Mabes Polri sebut momen Pilkada pintu masuk terjadi persekusi
Merdeka.com - Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipid Siber) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Fadil Imran menyebut media sosial memiliki manfaat sangat besar di Indonesia. Sayangnya, hal itu malah diselewengkan dengan hal-hal berunsur negatif.
"Media sosial di kita ini memiliki pengaruh besar. Jadi sebenarnya kehadiran media sosial ini bermanfaat bagi kita. Namun seiring dengan perkembangan di Indonesia saat ini, media sosial banyak digunakan untuk hal- hal yang negatif, disintegrasi. Kasus-kasus yang berawal dari provokasi di medsos," ujar Fadil di PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (17/10).
Selain itu, dirinya menyebut, salah satu unsur yang dianggap negatif itu seperti adanya persekusi. Dirinya mencatat ada sebanyak 47 kasus persekusi yang berawal dari media sosial. "Ada catatan sebanyak 47 kasus persekusi. Ini antara lain dampak media sosial," sebutnya.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Kenapa media sosial sering digunakan untuk mengadukan masalah dengan polisi? Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan
-
Apa yang bisa menyebabkan stres akibat media sosial? Pencapaian, prestasi, kekayaan atau hal-hal glamor lainnya yang kamu lihat di media sosial bisa jadi hal sensitif yang membuatmu membandingkan diri. Nggak jarang hal ini bikin minder.
-
Apa yang bikin stres karena media sosial? Meskipun media sosial memiliki manfaatnya, kebiasaan yang tidak sehat dalam penggunaannya dapat menyebabkan perasaan terputus, kesepian, dan stres.
-
Apa dampak buruk terlalu banyak bermain media sosial terhadap kehidupan seksual? Ya, itu memang menjadi akar dari berbagai masalah. Terutama karena melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna dan terkurasi bisa membuat kita merasa tidak cukup, kurang menarik, dan cenderung mengalami stres. Semua perasaan ini dapat mengurangi keinginan kita untuk berhubungan intim.
-
Kenapa media sosial bisa menjadi beban bagi orang yang sensitif? Maraknya konten yang berbau negatif di media sosial bisa menjadi beban pikiran bagi seseorang yang sensitif terhadap hal tersebut.
Salah satu contoh persekusi, lanjut Fadil, ialah pada saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Di situ ada beberapa orang yang telah menjadi korban persekusi dari sekolompok orang.
"Dalam proses Pilkada DKI kita mengenal adanya persekusi. Orang-orang yang dianggap melanggar hak orang lain diperksekusikan dan lalu kemudian dilakukan tindakan-tindakan tidak mengenakan," ujarnya.
Dia pun mengungkapkan, jika pada awal tahun 2017 kasus persekusi menjadi sorotan yang lebih dari pihaknya. Karena kasus tersebut dianggap sudah melebihi dari tahun-tahun sebelumnya.
"Fenomena persekusi pada saat akhir tahun kemarin dan awal tahun ini luar biasa," tandasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 21 dugaan tindak pidana Pemilu di seluruh Indonesia dilimpahkan ke Polri. Kasus itu merupakan bagian dari 114 laporan yang diterima Bawaslu.
Baca SelengkapnyaHal ini juga berpotensi membuat masyarakat menghakimi orang-orang atau yang belum tentu bersalah.
Baca SelengkapnyaKepala desa biasanya memiliki hubungan dengan petahana sehingga dapat mendobrak atau mengurangi suara politisi tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaKemenko Polhukam melakukan pemetaan untuk mengantisipasi terjadinya konflik sosial tersebut.
Baca SelengkapnyaDewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengungkap potensi kerawanan konflik di daerah yang menggelar Pilkada serentak 2024.
Baca Selengkapnya40 berkas dinyatakan pelanggaran dan 4 bukan pelanggaran pidana pemilu.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaFenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaKerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.
Baca Selengkapnya