Mahasiswa di Malang temukan alat pendeteksi pestisida di sayuran
Merdeka.com - Pestisida menjadi salah satu solusi utama bagi petani Indonesia dalam proses produksi hasil pertanian, termasuk sayur-sayuran. Penggunaan pestisida dianggap menjadi jalan keluar utama, menghadapi serangan hama dan peningkatan hasil produksi.
Tetapi tidak disadari, bahwa pestisida atau bahan kimia masih melekat pada sayuran. Bahan–bahan kimia yang semula dimaksudkan sebagai penangkal hama, secara tidak sadar ikut terkonsumsi.
Apalagi penggunaan pestisida oleh petani, tanpa mengikuti ketentuan dan seringkali lebih dari ambang batas. Dosis yang digunakan tidak mengikuti petunjuk yang sudah ditentukan.
-
Kenapa motor listrik karya mahasiswa UGM dikembangkan? Melalui motor listrik ini, Tim Gasbadra UGM berupaya mengurangi emisi gas buang dari kendaraan berbahan bakar minyak dengan membuat motor listrik.
-
Siapa yang membuat motor listrik karya mahasiswa UGM? Mereka tergabung ke dalam Tim Gasbadra UGM. Satu tim terdiri dari 12 orang. Engineer Tim Gasbadra UGM, Dhamar Gumilang P, mengatakan bahwa pengembangan motor listrik ini dilakukan sejak tahun 2022 dan dilakukan di bawah bimbingan dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika UGM dan didukung oleh PLN.
-
Bagaimana cara motor listrik mahasiswa UGM bekerja? Motor listrik itu memiliki beberapa kecanggihan antara lain battery pack yang sudah dilengkapi battery management system dengan fitur over current, over voltage, dan short circuit protection sebagai fitur keamanan dan safety battery.
-
Siapa yang mengembangkan alat ini? 'Kami bekerja selama bertahun-tahun dalam bidang fisika di balik proses desalinasi, namun mewujudkan semua kemajuan tersebut, membangun sistem, dan mendemonstrasikannya di laut…adalah pengalaman yang sangat berarti dan bermanfaat bagi saya,' kata penulis senior Jongyoon Han, seorang profesor teknik elektro dan ilmu komputer dan teknik biologi, dan anggota Laboratorium Penelitian Elektronika (RLE).
-
Kapan motor listrik karya mahasiswa UGM dibuat? Engineer Tim Gasbadra UGM, Dhamar Gumilang P, mengatakan bahwa pengembangan motor listrik ini dilakukan sejak tahun 2022 dan dilakukan di bawah bimbingan dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika UGM dan didukung oleh PLN.
-
Siapa yang menciptakan alat ini? Alat penyiksaan banteng perunggu tersebut dibuat oleh pematung yang dipekerjakan Phalaris, yaitu Perilaus.
"Konsumsi sayuran yang tercemar pestisida secara terus menerus dapat berdampak buruk pada kesehatan konsumen," kata Muhammad Ainul Yaqin, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Jumat (27/5).
Secara ekstreem, akibat mengonsumsi sayuran berpestisida dapat menyebabkan permasalahan neurologis, seperti kecemasan, hilangnya memori hingga meningkatnya potensi terjangkit penyakit Alzheimer.
"Sayangnya juga, masih belum ada cara mudah untuk mengetahui adanya kandungan pestisida yang tertinggal pada sayuran. Kalaupun ada tidak murah," katanya.
Karena itu, Yaqin bersama Ratyawisnu Fahmiaji Winarto dan Velarida Esa Sakti mengembangkan alat deteksi pestisida. Mereka menemukan alat berbentuk kertas yang diberi nama Rapde (Rapid Pesticide Biosensor).
Rapde sendiri dibuat dengan memanfaatkan enzim khusus yang bisa bereaksi saat terkontaminasi pestisida. Indikatornya berupa perubahan warna, sebagai sebuah reaksi.
"Alat tersebut memanfaatkan enzim yang bernama asetilkolinesterase yang bisa dihasilkan oleh belut listrik. Enzim ini bisa mendegradasi asetilkolin, neurotransmitter pada otak menjadi kolin," katanya.
Kolin yang selanjutnya akan merubah senyawa pewarna dalam biosensor menjadi kuning. Dengan adanya pestisida, maka reaksi degradasi tadi bisa dihambat dan menyebabkan tidak terjadinya perubahan warna. Hal inilah yang selanjutnya menjadi dasar penentuan ada tidaknya pestisida pada sampel atau sayuran.
Teknologi ini, katanya masih butuh pengembangan, namun membuka peluang untuk munculnya pendeteksi pestisida yang cepat, murah dan mudah digunakan.
Rapde diharapkan bisa menggantikan metode deteksi yang sebelumnya ada, seperti kromatografi yang membutuhkan banyak alat, biaya dan ketrampilan khusus. Rancangan yang dibuat kecil dan mudah dioperasikan, alat ini diharapkan bisa digunakan siapa saja dengan biaya yang murah.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Temuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaMahasiswa UNY membuat inovasi pagar listrik yang bisa mencegah monyet masuk ke pekarangan warga. Apakah aman?
Baca SelengkapnyaEco Enzyme itu punya banyak nilai manfaat nilai manfaat seperti digunakan untuk disinfektan, sabun mandi, pembersih rumah, dan cairan pestisida.
Baca SelengkapnyaAmorpho Coagulation Tech berhasil lolos Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dari Kementerian Pendidikan Kebudayan dan Pendidikan Tinggi pada 2023.
Baca SelengkapnyaCairan ini efektif untuk mengusir nyamuk penyebab demam berdarah.
Baca SelengkapnyaPeluncuran teknologi ini merupakan langkah inovatif dalam mewujudkan penerapan pertanian modern, cerdas, dan berkelanjutan
Baca SelengkapnyaMahasiswa ITS ini punya kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan
Baca SelengkapnyaKementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait pengujian alat mesin pertanian (Alsintan).
Baca SelengkapnyaBerikut penemuan-penemuan unik yang disebut bisa selamatkan dunia.
Baca SelengkapnyaPara petani bawang merah di Banyuwangi memasang lampu LED di sawahnya. Kini, cuannya melimpah.
Baca SelengkapnyaOptimisme dalam kemajuan sektor pertanian semakin diperkuat dengan kehadiran Laboratorium Kultur Jaringan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kaltim
Baca SelengkapnyaAjang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024
Baca Selengkapnya