagaimana Desa Janti memberdayakan warganya? Menyandang gelar Desa BRILian BRI, Janti mampu mengembangkan potensi wisata seperti pemancingan, UMKM kuliner tradisional sampai waterpark yang sepenuhnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes di sana.
Desa Puntang memiliki potensi perikanan yang besar khususnya lele dengan total luas area kolam 22000 hektar atau 25000 kolam. Namun memiliki kendala pada proses budidaya, teknologi yang kurang memadai, proses pasca panen belum optimal dan akses pasar yang sulit.
Untuk itu, melalui aplikasi e-Fishery sebagai bagian dari program ini, metode pemberian pakan lele diatur waktu dan jumlahnya secara ilmiah di handphone para peternak. Sebanyak 225 peternak lele di desa tersebut pun diberikan bantuan berupa smartphone..
Sehingga terjadi efisiensi pakan dan jumlah panen yang biasanya hanya 3-4 kali pertahun bisa menjadi 6 kali. Dampaknya perekonomian warga akan meningkat karena diprediksi perputaran penjualan lele pertahun di Indramayu dari Rp 1 Triliun akan meningkat 2 kali lipat.
Dalam pelaksanaan program ini, Pemprov Jabar menggandeng berbagai pihak seperti kerjasama dengan PT Telkomsel untuk penyediaan infrastruktur dan jaringan, aplikasi dari e-Fishery, PT Japfa untuk penyediaan pakan, Bank BJB untuk bantuan modal serta Telkom University yang akan memberikan pelatihan kepada warga.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, bila program ini telah diterapkan di seluruh Jabar maka perekonomian akan meningkat pesat dan warga desa tidak perlu lagi hijrah ke kota.
"Karena kami akan turun membantu infrastruktur yang namanya peradaban digital. Masyarakat desa sudah harus melek teknologi dan ini adalah solusi meningkatkan perekonomian masyarakat desa," ucap Emil.
Dalam kesempatan itu, diresmikan pula penggunaan saung teknologi perikanan yang berfungsi sebagai etalase budidaya lele, learning center dan peningkatan nilai produk.
Wakil Bupati Indramayu, Supendi, yang juga turut hadir menuturkan, program desa digital yang salah satunya diterapkan pada digitalisasi perikanan adalah terobosan untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat. Di Indramayu terdapat tiga sentra petambak lele yaitu di kecamatan Losarang, Kandanghaur dan Sindang. Produksi lele di Indramayu tahun 2018 ini mencapai 78 ribu ton lebih dan nilainya mencapai 1 Triliun lebih atau sepertiga dari jumlah APBD Indramayu.
"Dari APBD kita sebesar Rp 3,1 Triliun tentu tidak semuanya bisa menyentuh dan memberdayakan masyarakat yang bergerak di bidang peternakan ikan," ujar Supendi.
"Dengan desa digital ini kami harap peternakan ikan akan makin bergairah di masyarakat dan memberikan motivasi lagi bagi masyarakat lain," tambahnya.
Sementara itu, CEO e-Fishery, Gibran, mengatakan, teknologi hadir bukan hanya memberikan layanan tapi juga memberikan lompatan dan akselerasi terhadap perilaku. Jadi peternak yang awalnya tidak mendapatkan fasilitas yang biasa dirasakan masyarakat kota saat teknologi ini relevan ada disekitar mereka maka akan menjadi bagian dari kesehariannya.
"Jadi desa digital adalah salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan dengan menyediakan teknologi tepat guna bagi pembudidaya ikan," tutur Gibran.
Vice President Corporate Planning Telkomsel Andi Kristianto mengatakan peluncuran Kampung Perikanan Digital di Indramayu menjadi bukti keseriusan Telkomsel dalam mengembangkan Internet of Things (IoT) untuk mewujudkan Digital Innovation Village di Indonesia. Pengembangan ekosistem IoT ini melalui penerapan teknologi NB-IoT (Narrowband Internet of Things).
"Teknologi NB-IoT memanfaatkan mesin automatic fish feeder di kolam-kolam ikan untuk meningkatkan efisiensi pakan serta mempercepat siklus panen ikan. IoT menjadi salah satu elemen penting untuk mendukung roadmap pemerintah Indonesia "Making Indonesia 4.0," kata Andi.
Andi mengatakan, kolaborasi bersama dengan stakeholder lainnya dalam pengembangan kampung perikanan digital di Indramayu bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi budidaya ikan lele melalui penerapan NB-IoT. Kampung digital, lanjut dia, sejalan dengan visi Telkomsel dalam menerapkan perkembangan teknologi terkini agar bisa memberikan manfaat.
"Dengan adanya penerapan teknologi NB-IoT dalam mesin automatic fish feeder akan menghasilkan simplifikasi proses pemberian makan ikan di kolam yang luas sekalipun. Teknologi ini dapat mengatur pemberian pakan otomatis, sehingga memudahkan petani untuk memantau dan menjadwalkan pemberian pakan menggunakan aplikasi smartphone. Selain itu juga akan membantu petani meningkatkan efisiensi pakan serta mempercepat siklus panen ikan," tutur Andi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahmad Luthfi mengatakan, digitalisasi desa sebagai solusi untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan serta mendukung ekonomi dan literasi digital digital.
Baca SelengkapnyaMendagri menegaskan, penguatan desa perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya urbanisasi.
Baca SelengkapnyaUntuk itu, Pemprov Jateng akan memasang jaringan internet demi meningkatkan kesejahteraan warga.ernet
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani diundang memaparkan tentang progres program Smart Kampung, sistem digitalisasi di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaInaugurasi Desa BRILiaN Batch 1 2024, BRI Beri Apresiasi Bagi 40 Desa Terpilih
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi berinovasi untuk memperkuat penguatan pemerintahan berbasis digital.
Baca SelengkapnyaAndika memaparkan salah satu faktor utama penyebab kesenjangan ekonomi di Jawa Tengah adalah terbatasnya koneksi internet.
Baca SelengkapnyaPemerintah juga telah menganggarkan dana desa hingga Rp70 Triliun pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaASEAN Smart City Network (ASCN), dihadiri delegasi 10 negara anggota ASEAN, di Luang Prabang, Laos.
Baca SelengkapnyaSecara umum program Desa BRILiaN 2024 dibagi menjadi 3 batch dan dilaksanakan pada April-November 2024.
Baca SelengkapnyaProgram ini disebut bisa mengentaskan kemiskinan dan menurunkan angka stunting
Baca SelengkapnyaMenparekraf menekankan bahwa UMKM harus berada di garis depan
Baca Selengkapnya