Mabuk, mahasiswa Papua di DIY ngamuk & kabur dari kantor polisi
Merdeka.com - Jajaran Polsekta Gondokusuman mengamankan Egidius Tigar (28) mahasiswa warga Fakfak Papua yang mengamuk lantaran terpengaruh minuman keras, Rabu (15/10) kemarin. Dalam kondisi mabuk berat, pemuda ini menghantam teman satu asrama dengan menggunakan batu.
Tak hanya itu, saat diamankan petugas Egidius Tigar sempat kabur dari kantor Polisi dan masuk rumah makan mengambil pisau. Kapolsekta Gondokusuman, Kompol Eddy Sugiharto mengungkapkan, sebelumnya petugas piket menerima laporan dari penghuni Asrama Papua jika ada salah satu teman mereka yang mengamuk.
Ketua asrama dan penghuni lainnya sudah kewalahan menanganinya, bahkan dia juga sempat memukul temannya sendiri di tempat itu dengan menggunakan batu hingga terluka.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Siapa yang mengintimidasi Rektor Unika? Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto mengaku diminta oknum kepolisian membuat video testimoni tentang pemilu damai dan menyampaikan keberhasilan kinerja presiden Joko Widodo selama 9 tahun memerintah.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
"Mendapati laporan tersebut anggota segera menuju Asrama Papua. Namun saat itu yang bersangkutan telah pergi," ungkap Eddy Sugiharto di Mapolsekta Gondokusuman yang dikutip dari situs humas Polda DIY, Kamis (16/10).
Saat dicari petugas, ternyata Egidius sudah berada di kawasan Kampung Gendeng, Baciro tepatnya di belakang Gereja Kristus Raja. Untuk menghindari hal yang tak diinginkan akhirnya petugas membawanya ke Mapolsekta Gondokusuman.
Saat di kantor Polisi, kondisi Edigius sudah mulai sadar dan dia mengatakan ingin pulang kembali ke asrama. Namun saat petugas hendak mengantarkannya, dia malah lari dan memasuki sebuah rumah makan yang berada tak jauh dari Mapolsekta kemudian mengambil empat bilah pisau.
Setelah dicari-cari petugas, akhirnya Edigius berhasil ditemukan di sekitar asrama. Karena takut mengamuk kembali, rekan-rekan asrama meminta Polisi untuk mengamankan Edigius hingga kondisinya benar-benar sadar.
"Saat ini yang bersangkutan masih kami amankan beserta barang bukti. Anggota masih melakukan koordinasi dengan tokoh pemuda Papua dan warga masyarakat sekitar," jelasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaAksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca SelengkapnyaBuyamin Yapid, orang tua wali salah satu mahasiswa mengecam keputusan deportasi terhadap anaknya dan dua mahasiswa.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaSaat ini situasi di Distrik Bomakia kembali aman dan kondusif masyarakat kembali aktivitas seperti biasanya.
Baca Selengkapnya