Mahasiswa Kedokteran Diperbantukan Sebagai Vaksinator Harus Diberi Pelatihan
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Husein Habsyi menyambut positif rencana pemerintah melatih ratusan ribu bidan dan mahasiswa kedokteran sebagai vaksinator. Mengingat vaksinasi sebagai program besar yang membutuhkan dukungan SDM.
"Kalau mengandalkan tenaga-tenaga yang ada saat ini pasti kurang. (Vaksinasi) perlu proses. Tidak sekedar suntik. Ada asesmen, ada pendataan, pengukuran kondisi tubuh. Perlu banyak sekali orang. Satu pos vaksinasi saja perlu beberapa orang. Sedangkan ini seluruh daerah," ujar dia kepada Merdeka.com, Minggu (18/7).
Husein menyampaikan sejumlah catatan. Salah satunya, pemerintah perlu memperhatikan aturan yang berlaku dalam organisasi profesi. Sebab tenaga kesehatan harus berpegang teguh pada kode etik.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana Kemnaker bantu mahasiswa dapatkan kompetensi? Menaker mengatakan, kolaborasi dapat dilakukan, misalnya, melalui berbagai pelatihan yang difasilitasi negara, sehingga mahasiswa memiliki kompetensi.
-
Siapa yang mendapat pelatihan Kemnaker? Pelatihan ini menargetkan 500 orang warga lokal dan dilaksanakan secara bergelombang selama 5 bulan.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Siapa yang perlu divaksinasi MMR? Pemberian vaksin MMR sangat penting tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga bagi orang dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap atau memiliki kekebalan rendah terhadap penyakit ini.
"Tentu harus memperhatikan regulasi-regulasi di organisasi profesi masing-masing. Karena ada kode etiknya juga setiap organisasi profesi," ungkapnya.
Dia berharap agar organisasi-organisasi profesi mempertimbangkan situasi darurat seperti saat ini. Sehingga bisa mendukung program pemerintah. "Dipermudahkan prosesnya agar mereka bisa," lanjut dia.
Dia meminta agar mahasiswa yang akan dilibatkan sebagai vaksinator juga diberikan pelatihan khusus oleh Kementerian Kesehatan. Agar mereka benar-benar memahami tugas serta mampu melaksanakan vaksinasi dengan baik.
"Kalau tanpa pelatihan dikhawatirkan hanya sekedar seremonial administrasi sebuah kegiatan saja. Ini bukan acara seremonial. Ini kegiatan ada evidence base, scientific. Harus ada ukuran-ukuran keberhasilan dan ini menyangkut tubuh dan kehidupan manusia. Tidak main-main," ucap Husein.
Sebelumnya, Pemerintah akan melatih ratusan ribu bidan dan mahasiswa kedokteran sebagai vaksinator. Langkah itu dilakukan untuk mengejar target 70 juta orang telah divaksin pada September mendatang.
"Untuk mencapai 70 juta tervaksin September ini, pemerintah akan melatih ratusan ribu bidan dan mahasiswa kedokteran sebagai vaksinator," kata Menko Polhukam Mahfud MD dalam akun twitternya, Sabtu (17/7).
Pencapaian target itu tidak mudah, karena dalam proses vaksinasi satu orang tidak cukup 5 menit. Kesehatan penerima vaksin juga harus dicek lebih dulu agar bisa menjalani vaksinasi.
"Tapi itu tak mudah. Menyuntikkan vaksin itu tak cukup 5 menit per orang. Yang akan divaksin harus dicek dulu tensi dan kimia darahnya agar agar bisa menerima vaksin," ungkapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelatihan yang diberikan oleh Biofarma maupun Unpad di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini bertujuan memberikan keterampilan dan keahlian mahasiswa guna mendorong terciptanya tenaga kerja yang profesional dan berdedikasi.
Baca SelengkapnyaTenaga medis diharapkan mampu memanfaatkan teknologi untuk memberikan layanan kesehatan secara profesional untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaKegiatan imunisasi bagi siswa SD ini ditujukan untuk memperpanjang antibodi atau kekebalan, terutama terhadap penyakit difteri, tetanus, campak, dan rubella.
Baca SelengkapnyaSecara nasional, belum sebagian besar perguruan tinggi yang ada melakukan sertifikasi kompetensi terhadap lulusannya.
Baca SelengkapnyaProgram ini merupakan program pembekalan bagi tenaga pengajar yang dirancang untuk memperkaya perspektif industri dalam dunia pendidikan.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaSsaat ini dunia ketenagakerjaan berada pada era persaingan global di mana kompetisi antarnegara terjadi sangat keras.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui BUMN bersama MSD sepakat tingkatkan edukasi tentang HPV.
Baca Selengkapnya"Lebih baik mencegah daripada mengobati", adalah semboyan yang tepat untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif di masa depan.
Baca SelengkapnyaAdapun ruang lingkup kerja sama tersebut meliputi dukungan tenaga ahli kesehatan di Klinik Kimia Farma.
Baca Selengkapnya"Untuk melakukan rekrutmen dokter asing ini jelas, ketat, dan tegas. Enggak bisa semena-mena," kata Irma
Baca Selengkapnya