Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mahasiswa Banten desak DPRD segera makzulkan Ratu Atut

Mahasiswa Banten desak DPRD segera makzulkan Ratu Atut Ratu Atut Chosiyah. ©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Desakan agar Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengundurkan diri dari jabatannya terus menggelinding. Setelah salah seorang anggota DPRD Banten menggulirkan wacana penggunaan hak angket untuk memakzulkan Atut, kini giliran mahasiswa Banten yang juga mendesak Atut dinonaktifkan.

Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Untirta Movement Comunity (UMC) melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD banten di Jalan Syeh Nawawi, Kota Serang, Banten, Jumat (3/1). Mereka mendesak DPRD Banten segera menonaktifkan Ratut Atut yang kini mendekam di Rutan Pondok Bambu.

Ratu Atut kini memang ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dua dugaan kasus, yakni suap sengketa Pilkada Kabupaten Lebak di Mahkamah Konstitusi (MK) dan kasus korupsi proyek pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) di Banten dan Tangerang.

Puluhan mahasiswa yang berdemonstrasi itu membentangkan sepanduk di depan gerbang masuk gedung DPRD. Spanduk itu berisi tanda tangan yang telah dihimpun sebagai bentuk dukungan dari masyarakat Kota Serang kepada DPRD agar segera menonaktifkan Atut dari kursi gubernur.

"Kita menuntut agar DPRD Banten segera memakzulkan Ratu Atut sebagai gubernur," ujar Sayuqi, salah satu mahasiswa di sela aksi demonstrasi tadi.

Mahasiswa juga mengecam keras sikap sejumlah fraksi yang menolak menonaktifkan Ratu Atut dari jabatannya melalui hak angket. Mahasiswa menganggap penolakan tersebut merupakan bukti, masih banyak anggota DPRD Banten menjadi antek politik Dinasti Atut.

"Mereka itu kan dipilih sama rakyat, bukan semata-mata wakil parpol. Jangan ada orang ga tau diri gitu lah. Tunjukan kalo mereka legislatif, bukan legislatut. Sampai hari ini, mahasiswa masih meyakini kalo banyak orang di DPRD itu antek atut, kroni politiknya dinasti," ujar Kahfi Nusantara, mahasiswa lainnya.

Sebelumnya, tidak semua fraksi di DPRD Banten menyetujui pemakzulan Atut. Misalnya PKS, yang dengan tegas menolak adanya upaya hak angket untuk memakzulkan gubernur. Alasannya, pengguliran hak angket hanya sebuah kepentingan partai tertentu untuk mengincar kursi Gubernur.

"Ini adalah jebakan Batman. Kita tidak ingin terjebak itu," kata Ketua DPW PKS Banten Irfan Maulidi.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mahasiswa di Bali Tuntut Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Mundur
Mahasiswa di Bali Tuntut Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Mundur

Mahasiswa di Bali Tuntut Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Mundur

Baca Selengkapnya
Aksi Mahasiswa Tolak Revisi UU Pilkada di Garut Berujung Ricuh
Aksi Mahasiswa Tolak Revisi UU Pilkada di Garut Berujung Ricuh

Aksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Lautan Mahasiswa Geruduk Gedung DPRD Jatim Kawal Putusan MK, Situasi Sempat Memanas
FOTO: Lautan Mahasiswa Geruduk Gedung DPRD Jatim Kawal Putusan MK, Situasi Sempat Memanas

Meski revisi UU Pilkada dibatalkan, ribuan mahasiswa di Surabaya tetap berunjuk rasa mengawal putusan MK hingga ditetapkan sebagai PKPU.

Baca Selengkapnya
Demo Mahasiswa Tolak UU Pilkada Berlanjut di Jatim, Ricuh Usai Massa Kepung Gedung DPRD
Demo Mahasiswa Tolak UU Pilkada Berlanjut di Jatim, Ricuh Usai Massa Kepung Gedung DPRD

Demonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.

Baca Selengkapnya
Ditemui Arteria Dahlan-Masinton, Mahasiswa Bersikeras Ingin Bertemu Pihak Berwenang Batalkan RUU Pilkada
Ditemui Arteria Dahlan-Masinton, Mahasiswa Bersikeras Ingin Bertemu Pihak Berwenang Batalkan RUU Pilkada

Politikus PDIP Arteria Dahlan dan Masinton Pasaribu keluar Gedung DPR untuk menemui demonstran.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aliansi Mahasiswa Provinsi Banten Gelar Aksi Mimbar Rakyat untuk Selamatkan Demokrasi  dari Politik Dinasti
FOTO: Aliansi Mahasiswa Provinsi Banten Gelar Aksi Mimbar Rakyat untuk Selamatkan Demokrasi dari Politik Dinasti

Aliansi Mahasiswa Provinsi Banten (AMPB) menggelar mimbar rakyat di kampus Universitas Yuppentek Indonesia, Tangerang, Banten, Kamis (21/12/2023).

Baca Selengkapnya
Kejati Banten Diminta Netral dan Tegas Tangani Kasus Pilkada
Kejati Banten Diminta Netral dan Tegas Tangani Kasus Pilkada

Mereka menuntut Kejati Banten bertindak netral dan tegas dalam menegakkan hukum di Provinsi Banten, terutama terkait pelaksanaan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Geruduk Gedung Rektorat Minta Rektor Universitas Pancasila Dicopot Terkait
Mahasiswa Geruduk Gedung Rektorat Minta Rektor Universitas Pancasila Dicopot Terkait

Di depan Gedung Rektorat Universitas Pancasila, salah satu koordinator aksi Dio Marcelino menyampaikan orasinya.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Gelar Aksi Serukan Netralitas ASN dan TNI-Polri di Pilkada Banten 2024
Mahasiswa Gelar Aksi Serukan Netralitas ASN dan TNI-Polri di Pilkada Banten 2024

Para mahasiswa di Banten kembali menyerukan netralitas aparatur sipil negara (ASN) dan TNI-Polri di Pilkada Banten.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas Masinton PDIP Suarakan Presiden Jokowi Turun & DPR Bubar Jika Rakyat Tak Didengar
VIDEO: Tegas Masinton PDIP Suarakan Presiden Jokowi Turun & DPR Bubar Jika Rakyat Tak Didengar

Masinton Pasaribu menemui para demonstran dalam aksi kawal putusan Mahkamah Konstitusi

Baca Selengkapnya
Refleksi HUT ke-24 Provinsi Banten, HMI Cabang Serang Ajak Masyarakat Tolak Politik Dinasti
Refleksi HUT ke-24 Provinsi Banten, HMI Cabang Serang Ajak Masyarakat Tolak Politik Dinasti

Aksi ini bertujuan untuk mengevaluasi perjalanan Banten sebagai provinsi yang bertagline Iman-Taqwa serta mengangkat berbagai masalah

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Mahasiswa Demo Tuntut Pemakzulan Jokowi di Depan Istana, Poster Prabowo-Gibran Dibakar
FOTO: Aksi Mahasiswa Demo Tuntut Pemakzulan Jokowi di Depan Istana, Poster Prabowo-Gibran Dibakar

Tuntutan pemakzulan Jokowi itu dilakukan karena orang nomor satu di Indonesia itu dianggap telah melemahkan demokrasi.

Baca Selengkapnya